Kesehatan Laki-Laki Dapat Memengaruhi Risiko Keguguran pada Ibu Hamil
Biasanya, kesehatan perempuan selalu dihubungkan dengan penyebab keguguran
22 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam hal perencanaan kehamilan, konseling prakonsepsi tentang diet dan olahraga hampir secara eksklusif ditujukan kepada perempuan. Padahal masalah kesuburan dan kehamilan bukan melulu disebabkan oleh perempuan saja.
Sebuah studi yang mencakup hampir satu juta kehamilan menunjukkan bahwa cara berpikir mungkin sudah ketinggalan zaman. Menurut penelitian tersebut, laki-laki juga perlu ikut serta dalam diskusi gaya hidup sehat sebelum hamil.
Bagaimana kesehatan laki-laki dapat memengaruhi risiko keguguran pada ibu hamil? Penjelasan lengkapnya dapat disimak pada ulasan Popmama.com berikut ini ya, Ma.
Penelitian Tentang Hubungan Kesehatan Laki-Laki dan Kehamilan yang Sehat
Sebuah studi retrospektif yang mengamati kehamilan antara 2009 dan 2016 yang diterbitkan 18 Desember 2020 di Human Reproduction.
Penelitian tersebut menemukan bahwa jika seorang calon papa memiliki tiga atau lebih kondisi medis yang merupakan bagian dari sindrom metabolik: obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, atau kolesterol tinggi, risiko kehilangan kehamilan adalah 27 persen. Hal ini dibandingkan dengan risiko sebesar 10 persen bagi pria yang tidak memiliki kondisi medis.
Editors' Pick
Hubungan antara Kesehatan Laki-Laki dengan Keguguran
“Konseling prakonsepsi, hal-hal seperti vitamin prenatal dan menjalani gaya hidup sehat, hanya terfokus pada perempuan. Ini adalah studi pertama yang menunjukkan hubungan antara prakonsepsi kesehatan papa dan keguguran,” kata Michael Eisenberg, MD, profesor urologi di Stanford University School of Medicine di Palo Alto, California, dan penulis utama studi tersebut.
Eisenberg dan timnya menganalisis data dari klaim asuransi Amerika Serikat yang mencakup 958.804 kehamilan antara tahun 2009 dan 2016. Para peneliti mengevaluasi kesehatan papa berdasarkan catatan kondisi medis. Ini mencakup komponen sindrom metabolik (obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi) serta penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), depresi, dan penyakit jantung.
Beban penyakit kronis untuk semua laki-laki dihitung dengan meninjau riwayat kesehatan mereka gagal jantung, serangan jantung, penyakit pembuluh darah, penyakit ginjal dan hati, kanker, stroke, dan demensia.
Perhitungan disesuaikan untuk memperhitungkan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kehamilan, termasuk usia mama, kesehatan, berat badan, dan apakah salah satu orangtua adalah perokok.
Sebanyak 4,6 laki-laki dalam penelitian ini berusia di atas 45 tahun dan 23,3 memiliki setidaknya satu komponen sindrom metabolik sebelum pembuahan. Dari kehamilan yang termasuk, ada 785.809 kelahiran hidup dan 172.995 kehamilan hilang karena kehamilan ektopik, keguguran, atau lahir mati.
Peneliti menemukan bahwa semakin banyak komponen sindrom metabolik yang dimiliki papa, semakin tinggi risiko keguguran.
Risiko keguguran adalah:
- 17 persen ketika sang Papa tidak memiliki komponen sindrom metabolik
- 21 persen ketika papa memiliki satu komponen sindrom metabolik
- 23 persen di mana ada dua komponen
- 27 persen jika papa memiliki tiga atau lebih komponen
“Fakta bahwa risiko kejadian buruk pada kehamilan meningkat dengan setiap komponen kesehatan tambahan memperkuat temuan penelitian ini,” kata Chad Aaron Grotegut, MD, profesor kebidanan dan ginekologi di Wake Forest School of Medicine.