Apakah Semua Ibu Hamil yang Mengalami Keguguran Harus Dikuret?
Begini penanganan keguguran yang tepat!
22 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perempuan biasanya belum mengetahui dirinya hamil sebelum memastikannya dengan menggunakan test pack atau alat pendeteksi kehamilan.
Sementara, ada juga perempuan yang sudah mulai hamil lalu mengalami keguguran bahkan sebelum menyadari kehamilannya.
Terkadang juga tidak menyadari jika dirinya mengalami keguguran. Namun, sebenarnya ada beberapa tanda yang bisa menandakan keguguran yang bisa menjadi ciri tersendiri. Lalu apa yang harus dilakukan saat mengalami keguguran? Apakah semua ibu hamil keguguran harus dikuret?
Simak penjelasannya pada ulasan Popmama.com berikut ini.
Editors' Pick
Tanda-Tanda Keguguran
Ibu hamil yang mengalami keguguran biasanya merasakan tanda-tanda berikut ini:
- Nyeri punggung bagian bawah,
- Nyeri perut yang terasa seperti kram,
- Demam,
- Terdapat flek (bercak darah) atau jaringan yang keluar dari vagina,
- Perdarahan vagina,
- Tubuh terasa lemas,
- Otot selangkangan atau area sekitar vagina terasa pegal.
Segera periksakan ke dokter kandungan jika mengalami tanda-tanda keguguran di atas.
Penanganan setelah Mengalami Keguguran
Jika Mama mengalami keguguran, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan USG. Biasanya, ibu hamil yang mengalami keguguran akan melalui proses kuretase atau kuret.
Kuretase atau kuret adalah proses pembersihan isi kandungan di dalam rahim, termasuk janin.
Akan tetapi, 50 persen perempuan yang mengalami keguguran, tidak perlu menjalani tindakan kuret.
Keguguran tanpa kuret hanya diperbolehkan jika seluruh isi kandungan sudah keluar dan tidak ada jaringan janin atau plasenta yang tertinggal di dalam rahim. Keguguran yang seperti ini dikenal dengan istilah medis abortus komplit.
Pada sebagian besar kasus keguguran, di mana usia kehamilan masih kurang dari 10 minggu, jaringan janin atau plasenta yang tertinggal di dalam rahim akan keluar secara alami dalam waktu satu atau dua minggu. Proses ini dapat juga dibantu dengan pemberian obat-obatan oleh dokter, bila dirasa perlu.
Apabila keguguran terjadi setelah usia kehamilan 10 minggu, sisa jaringan janin lebih berisiko tertinggal di dalam rahim. Oleh karena itu, dibutuhkan prosedur kuret untuk mengeluarkan dan membersihkannya.
Lalu apa alasan penting untuk melakukan kuret dengan benar?
Selain untuk membersihkan rahim, kuret bertujuan untuk menghentikan perdarahan serta mencegah infeksi.
Kondisi Tubuh setelah Kuret
Tentu akan ada gejala fisik yang mungkin dialami oleh orang yang baru saja menjalani kuret.
Coba perhatikan beberapa kondisi tubuh setelah kuret berikut ini:
- Perdarahan lebih dari 2 minggu atau perdarahan yang sangat banyak,
- Kram perut lebih dari 2 minggu,
- Lemas dan pusing,
- Keluarnya cairan vagina yang berbau tak sedap dan aromanya kuat,
- Demam.
Setelah keguguran sebaiknya tidak berhubungan seks dulu, sebab kesehatan fisik kamu belum pulih dan kamu juga mengalami perdarahan sekitar 10-15 hari.
Biarkan darah keluar dengan sendirinya seperti saat menstruasi. Jangan menggunakan tampon pasca proses kuret.
Itulah tadi tanda-tanda keguguran dan penjelasan mengenai tindakan kuret pada ibu hamil yang mengalami keguguran. Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Ma. Tetap semangat!
Baca juga:
- Pesan Mendalam dan Haru Meghan Markle Pasca Keguguran Anak Kedua
- 11 Artis Indonesia yang Pernah Mengalami Keguguran
- 7 Tanda Janin Tidak Berkembang, Apakah Ini Pertanda Keguguran?