Ovulasi Dua Kali dalam Satu Siklus Menstruasi, Apakah Mungkin?
Cek faktanya di sini, Ma!
27 Januari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan adalah hal yang dinantikan oleh sebagian besar keluarga. Bagi mereka yang sedang dalam program hamil, penting untuk mengetahui masa ovulasi.
Ovulasi adalah proses ketika sel telur yang sudah matang dikeluarkan dari ovarium atau indung telur ke tuba falopi untuk dibuahi.
Pada masa ini, Mama dapat berhubungan intim tanpa menggunakan kontrasepsi agar terjadi kehamilan.
Siklus menstruasi secara normal berkisar antara 25–30 hari dengan rata-rata siklus 28 hari. Jika siklus menstruasi mama adalah 28 hari dan teratur setiap bulannya, maka hari ke-14 biasanya bisa dijadikan patokan masa ovulasi.
Ovulasi biasanya disertai dengan beberapa tanda-tanda berikut ini:
- Suhu basal tubuh meningkat,
- Keputihan,
- Lebih bergairah.
Ovulasi menjadi salah satu faktor penting penentu terjadinya kehamilan. Mama mungkin bertanya-tanya: ovulas dua kali dalam satu siklus menstruasi, apakah mungkin?
Penjelasannya bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini.
Ovulasi Dua Kali dalam Satu Siklus Menstruasi, Apakah Mungkin?
Perempuan tidak mungkin berovulasi dua kali dalam satu siklus menstruasi. Sebaliknya, sebagian besar perempuan melepaskan satu sel telur yang matang setiap siklus.
Bahkan, sejumlah kecil perempuan mengalami hiperovulasi, melepaskan banyak sel telur pada saat yang sama (meningkatkan kemungkinan kehamilan kembar).
Namun, jumlah sel telur yang Mama keluarkan tidak menunjukkan banyak ovulasi. Jika Mama sedang mencoba untuk hamil, memahami siklus reproduksi dapat membantu meningkatkan peluang untuk hamil.
Mama dapat menggunakan pelacak ovulasi atau strip tes ovulasi untuk melacak kapan Mama berovulasi setiap siklus.
Editors' Pick
Berapa Banyak Sel telur yang Dikeluarkan saat Ovulasi?
Biasanya, hanya satu sel telur yang dikeluarkan dari ovarium selama siklus menstruasi. Jika Mama memiliki siklus tipikal 28 hari, ovulasi biasanya terjadi sekitar hari ke-14 siklus.
Setelah sel telur matang dilepaskan, sel telur menghabiskan waktu sekitar 24 hingga 48 jam di saluran tuba.
Beberapa perempuan melepaskan lebih dari satu sel telur, yang disebut hiperovulasi. Melepaskan lebih dari satu sel telur dapat meningkatkan kemungkinan kehamilan kembar.
Satu hal yang perlu diingat ketika datang ke ovulasi: Karena bulan kalender umumnya 30 sampai 31 hari panjang dan siklus adalah 28 hari atau kurang, secara teoritis mungkin untuk berovulasi pada awal bulan kalender dan berovulasi lagi pada akhir bulan, terutama jika Mama memiliki siklus yang lebih pendek.
Ini berarti Mama berovulasi "dua kali" dalam bulan kalender yang sama, bukan berarti Mama mengalami dua ovulasi dalam satu siklus.
Apa yang Perlu Diketahui tentang Ovulasi jika Mama dalam Program Hamil
Jika Mama sedang mencoba untuk hamil, memahami siklus reproduksi dapat mempermudah Mama membuat pilihan yang akan meningkatkan kemungkinan untuk hamil.
Secara khusus, melacak ovulasi dapat membantu memprediksi masa subur, memungkinkan merencanakan hubungan seksual selama rentang waktu ini.
Bagaimana Mama tahu jika sedang berovulasi? Mama tentu dapat membeli tes ovulasi. Namun selain itu, Mama juga dapat mengamati gejala.
Mulailah dengan memahami siklus reproduksi beserta gejala ovulasi. Siklus reproduksi khas dimulai satu hari dengan bercak atau pendarahan ringan, yang dapat bertambah berat dan kemudian perlahan-lahan berkurang setelah beberapa hari atau seminggu. Ketika Mama mulai menstruasi, ini adalah saat tubuh mulai bekerja untuk mematangkan telur di dalam folikel.
Sekitar hari ke-14 siklus, ovulasi terjadi. Telur dilepaskan di tuba falopi di mana sel telur dapat bertahan selama 1 atau 2 hari. Jika telur itu tidak dibuahi oleh sperma, akan mati dan kemudian meninggalkan tubuh saat menstruasi dimulai pada awal siklus berikutnya.
Karena sperma dapat menghabiskan waktu selama 5 hari dalam sistem reproduksi perempuan, kemungkinan untuk hamil jika Mama melakukan hubungan seks dalam beberapa hari menjelang ovulasi atau dalam satu atau dua hari setelahnya.
Jika Mama berencana untuk hamil, Mama dapat meningkatkan peluang pembuahan dengan melakukan hubungan seks lebih sering pada hari-hari menjelang ovulasi. Itu karena ada kemungkinan terbesar pembuahan sel telur jika sperma sudah berada dalam sistem reproduksi saat ovulasi terjadi.
Tentu saja, setiap orang berbeda dan siklus menstruasi dapat sangat bervariasi pada tiap orang, namun mengenali gejala ovulasi sangat membantu saat Mama mencoba untuk hamil.
Gejala-gejala ini meliputi:
- Peningkatan sekresi vagina, termasuk perubahan penampilan dan tekstur. Biasanya, lendir ini menjadi bening dan elastis. Setelah ovulasi, sekresi vagina berkurang dan kehilangan tampilan beningnya.
- Peningkatan suhu tubuh basal. Ini adalah peningkatan yang sangat kecil, dan hanya terlihat setelah pelacakan suhu yang konsisten di seluruh siklus menstruasi. Karena kemungkinan pembuahan paling tinggi jika sperma sudah ada saat ovulasi terjadi, Mama sebenarnya paling subur sebelum kenaikan suhu tubuh. Hal ini sering membutuhkan beberapa bulan pelacakan sehingga Mama dapat menetapkan pola tubuh.
Mama juga dapat menggunakan kalkulator ovulasi yang dapat membantu mengenal siklus reproduksi. Jika pelacakan saja tidak menghasilkan pembuahan, pertimbangkan untuk berdiskusi dengan dokter.
Apakah Mama Bisa Mengalami Ovulasi Terlambat?
Ovulasi terlambat adalahovulasi yang terjadi setelah hari ke-21 dari siklus menstruasi.
Ovulasi umumnya terjadi di tengah-tengah siklus menstruasi. Siklus rata-rata adalah sekitar 28 hari, yang berarti ovulasi umumnya terjadi sekitar hari ke-14 dari siklus. Namun ini bisa bervariasi.
Ovulasi terlambat biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, yang mungkin bersifat sementara atau jangka panjang, tergantung pada penyebabnya.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon antara lain:
- Stres yang ekstrem dapat berdampak negatif pada hormon,
- Penyakit tiroid memengaruhi kelenjar pituitari yang bertanggung jawab atas hormon yang dibutuhkan untuk ovulasi, tiroid yang kurang atau terlalu aktif dapat menyebabkan masalah ovulasi,
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS), kondisi ini menyebabkan testosteron diproduksi secara berlebihan. Terlalu banyak testosterone mencegah ovarium melepaskan sel telur,
- Menyusui, hormon untuk memproduksi ASI menekan ovulasi dan menstruasi,
- Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi, ganja, dan kokain.
Bicaralah dengan dokter jika menstruasi tidak teratur, pendarahan sangat berat, atau Mama ingin hamil tetapi mengalami masalah. Perawatan tersedia untuk membuat ovulasi lebih teratur dan meningkatkan peluang pembuahan.
Nah, itu penjelasan atas pertanyaan ovulasi dua kali dalam satu siklus menstruasi. Jawabannya tidak, ya, Ma.
Semoga informasi ini dapat menambah wawasan, Ma!
Baca juga:
- Anovulasi: Gejala, Penyebab, dan Perawatannya
- Apakah Anovulasi Memengaruhi Peluang Hamil? Ini Jawabannya!
- Banyak Dialami dan Mengganggu, Wajarkah Nyeri dan Kram saat Ovulasi?