5 Tanda-Tanda Infertilitas pada Perempuan yang Tidak Boleh Diabaikan
Jika Mama mengalami salah satu tanda ini, segera konsultasikan dengan dokter
4 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika pasangan suami istri yang berumur di bawah usia 35 tahun sudah menikah selama satu tahun dan belum dikaruniai keturunan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan memeriksa apakah ada masalah kesehatan atau bahkan infertilas.
Namun, tanpa perlu menunggu sampai setahun, Kamu sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter bila mengalami gejala infertilitas.
Dokter akan melakukan perawatan agar Kamu dapat hamil lebih cepat. Selain itu juga, dapat membantu menemukan masalah serius lainnya dengan lebih cepat.
Kabar baiknya adalah bahwa sebagian besar kondisi ini dapat diobati dengan obat atau operasi sehingga kehamilan akhirnya dapat terjadi.
Apa saja lima tanda-tanda infertilitas yang tidak boleh Kamu abaikan? Yuk, simak ulasan Popmama.com berikut ini.
1. Menstruasi berhenti
Setelah menghentikan penggunaan alat kontrasepsi, tubuh biasanya membutuhkan waktu beberapa bulan untuk kembali normal. Tetapi jika Kamu tidak mendapatkan menstruasi setelah tiga bulan, berkonsultasilah dengan dokter.
Menurut Dr. Dr. Lorna Marshall, seorang ahli endokrinologi reproduksi di Pacific NW Fertility di Seattle, tidak terjadinya menstruasi menunjukkan bahwa seorang wanita tidak mengalami ovulasi. Dan ini menyebabkan ia memiliki sedikit peluang untuk hamil tanpa bantuan. Jika hal ini diketahui sejak awal, maka bisa dilakukan intervensi dengan obat-obatan untuk merangsang ovulasi.
Biasanya yang akan dilakukan dokter adalah memberikan obat harian untuk merangsang ovulasi. Jika tidak berhasil, langkah selanjutnya adalah obat suntik, inseminasi intrauterin (IUI), dan fertilisasi in-vitro (IVF).
Editors' Pick
2. Menstruasi tidak teratur
Jika siklus menstruasi kamu tidak teratur, Kamu mungkin tidak pernah tahu kapan atau apakah Kamu akan berovulasi.
Dr. Sheeva Talebian, seorang ahli endokrinologi reproduksi di Reproductive Medicine Associates of New York menuturkan bahwa siklus yang datang secara sporadis mengindikasikan adanya gangguan mendasar yang berhubungan dengan ovulasi. Sehingga ini dapat membuat usaha konsepsi menjadi sangat menantang.
Alasannya hampir sama dengan menstruasi terhenti: sindrom ovarium polikistik (PCOS), gangguan tiroid, dan amenore hipotalamus, di mana sinyal pengiriman hormon otak tidak aktif.
Menstruasi yang tidak teratur juga bisa menjadi tanda berkurangnya cadangan ovarium yang disebabkan oleh endometriosis atau kegagalan ovarium dini.
3. Perdarahan di antara periode menstruasi
Secara umum, seorang wanita seharusnya hanya mengalami perdarahan saat menstruasi. Tidak di luar waktu menstruasi.
Perdarahan di antara siklus atau setelah hubungan intim dapat menunjukkan adanya polip atau fibroid rahim, atau lesi serviks.
Selain masalah hamil, Kamu sebaiknya memeriksakan hal ini ke dokter untuk berjaga-jaga jika terjadi hal yang lebih serius, seperti kanker, meskipun ini jarang terjadi.
4. Menstruasi sangat berat
Jika Kamu menggunakan lebih dari satu pembalut atau tampon selama 1 jam, mengeluarkan gumpalan darah lebih besar dari ukuran koin atau menstruasi selama lebih dari tujuh hari dengan kondisi menstruasi yang luar biasa berat.
"Ini bisa menjadi tanda fibroid rahim," kata Dr. Marcy F. Maguire, seorang ahli endokrinologi reproduksi di Reproductive Medicine Associates of New Jersey. Fibroid rahim adalah pertumbuhan massa yang bersifat non-kanker di dalam atau di luar rahim. Menstruasi berat juga dikaitkan dengan gangguan perdarahan tertentu atau kelainan endokrin.
Fibroid dapat menyusut atau diangkat jika menghambat kehamilan, dan kelainan darah dapat ditangani dengan obat-obatan.
5. Nyeri panggul
Jika Kamu mengalami kram menstruasi yang benar-benar buruk, rasa sakit sepanjang menstruasi atau setelah berhubungan seks, bisa jadi penyebabnya adalah endometriosis. Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rahim, yaitu di panggul.
Endometriosis dapat menyebabkan parut pada struktur panggul, mengurangi kesuburan dan meningkatkan risiko kehamilan etopik. Selain itu, endometriosis dapat mengurangi suplai telur pada wanita. Jika ini yang terjadi, sebaiknya Mama segera melakukan pengobatan.
Nyeri panggul dengan demam dan keluarnya cairan yang abnormal bisa menjadi tanda infeksi, yang juga dapat menyebabkan jaringan parut. Infeksi panggul menempatkan seorang wanita berisiko untuk mengalami penyumbatan tuba falopi.
Jika Kamu mengalami beberapa hal yang disebutkan di atas, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter agar mendapatkan pengobatan dini.
Tetap semangat untuk mendapatkan garis dua, ya!
Baca juga:
- Hamil atau Tidak, Ya? Ini 8 Tanda-tanda Umum di Awal Kehamilan
- 5 Tips agar Cepat Hamil Setelah Lepas KB Implan
- Waspada! Ini 7 Tanda Anovulasi Beserta Penyebabnya