Fase Luteal Pendek: Dampaknya pada Kesuburan dan Penanganannya
Apakah fase luteal yang lebih pendek dari biasanya dapat memengaruhi peluang hamil?
15 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Siklus menstruasi terjadi dalam beberapa tahap. Mama mungkin tidak terlalu memikirkannya sebelumnya. Tetapi, ketika Mama sedang dalam program hamil, fase-fase ini penting untuk diperhatikan.
Dalam siklus menstruasi, ada empat fase yang terjadi yaitu:
- Fase menstruasi
- Fase folikuler atau pra-ovulasi
- Fase ovulasi
- Fase luteal
Salah satu fase adalah fase luteal. Ini adalah waktu antara ovulasi dan mestruasi dimulai. Setiap perempuan mengalami fase luteal yang berbeda.
Saat folikel melepaskan telurnya, bentuknya berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum melepaskan hormon progesteron dan estrogen. Peningkatan hormon di fase ke-empat menstruasi ini berfungsi menjaga lapisan rahim tebal dan siap untuk ditanamkan telur yang telah dibuahi.
Fase luteal biasanya berlangsung selama 11 hingga 17 hari. Namun, rata-rata perempuan mengalaminya selama 14 hari.
Jika Mama mengalami waktu yang singkat antara ovulasi dan menstruasi, Mama mungkin mengalami fase luteal pendek.
Apakah ini berefek pada peluang kehamilan? Yuk simak penjelasannya pada ulasan Popmama.com tentang fase luteal pendek, efeknya pada kesuburan, dan penanganannya.
Apa Itu Fase Luteal Pendek?
Pada paruh pertama siklus, tubuh bersiap untuk ovulasi. Setelah ovarium melepaskan sel telur, Mama memasuki fase luteal. Ini adalah saat tubuh mempersiapkan telur itu untuk berpotensi tumbuh menjadi janin.
Fase luteal berlangsung selama 11-17 hari terakhir dalam siklus (rata-rata 12-14). Fase luteal pendek adalah ketika menstruasi tiba kurang dari 10 hari setelah sel telur dilepaskan.
Apakah Efeknya pada Peluang Kehamilan?
Gejala PMS yang kita semua tahu dan sukai terjadi di paruh kedua siklus. Fase luteal yang lebih pendek mungkin berarti menghabiskan lebih sedikit hari untuk mengatasi kembung, lesu, payudara sakit, dan/atau perubahan suasana hati. Tapi ini berbeda-beda pada setiap orang.
Namun, sayangnya, fase luteal yang pendek terkadang bisa membuat lebih sulit untuk hamil. Ini karena tubuh tidak merespons hormon progesteron dengan kuat. Hormon ini yang memerintahkan tubuh untuk menebalkan lapisan rahim.
Ini berarti ada kemungkinan lebih rendah dari telur yang dibuahi berhasil ditanamkan. Namun Mama masih bisa hamil dengan fase luteal 10 hari, misalnya, tetapi mungkin butuh lebih banyak waktu.