Setiap calon orangtua selalu berharap memiliki bayi yang sehat. Sebelum hamil, ada beberapa pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan oleh calon orangtua.
Memastikan kesehatan orangtua dalam kondisi terbaik memudahkan Mama untuk hamil dan memastikan si Kecil lahir dalam kondisi sehat.
Pemeriksaan apa saja yang sebaiknya dilakukan calon orangtua sebelum program hamil?
Nah, Popmama.com sudah merangkum daftar pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan sebelum program hamil oleh calon orangtua. Apa saja?
1. Pemeriksaan umum
Freepik/partystock
Sebelum hamil adalah waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan umum (general check-up). "Memasuki kehamilan dengan kesehatan yang optimal berefek pada kehamilan yang lebih sehat dan orang tua yang lebih sehat," kata Kenneth James, M.D., seorang ob-gyn bersertifikat di Saddleback Memorial Medical Center.
Pada kunjungan prakonsepsi, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan. Dokter biasanya membahas soal tentang berat badan, nutrisi, olahraga, obat-obatan yang Mama minum, riwayat kesehatan, periode menstruasi, alat kontrasepsi yang digunakan, kehamilan sebelumnya, dan kebiasaan gaya hidup.
Ia juga akan mendapatkan pandangan menyeluruh tentang kesehatan mama, yang mungkin berarti pemeriksaan tekanan darah, tes darah, pemeriksaan panggul, pap smear, dan pemeriksaan lainnya.
Dokter akan mengatasi masalah kesehatan kronis, seperti diabetes, hipertensi, gangguan tiroid, asma, dan gangguan autoimun untuk memastikan semuanya terkendali sebelum hamil.
Papa juga harus ke dokter dan mendapatkan tes dan diskusi serupa tentang faktor gaya hidup apa pun yang dapat memengaruhi kesuburan atau kehamilan.
2. Vaksinasi
Freepik/jcomp
Ini kemungkinan juga akan menjadi bagian dari kunjungan prakonsepsi. Jika Mama berencana untuk hamil, penting untuk memastikan Mama sudah mendapatkan vaksinasi terbaru sehingga dapat menghindari penyakit yang mungkin berbahaya bagi kehamilan atau calon bayi.
Pastikan Mama mendapatkan vaksinasi tetanus, difteri dan pertusis, Hepatitis B, MMR (campak, gondok, dan rubella), dan cacar air yang terakhir. Mama bisa mendapatkan suntikan flu sebelum atau selama kehamilan.
Hal yang sama juga berlaku bagi suami. "Jika papa terinfeksi cacar air, misalnya, mereka dapat menularkannya kepada Mama jika tidak divaksinasi," kata dr. James.
Waktu yang ideal untuk mendapatkan vaksin adalah sekitar 3-6 bulan sebelum berencana untuk hamil.
Editors' Pick
3. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Freepik/Freepik
Bahkan jika calon orangtua 100 persen yakin berada dalam hubungan monogami, lebih baik aman daripada menyesal. Kesehatan calon bayi dapat bergantung padanya.
IMS yang tidak diobati dapat menyebabkan masalah yang sangat serius bagi kehamilan dan janin. Misalnya, klamidia dikaitkan dengan persalinan prematur dan berat lahir rendah; kencing nanah dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur dan berat lahir rendah; dan sifilis juga dikaitkan dengan kelahiran prematur, serta kelahiran mati, dan masalah dengan banyak organ, termasuk otak, jantung, kulit, mata, telinga, gigi, dan tulang bayi.
"Ini perawatan standar bagi dokter untuk memeriksa klamidia, gonore, HIV, hepatitis, dan sifilis selama kunjungan prenatal pertama," kata dr. James.
Namun, dia merekomendasikan agar kedua pasangan diperiksa sebelum hamil. Dengan begitu Mama dapat menerima perawatan dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi calon bayi.
4. Pengujian genetik
Pexels/Edward Jenner
Tes yang sebenarnya tidak harus dilakukan untuk semua orang, tetapi semua orangtua yang dimaksudkan harus dididik tentang pengujian genetik sehingga mereka dapat membuat keputusan tentang apa pilihan yang tepat untuk mereka, kata Shona Murray, M.D., seorang ob-gyn di University of Colorado Denver.
Pengujian genetik pra-kehamilan, yang disebut skrining pembawa, dilakukan dengan menggunakan sampel darah atau jaringan dari swab di dalam pemeriksaan. Tes ini akan membantu menentukan apakah calon orangtua membawa gen abnormal yang terkait dengan penyakit tertentu yang kemudian dapat diturunkan ke calon bayi.
Dokter mungkin menyarankan Mama untuk tidak melakukan tes sama sekali atau tes untuk kelainan bawaan yang paling umum, seperti cystic fibrosis (CF) dan atrofi otot tulang belakang (SMA).
Jika Mama dan suami positif memiliki gen abnormal, atau salah satu dari orangtua membawa gen yang hanya membutuhkan satu salinan (dari satu orang tua, bukan keduanya) untuk menghasilkan penyakit, pengujian awal ini memungkinkan orangtua untuk memutuskan apakah ingin melanjutkan kehamilan atau tidak.
Selain itu, pemeriksaan sebelum hamil memberi pilihan untuk melakukan fertilisasi in vitro (IVF) dan pengujian genetik praimplantasi, yang mengidentifikasi cacat genetik pada embrio sebelum implantasi.
"Beberapa embrio akan terpengaruh, beberapa tidak. Kami kemudian hanya akan mentransfer embrio yang tidak memiliki penyakit," kata dr. Murray.
5. Pemeriksaan gigi
Freepik/pressfoto
Ya, gigi harus menjadi bagian dari rencana permainan pra-kehamilan mama. Selama kehamilan, tubuh mengalami perubahan hormonal yang dapat menyebabkan radang gusi berlebihan, yang dikenal sebagai gingivitis kehamilan.
Gingivitis kehamilan meningkatkan kerentanan mama terhadap bakteri yang menyebabkan penyakit gusi. Penelitian menunjukkan bahwa penyakit gusi meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat lahir rendah.
Alasan penting lainnya untuk melakukan pemeriksaan pra-kehamilan adalah karena untuk mengurangi jumlah radiasi pada janin. Ini berarti tidak ada rontgen gigi saat hamil kecuali jika Mama sedang sakit gigi. Menurut American Dental Association dan American Congress of Obstetricians and Gynecologists, melakukan rontgen gigi selama kehamilan dianggap aman dengan pelindung yang sesuai. Tetapi sebaiknya pastikan mulut dalam kondisi baik sebelum hamil.
6. Pemeriksaan kesehatan mental
Pexels/Ekaterina Bolovtsova
Cara Etis Menyarakan Seseorang Perlu ke Psikolog
Kesejahteraan emosional sama pentingnya dengan kesehatan fisik saat Mama berencana untuk hamil.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, sebanyak 1 dari 9 perempuan mengalami depresi sebelum, selama, atau setelah kehamilan. Jadi, sangat penting untuk memastikan kesehatan mental mama dan suami diperiksa sebelum hamil.
Jika salah satu dari Mama atau Papa pernah mengalami masalah kesehatan mental di masa lalu, sebaiknya kunjungi dokter karena kehamilan itu sendiri dapat menimbulkan gejala atau memperburuk gejala yang sudah ada.
"Saya mendorong orang untuk mencari bantuan, baik itu dari psikolog, psikiater, penyembuh kesehatan alternatif, atau pembimbing spiritual. Seorang ibu yang sehat secara mental membuat bayi yang sehat secara mental," kata dr. James.
Seorang profesional dapat membantu Mama dan suami dengan alat untuk mengatasi stres sehingga Mama lebih siap menghadapi perubahan emosional selama dan setelah kehamilan. Dan jika obat diperlukan, ada beberapa pilihan untuk ibu hamil, diskusikan mengenai hal ini dengan dokter.
Jika Mama dans uami memang memiliki masalah kesehatan mental, dapatkan perawatan sebelum, selama, dan setelah kehamilan untuk memastikan seluruh keluarga sehat secara mental.
Nah, itu daftar pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan sebelum program hamil, Ma. Semoga informasi ini bermanfaat.