5 faktor yang memengaruhi kehamilan setelah berhenti KB
Melepas alat kontrasepsi akan mengembalikan kesuburan perempuan dengan cepat
1 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
KB adalah metode kontrasepsi untuk merencanakan kehamilan untuk pasangan yang telah menikah. Ada beberapa jenis KB, tetapi yang sering digunakan ialah IUD atau KB spiral.
IUD atau intrauterine device merupakan kontrasepsi berbentuk seperti huruf “T” berukuran sekitar 3 cm yang dipasang di dalam rahim untuk mencegah kehamilan.
IUD mampu menghentikan sperma untuk membuahi sel telur dalam jangka yang lama dan dapat dilepas kapan saja dengan bantuan dokter atau tim medis.
Apabila Mama ingin menjalankan program hamil setelah menggunakan IUD, Mama harus melepas kontrasepsi tersebut terlebih dahulu.
Namun, bagaimana jika sudah melepas IUD, tetapi Mama belum juga hamil?
Pada dasarnya, kembalinya kesuburan setelah penggunaan IUB itu sangat cepat, Ma. IUD tidak mempengaruhi kesuburan apabila sudah dilepas. Ada faktor lain yang mempengaruhinya.
Lalu, apa sih faktornya, Ma?
Kali ini Popmama.com akan membahas 5 faktor yang mempengaruhi kehamilan setelah berhenti KB.
Faktor-faktor tersebut telah dijelaskan oleh Dr. Riyan H. Kurniawan, Sp.OG saat Popmama Online Class yang bertajuk 101 Cara Mengatasi Gairah Turun Saat Program Hamil pada 31 Mei 2021. Yuk, disimak, Ma!
1. Jumlah dan kualitas sperma suami
Tidak hanya istri, suami pun harus memerhatikan kondisinya, termasuk kondisi sperma.
Dengan jumlah yang cukup dan kualitas yang baik, sperma dapat mempercepat kehamilan.
Jumlah sperma normal berkisar 15 juta lebih dari 200 juta sperma per mililiter. Dapat dianggap rendah atau abnormal apabila jumlah sperma kurang dari 15 juta atau 39 juta per milimeter. Sedangkan, dapat dikatakan tinggi jika jumlah lebih dari 200 juta per milimeter.
Selain itu, kualitas sperma pun perlu diperhatikan.
Ciri-ciri sperma yang baik dan sehat antara lain, memiliki volume cairan sperma harus cukup dan kental, berwarna putih keabuan, tidak amis, PH sperma normal, dan dapat mencari dalam waktu tertentu.
Editors' Pick
2. Kondisi rahim
Rahim merupakan organ reproduksi utama wanita yang memiliki fungsi untuk menampung sel telur yang telah dibuahi sampai berkembang menjadi janin dan siap untuk dilahirkan.
Rahim yang sehat dapat dilihat dari siklus menstruasi harus normal, nyeri haid normal tidak berlebihan, dan memiliki keputihan yang tergolog normal.
Selain itu, rahim tidak boleh terganggu, seperti endometriosis, mioma, adenomiosis karena dapat mempengaruhi fertilitas.
Dengan kondisi yang sehat, rahim akan dapat mempercepat kehamilan.