Apa itu Hiperovulasi pada Perempuan? Kenali Penyebab dan Gejalanya
Meski jarang terjadi, kenali penyebabnya, ya, Ma
31 Januari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap siklus menstruasi terjadi, indung telur melepaskan sel telur sebagai persiapan untuk dibuahi agar kehamilan dapat dimulai. Proses ini disebut ovulasi. Seperti yang Mama ketahui, ovulasi menjadi faktor penting terjadinya kehamilan.
Dalam beberapa kasus, banyak telur dilepas dari ovarium. Kondisi ini dikenal juga dengan sebutan hiperovulasi atau ovulasi ganda. Apa itu hiperovulasi pada perempuan?
Untuk mendapatkan jawabannya, Mama dapat menyimak penjelasannya pada ulasan Popmama.com berikut ini.
Apa Penyebab Hiperovulasi?
Hiperovulasi adalah kondisi ketika ovarium melepaskan dua sel telur pada setiap siklus menstruasi, bukannya satu seperti pada umumnya.
Pertama, untuk memahami apa yang menyebabkan banyak ovulasi, kita harus memahami cara kerja ovulasi dulu
Setiap siklus menstruasi, hormon yang disebut hormon perangsang folikel (FSH) secara fisik merangsang pertumbuhan folikel. Folikel bertanggung jawab untuk memproduksi sel telur matang yang dilepaskan setiap siklus.
Setelah seminggu, kadar FSH mulai turun dan hanya folikel yang paling berkembang (disebut folikel dominan) yang mampu bertahan dari penurunan kadar hormon.
Folikel dominan kemudian mulai melepaskan estradiol, hormon yang menyebabkan peningkatan hormon luteinizing (LH). Hormon ini menyebabkan pelepasan sel telur (ovulasi).
Namun, dalam beberapa kasus, lebih banyak FSH yang dilepaskan dari biasanya atau tidak berkurang setelah seminggu, mengakibatkan produksi lebih dari satu folikel dan sel telur. Kondisi ini dapat menyebabkan hiperovulasi.
Editors' Pick
Faktor Apa yang Dapat Meningkatkan Hiperovulasi?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perempuan mengalami hiperovulasi, antara lain:
- Genetika
Beberapa perempuan secara alami memiliki tingkat FSH yang lebih tinggi atau melepaskan FSH lebih sering daripada yang lain. Ini disebabkan karena gen.
- Usia
Usia adalah faktor yang telah terbukti terkait dengan kemungkinan hiperovulasi yang lebih tinggi.
Jika Mama berusia di atas 30 tahun, Mama cenderung mengalami hiperovulasi. Pasalnya, seiring bertambahnya usia, kadar FSH meningkat. Ini dapat menyebabkan produksi lebih dari satu folikel dominan dan pelepasan banyak telur matang.
- Perawatan kesuburan
Jika Mama sedang menjalani perawatan kesuburan, ini dapat meningkatkan kemungkinan mengalami hiperovulasi. Obat kesuburan yang digunakan untuk memicu ovulasi seringkali menyebabkan pelepasan lebih dari satu sel telur.
- Pengobatan herbal
Beberapa pengobatan alami yang mengandung tumbuhan dan obat-obatan tertentu dianggap dapat meningkatkan kemungkinan hiperovulasi pada beberapa perempuan.
- Masalah kesehatan
Kondisi medis tertentu, seperti Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS), menyebabkan terlambatnya menstruasi. Periode yang terlewat ini kemudian dapat diikuti dengan siklus di mana banyak telur dilepaskan.
- Kehamilan kembar
Mengandung lebih dari satu janin diketahui meningkatkan kemungkinan terjadinya hiperovulasi.
Apa Gejala Hiperovulasi?
Sangat sulit untuk menentukan apakah Mama mengalami hiperovulasi atau tidak, karena gejala hiperovulasi biasanya sama dengan gejala ovulasi.
Namun, beberapa perempuan melaporkan mengalami gejala berikut saat mereka mengalami hiperovulasi:
- Keputihan subur terpisah beberapa hari
Keputihan dapat memberi tahu banyak hal tentang tubuh, termasuk hal-hal seperti apakah kita mengalami infeksi vagina atau sedang berovulasi.
Keputihan yang subur, juga disebut keputihan telur, merupakan indikasi bahwa Mama sedang berovulasi dan berada di jendela subur. Keputihan putih telur dapat digambarkan sebagai:
- Tipis,
- Licin dengan konsistensi putih telur mentah,
- Transparan atau putih,
- Tidak berbau,
- Berlangsung selama sekitar empat hari.
Namun, dengan hiperovulasi, beberapa perempuan mengalami dua hari keluarnya cairan subur, diikuti dengan istirahat dua-tiga hari, diikuti dengan keluarnya cairan subur selama dua hari lagi.
- Peningkatan lendir serviks
Beberapa perempuan mengalami lebih banyak lendir serviks dari biasanya ketika mereka mengalami hiperovulasi. Ini karena peningkatan kadar FSH.
- Nyeri ovulasi yang lebih sering
Perempuan mengalami lebih banyak nyeri ovulasi selama hiperovulasi,jika dibandingkan dengan gejala ovulasi biasa.
Nyeri ovulasi biasanya terjadi di perut bagian bawah yang terjadi di satu sisi (biasanya sisi pelepasan sel telur. Nyeri ini terasa seperti sengatan tajam atau tiba-tiba atau kram tumpul yang konstan.
Selama hiperovulasi, tingkat keparahan nyeri ovulasi ini dapat meningkat.
Rasa sakit yang meningkat selama hiperovulasi ini juga dapat disertai dengan gejala ovulasi lainnya, seperti nyeri payudara atau perdarahan ovulasi.
- Diketahui lewat pemeriksaan USG
Hiperovulasi tidak dapat diprediksi dengan alat prediksi ovulasi atau dengan bercak gejala.
Satu-satunya cara pasti untuk mengetahui apakah Mama mengalami hiperovulasi secara pasti adalah dengan melakukan USG. USG dapat mengungkapkan berapa banyak sel telur yang dilepaskan.
Apakah Hiperovulasi Menyebabkan Kehamilan Kembar?
Hiperovulasi dapat menyebabkan konsepsi lebih dari satu janin dalam kehamilan. Namun hiperovulasi bukan satu-satunya cara untuk mengandung bayi kembar. Misalnya kembar identik terbentuk ketika satu sel telur dibuahi dan dibelah, menciptakan dua janin dengan DNA yang sama.
Sulit untuk menentukan tingkat pasti terjadinya ovulasi berganda, karena sering kali tidak disadari oleh perempuan yang mengalaminya.
Namun, ada beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menentukan seberapa umum berovulasi lebih dari satu sel telur per siklus (atau hiperovulasi).
Satu studi tahun 2006 menunjukkan bahwa 31% perempuan memiliki setidaknya satu kejadian hiperovulasi.
Itu penjelasan tentang apa itu hiperovulasi pada perempuan. Apakah Mama pernah mengalaminya?
Baca juga:
- Ovulasi Dua Kali dalam Satu Siklus Menstruasi, Apakah Mungkin?
- Anovulasi: Gejala, Penyebab, dan Perawatannya
- Apakah Anovulasi Memengaruhi Peluang Hamil? Ini Jawabannya!