Apakah Bisa Hamil jika Tidak Mengalami Ovulasi?
Anovulasi terjadi ketika ovarium tidak melepaskan sel telur selama siklus menstruasi
16 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masa ovulasi merupakan waktu terbaik untuk melakukan hubungan seksual agar bisa segera hamil.
Di sisi lain, jika Mama tidak berencana untuk hamil, Mama dapat mengatur waktu untuk berhubungan intim sesuai dengan waktu ovulasi.
Ovulasi adalah proses ketika sel telur yang sudah matang dikeluarkan dari ovarium atau indung telur ke tuba falopi untuk dibuahi.
Jika Mama dan Papa berhubungan intim sesuai dengan waktu ovulasi namun belum hamil, Mama mungkin bertanya-tanya apakah Mama tidak berovulasi.
Anovulasi terjadi ketika ovarium tidak melepaskan sel telur selama siklus menstruasi. Apakah kondisi ini bisa diatasi? Bagaimana pengaruhnya pada peluang hamil?
Popmama.com sudah merangkum informasi yang perlu Mama ketahui tentang anovulasi, penyebab, gejala, dan pengobatannya pada ulasan berikut.
Apakah Mama Bisa Hamil Jika Mengalami Anovulasi?
Anovulasi adalah ketika ovarium tidak melepaskan sel telur selama siklus menstruasi. Ovulasi terjadi sekitar dua minggu sebelum mendapatkan menstruasi.
Jika tidak berovulasi, Mama tidak bisa hamil selama siklus itu. Bila ini terjadi pada Mama, tidak perlu khawatir. Sekarang banyak perawatan yang dapat memicu tubuh untuk melepaskan sel telur yang matang sehingga Mama bisa hamil.
Penyebab Anovulasi
Otak memberi tahu tubuh untuk mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron, yang merangsang ovarium untuk menghasilkan sel telur yang matang setiap bulan. Perempuan yang mengalami anovulasi biasanya memiliki ketidakseimbangan hormon tersebut.
Beberapa penyebab umum anovulasi meliputi:
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS) menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang mengatur ovulasi.
- Hipogonadisme hipogonadotropik (HA). Dalam kondisi ini, kelenjar pituitari tidak membuat hormon yang merangsang ovulasi.
- Insufisiensi ovarium. Untuk perempuan di atas 40 tahun, kadar hormon mungkin tidak teratur karena hanya ada sedikit sel telur yang tersisa untuk berovulasi. Jika Mama berusia di bawah 40 tahun, kegagalan ovarium prematur adalah ketika ovarium berhenti bekerja secara normal.
Terkadang, anovulasi dapat disebabkan oleh kadar prolaktin yang sangat tinggi (hiperprolaktinemia) atau disfungsi tiroid yang parah (hipotiroidisme).
Faktor lain yang dapat menyebabkan anovulasi meliputi:
- Diet yang buruk,
- Tidak cukup berolahraga,
- Kegemukan.
Editors' Pick
Gejala Anovulasi
Perempuan yang tidak berovulasi biasanya memiliki siklus yang tidak teratur. Ini dapat mencakup periode ringan dengan perdarahan yang sangat sedikit atau menstruasi yang berat dengan aliran yang sangat deras.
Siklus pendek (berarti ada kurang dari 21 hari antara periode menstruasi) atau siklus panjang (ada lebih dari 35 hari antara periode) juga dapat menunjukkan masalah ovulasi.
Gejala PCOS bervariasi, tetapi dapat mencakup pendarahan di antara periode menstruasi, jerawat, penambahan berat badan, dan pertumbuhan rambut yang tidak normal. Pada USG, dokter mungkin menemukan kista di ovarium, yang muncul ketika tubuh tidak melepaskan sel telur yang matang.
Gejala lain dapat mencakup:
- Hipogonadisme hipogonadotropik: libido rendah, penurunan energi, perubahan suasana hati, penambahan berat badan
- Hiperprolaktinemia: menstruasi tidak teratur atau tidak ada sama sekali, kekeringan pada vagina, dan keputihan saat tidak menyusui
- Hipotiroidisme: kelelahan ekstrem dan penambahan berat badan
- Insufisiensi ovarium: gejala seperti menopause termasuk menstruasi yang terlewat, hot flashes, keringat malam, penurunan gairah seks dan lekas marah
Bagaimana Anovulasi Memengaruhi Peluang untuk Hamil?
Anovulasi bisa membuat kehamilan menjadi rumit. Pada kenyataannya, kondisi ini menyumbang sekitar 25 hingga 30 persen kasus infertilitas pada perempuan.
Bahkan jika perempuan kadang-kadang berovulasi, menstruasi yang tidak teratur dapat mempersulit waktu untuk berhubungan seks.
Namun, sebagian besar perempuan dengan PCOS yang menjalani pengobatan ovulasi, dapat hamil.
Hal yang sama berlaku ketika Mama mulai minum obat untuk mengobati kondisi lain, termasuk hipogonadisme hipogonadotropik, hiperprolaktinemia, dan hipotiroidisme.
Jika Mama mengalami kegagalan ovarium, ada kemungkinan untuk hamil secara spontan – tetapi kemungkinannya rendah.
Terutama jika Mama tidak mengalami menstruasi dalam beberapa bulan. Meskipun obat-obatan dapat meningkatkan peluang untuk hamil dengan merangsang ovulasi, obat-obatan tersebut tidak dapat membuat sel telur baru tumbuh.
Perawatan untuk Anovulasi
Banyak perawatan dapat menyeimbangkan hormon yang butuhkan untuk memiliki periode teratur.
Clomiphene citrate atau letrozole dapat membantu mengatur kadar hormon jika Mama memiliki PCOS untuk membantu berovulasi dan hamil. Obat-obatan ini dapat memaksimalkan peluang untuk hamil jika ketika Mama mendekati menopause.
Beberapa obat menurunkan produksi prolaktin dan mengurangi ukuran tumor jika Mama memiliki hiperprolaktinemia.
Sementara obat lain dapat mengatur kadar hormon tiroid untuk mengobati hipotiroidisme. Dan pil estrogen dan progesteron atau patch kulit dapat mengobati hipogonadisme hipogonadotropik.
Jika Mama memiliki insufisiensi ovarium, IVF dapat membantu untuk hamil. Tetapi karena jumlah telur dalam tubuh tetap saat lahir, Mama mungkin perlu menggunakan telur donor.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Mama memiliki siklus tidak teratur atau gejala anovulasi lainnya, jadwalkan kunjungan pemeriksaan ke dokter. Dokter akan memberikan perawatan untuk mengatasi penyebabnya.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter jika Mama berusia di bawah 35 tahun dan belum hamil dalam waktu setahun. Atau belum hamil dalam waktu 6 bulan jika Mama berusia di atas 35 tahun.
Jika Mama merasa mengalami anovulasi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Meski anovulasi adalah penyebab utama kemandulan, dalam banyak kasus masalah ini dapat diobati untuk meningkatkan kemungkinan untuk segera hamil.
Itu informasi tentang anovulasi, penyebab, gejala, dan perawatannya, Ma. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan.
Baca juga:
- Banyak Dialami dan Mengganggu, Wajarkah Nyeri dan Kram saat Ovulasi?
- Perdarahan di Tengah Masa Ovulasi, Apa Artinya?
- 5 Tanda Ovulasi yang Seringkali Tidak Disadari