Telat Haid Sampai 10 Hari, Normalkah atau Ini Tanda Kehamilan Kimiawi?
Apa itu kehamilan kimiawi dan apa hubungannya dengan telat haid?
23 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika kamu mengalami siklus haid yang telat satu atau dua hari maka ini dianggap normal, tetapi ada kasus seorang perempuan telat haid sampai 10 hari atau bahkan berminggu-minggu.
Periode yang tertunda tidak selalu menjadi alasan untuk khawatir, namun para ahli menyatakan bahwa pada beberapa orang yang mengalaminya, itu mungkin merupakan kasus kehamilan kimiawi.
Berikut ini Popmama.com akan memberikan penjelasan selengkapnya mengenai penyebab telat haid 10 hari, pengertian kehamilan kimiawi, dan apakah itu bermasalah bagi kamu dan pasangan jika sedang berupaya untuk memiliki keturunan dalam waktu dekat.
1. Apa itu kehamilan kimiawi?
Kehamilan kimiawi adalah kondisi di mana seorang perempuan telat haid 10 hari atau 2 minggu lebih dan setelah tes kehamilan pakai test pack hasilnya positif. Namun setelah cek USG (ultrasonography) di rumah sakit hasilnya tidak terdeteksi kantung kehamilan atau perkembangan plasenta.
Sel telur yang dibuahi atau kehamilan menghasilkan hormon yang disebut hCG yaitu Human Chorionic Gonadotropin.
Tingkat hormon ini dalam darah menentukan kesehatan sel telur. Setelah tingkat hormon ini dalam darah melewati tingkat tertentu, maka akan terdeteksi dalam urin.
Ini adalah saat hasil tes urin positif. Ini biasanya terjadi dalam satu-dua hari setelah terlambat menstruasi. Namun, dalam kasus kehamilan kimiawi, tingkat hCG dalam darah terus turun karena proses kehamilan telah berhenti.
Terkadang orang yang sudah menyakini dirinya hamil akan menganggap ia sedang mengalami keguguran.
Editors' Pick
2. Apa penjelasan ahli mengenai Kehamilan Kimiawi?
Mengutip laman Indiatimes.com, Dr. Rakhi Gaitonde, seorang ginekolog, menyebutkan bahwa banyak perempuan mengabaikan periode haid yang tertunda lalu menganggapnya normal. Mereka menganggap haid telat karena stres atau mungkin juga penyakit.
Namun, tidak banyak yang menyadari adanya kehamilan kimiawi, yang juga disebut sebagai keguguran dini.
Kehamilan kimiawi terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tidak menempel pada dinding rahim.
“Ini berarti bahwa keguguran terjadi pada titik waktu antara periode yang terlewat dan tes biokimia (uji estimasi beta hCG). Tes kehamilan di rumah adalah satu-satunya bukti bahwa perempuan itu hamil seperti yang terjadi sebelum tes ultrasound bisa mengenalinya," ungkap Dr. Mohan Raut, MD PGO, spesialis infertilitas.
Dr. Raut juga menambahkan bahwa periode yang tertunda itu normal bahkan tidak mencurigai kehamilan, meski ia telah kehilangan menstruasi selama tiga minggu.
Tidak seperti keguguran, yang biasanya terjadi pada tahap akhir kehamilan, kehamilan kimia terjadi tepat setelah implantasi, maka banyak perempuan tidak menyadari kejadian tersebut.