Covid-19 Dapat Menyebabkan Masalah Kesuburan dan Disfungsi Ereksi
Bagaimana virus ini memengaruhi kesuburan?
11 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketidaksuburan dan disfungsi ereksi memengaruhi kesehatan mental dan peluang pasangan untuk mendapatkan keturunan.
Sejak pandemi Covid-19, isu kesuburan kembali marak, terutama ketika vaksin dikaitkan dengan masalah kesuburan.
Para ilmuwan telah berulang kali menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 tidak menyebabkan masalah kesuburan. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa virus itu dapat menyebabkan masalah kesuburan dan disfungsi ereksi.
Bagaimana Covid-19 dapat menyebabkan masalah kesuburan dan disfungsi ereksi pada laki-laki? Penjelasannya dapat disimak pada ulasan Popmama.com berikut ini ya.
Biopsi pada Pasien yang Meninggal Akibat Covid-19
Di bulan Februari, para peneliti di Brasil merilis hasil biopsi pada 11 pasien laki-laki yang meninggal. Hasilnya menunjukkan bagaimana virus dapat menyusup ke testis dan menyebabkan kerusakan.
Biopsi ini mengikuti sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan yang sama terhadap 120 laki-laki di Belgia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 ringan dan berat dapat mengurangi jumlah dan kualitas sperma.
Di antara mereka yang diuji dalam satu bulan infeksi, motilitas sperma berkurang sebanyak 60 persen; 28 persen laki-laki mengalami penurunan motilitas setelah dua bulan. Para penulis tidak menemukan perbedaan statistik antara laki-laki yang dirawat di rumah sakit dan mereka yang dirawat di rumah.
Editors' Pick
Studi pada Pasangan yang Melakukan Program Hamil
Studi lain yang didanai oleh National Institutes of Health, melacak 2.000 pasangan yang mencoba untuk hamil. Ditemukan peluang keberhasilan pasangan turun 18 persen jika laki-laki terinfeksi virus corona dalam dua bulan terakhir.
Setelah dua bulan, tingkat kesuburan laki-laki yang terinfeksi kembali normal.
“Umumnya, jumlah sperma yang rendah atau masalah ketidaksuburan terjadi dalam dua atau tiga bulan pertama infeksi. Karena dibutuhkan sekitar tiga bulan bagi seorang pria untuk membuat sperma baru,” jelas Dr. Mike Hsieh, direktur UC San Diego Men's Health.