Benarkah Vaksin Covid-19 Dapat Memengaruhi Siklus Menstruasi?
Apa yang harus dilakukan jika Kamu mengalaminya?
27 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah mendapatkan Vaksin Covid-19, efek samping normal yang muncul adalah demam, menggigil, dan nyeri otot. Namun ada yang mengalami perubahan siklus dan volume menstruasi setelah mendapatkan vaksinasi. Apakah ini normal?
Namun penting untuk diketahui bahwa tidak ada alasan untuk menunda vaksinasi saat Kamu sedang menstruasi. Baik Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat maupun American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) tidak mencantumkan menstruasi sebagai alasan untuk menunda vaksin.
Tetapi dalam hal bagaimana vaksin memengaruhi menstruasi secara umum, beberapa perempuan menggunakan media sosial untuk berbicara tentang bagaimana mereka tiba-tiba mengalami menstruasi yang lebih berat dari biasanya setelah divaksinasi.
Yuk, simak penjelasanya mengenai efek vaksin Covid-19 terhadap siklus dan volume menstruasi perempuan pada ulasan Popmama.com berikut ini:
Perubahan Siklus Menstruasi setelah Mendapatkan Vaksin Covid-19
Dalam utas Twitter, profesor asosiasi Universitas Illinois Kate Clancy, PhD, mengatakan ini: "Seorang kolega memberi tahu bahwa menstruasi mereka berat setelah vaksinasi. Saya mendapatkan dosis pertama vaksin Moderna satu setengah minggu yang lalu. Dan mengalami menstruasi mungkin sehari atau lebih awal. Volume darah yang keluar pun lebih banyak.”
Orang lain menimpali dengan cerita mereka sendiri. Ada yang mengalaminya 2,5 minggu lebih awal, bahkan ada yang mengalami menstruasi kembali setelah 1 minggu periode selesai.
Sedangkan yang lain bercerita bahwa ia mendapatkan menstruasi di tengah penggunaan pil KB, hal yang tidak pernah terjadi dalam 12 tahun.
Clancy mengatakan dalam tweet selanjutnya bahwa haidnya "tidak seburuk setelah suntikan pertama," dan bahwa dia mengharapkan bahwa menstruasi berikutnya akan kembali normal.
Jadi, apakah perubahan menstruasi merupakan efek samping yang normal dari vaksin Covid-19? Inilah yang perlu Kamu ketahui.
Editors' Pick
Adakah Penelitian tentang Vaksin Covid-19 dan Siklus Menstruasi?
Belum ada. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memiliki sistem pelaporan efek samping parah vaksin. Ini merupakan program pengawasan di mana siapa pun dapat melaporkan efek samping yang mereka alami setelah mendapatkan vaksin.
Banyak perempuan yang melaporkan mengalami menstruasi yang lebih berat dari biasanya, kram yang menyakitkan, dan siklus menstruasi yang tidak biasa setelah divaksinasi. Tetapi mengingat bahwa siapa pun dapat mengirimkan apa pun ke sistem, laporan ini tidak terlalu dianggap serius.
Mengapa Sebagian Perempuan Mengalami Perubahan Menstruasi setelah Vaksin Covid-19?
Para ahli mengatakan sangat sulit untuk mengetahui dengan pasti. Bagi mereka yang melaporkan rasa sakit lebih dari biasanya, "mungkin rasa sakit dan nyeri pasca-vaksin menambah nyeri haid normal," pakar penyakit menular Amesh A. Adalja, MD, peneliti senior di Johns Hopkins Center for Health Security di Maryland.
Sebuah penelitian kecil terhadap 233 perempuan usia subur dengan Covid-19 yang didiagnosis secara klinis melaporkan beberapa perubahan menstruasi. Dari 177 pasien dengan catatan tentang menstruasi mereka, 25% memiliki "perubahan volume menstruasi", 20% memiliki periode yang lebih ringan dari biasanya, dan 19% memiliki siklus yang lebih lama dari biasanya, menurut penelitian, yang diterbitkan pada bulan Januari di jurnal Reproductive BioMedicine Online. Meskipun ada kemungkinan vaksin Covid-19 dapat memiliki efek yang serupa, belum diketahui saat ini.
Ada juga kemungkinan bahwa stres bisa berperan. Stres bisa menjadi alasan yang menjengkelkan dan agak kabur untuk perubahan terkait menstruasi, menurut Gloria A. Bachmann, MD, dekan asosiasi untuk kesehatan wanita di Sekolah Kedokteran Rutgers Robert Wood Johnson di New Jersey.
"Siklus menstruasi dapat diubah atau dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk stres, kurang tidur, olahraga, dan beberapa obat," katanya. "Oleh karena itu, bukan hal yang aneh bagi beberapa perempuan mengalami perubahan dalam menstruasi mereka.”
Gagasan bahwa vaksin dapat mempengaruhi siklus wanita adalah hal yang sulit untuk dijelaskan dari sudut pandang biologis, Mark Turrentine, MD, profesor kebidanan dan ginekologi di Baylor College of Medicine di Texas.
"Tidak ada mekanisme biologis yang dapat menjelaskan gangguan siklus menstruasi setelah menerima vaksin Covid-19," katanya. Dr. Turrentine juga menunjukkan bahwa perdarahan vagina yang tidak biasa "bukanlah efek samping yang dilaporkan dalam uji klinis mana pun dari produsen vaksin," menambahkan, "tidak ada efek samping berskala besar terkait perdarahan menstruasi yang tidak teratur yang tercatat hingga saat ini."
Terlepas dari cerita pribadi yang dibagikan di internet, pakar kesehatan perempuan Jennifer Wider, MD, mengatakan bahwa tidak ada cukup data untuk menunjukkan bahwa vaksin dapat memengaruhi siklus menstruasi. "Mungkinkah vaksin berinteraksi dengan hormon tubuh atau adakah faktor lain yang berperan seperti stres? Itu masih harus diteliti," katanya.
Apa yang Harus Dilakukan jika Kamu Mengalaminya?
Pertama, jangan panik. Itu bisa saja menjadi salah satu efek samping vaksinasi atau muncul secara kebetulan setelah mendapatkan vaksinasi.
Jika perubahan yang tidak dapat dijelaskan berlanjut, hubungi dokter. Meskipun perubahan menstruasi dapat disebabkan oleh vaksinasi Ccovid-19, akan lebih baik untuk mendiskusikan situasinya dengan penyedia layanan kesehatan. Mereka akan melakukan evaluasi dan tes tertentu, seperti pemeriksaan ginekologi atau USG panggul untuk mengetahui masalahnya.
Hingga saat ini belum ada penelitian mengenai perubahan siklus menstruasi sebagai efek dari vaksin Covid-19. Jika itu terjadi, mungkin stres menjadi salah satu penyebabnya.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga:
- Bagaimana Peluang Hamil jika Siklus Menstruasi Tidak Teratur?
- Nyeri Hebat saat Menstruasi, Apakah Memengaruhi Peluang Hamil?
- Menstruasi Lancar tapi Belum Hamil, Apa Penyebabnya?