Penyebab Sperma Mati dan Cara Mengobatinya
Sperma menjadi salah satu faktor penting dalam program hamil
25 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sperma yang sehat adalah salah satu faktor utama terjadinya kehamilan.
Necrozoospermia—atau necrospermia—adalah istilah medis yang menggambarkan saat sperma mati (atau nekrotik) dalam sampel air mani segar.
Necrozoospermia dapat diklasifikasikan sebagai sedang (50 persen hingga 80 persen sperma nekrotik) atau parah (80 persen atau lebih sperma adalah nekrotik). Sampel sperma dianggap "normal" jika 30 persen dari sperma atau kurang yang nekrotik.
Apa penyebab sperma mati? Apakah kondisi ini dapat diobati dan meningkatkan kesuburan? Simak rangkuman informasi mengenai penyebab sperma mati dan cara mengobatinya pada ulasan Popmama.com berikut, Ma.
Penyebab Sperma Mati
Tidak sepenuhnya jelas apa yang menyebabkan sperma mati. Karena kondisi ini sering kali tidak disadari. Menurut beberapa teori, berikut
- Suhu tubuh yang sangat tinggi,
- Usia lanjut,
- Antibodi anti-sperma, kondisi di mana gejala kekebalan tubuh menyerang sel sperma normal yang sehat,
- Kanker testis dini
- Paparan racun, seperti timbal, pestisida, merkuri, atau kadmium,
- Penyebab hormonal, seperti hipogonadotropik hipogonadisme (HH),
- Infeksi pada saluran reproduksi pria,
- Masalah dengan testis atau epididimis,
- Periode lama tanpa ejakulasi,
- Dedera tulang belakang
- Penggunaan narkoba,
- Varikokel, pelebaran vena yang tidak normal di skrotum.
Editors' Pick
Perbedaan Sperma Mati dengan Sperma Tidak Bergerak
Sperma mati (necrospermia) berbeda dengan sperma tidak bergerak (asthenozoospermia). Sperma tidak bergerak adalah kondisi di mana motilitas sperma (bagaimana sperma berenang) tidak normal.
Dalam hal ini, sperma tidak bergerak, tetapi tidak mati. Asthenozoospermia absolut adalah ketika 100% sperma dalam sampel tidak dapat bergerak. Kondisi ini jarang terjadi, sekitar 1 dari 5.000 laki-laki.
Baik asthenozoospermia dan necrozoospermia merupakan penyebab potensial infertilitas pada laki-laki. Biasanya tidak ada gejala fisik atau terlihat dari luar. Satu-satunya cara untuk mendiagnosis masalah adalah dengan analisis air mani.
Pada asthenozoospermia, fertilisasi in vitro (IVF) dengan injeksi sperma intracytoplasmic (ICSI) adalah pengobatan yang potensial. IVF dengan ICSI adalah ketika satu sperma disuntikkan ke dalam sel telur.
Sedangkan bila seseorang mengalami sperma mati atau necrozoospermia, IVF dengan ICSI tidak dapat dilakukan dengan ejakulasi segar. Karena sperma mati tidak dapat disuntikkan ke dalam sel telur.