Perbedaan Metode Inseminasi dan Bayi Tabung, Mana yang Lebih Baik?
Keduanya adalah program kehamilan yang bisa dilakukan, ketahui dulu perbedaannya
19 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Punya anak adalah dambaan setiap pasangan yang telah menikah. Demi menimang sang Buah Hati, banyak pasangan rela melakukan berbagai cara, dari yang tradisional hingga modern. Salah satu usaha memiliki momongan yang banyak dilakukan para pasangan adalah lewat metode pembuahan buatan.
Ada dua jenis metode yang bisa Kamu lakukan, yaitu inseminasi dan bayi tabung. Apakah perbedaan dari kedua metode tersebut? Berikut Popmama.com merangkum serba-serbi perbedaan inseminasi dan bayi tabung yang perlu dipahami sebelum memutuskan menjalaninya, dilansir dari sart.org:
Apa itu Inseminasi?
IUI atau intrauterine insemination (Inseminasi) adalah prosedur yang menempatkan sperma yang telah dikumpulkan dan diproses di laboratorium ke dalam rongga rahim. Di laboratorium, sperma mengalami 'pencucian' untuk menghilangkan cairan mani yang kemudian dikonsentrasikan.
Proses inseminasi menempatkan sperma lebih tinggi ke dalam rongga rahim, memotong jalur leher rahim dan membuat jalan ke saluran tuba menjadi jauh lebih pendek. Tujuannya adalah untuk meningkatkan peluang agar lebih banyak sperma yang bertemu dengan sel telur.
Inseminasi dapat dilakukan selama masa ovulasi alami Mama, yang dihitung waktunya dengan alat prediksi ovulasi (ovulation predictor kits, OPK) atau dibantu dengan mengonsumsi obat kesuburan yang bertujuan membantu fungsi ovulasi dan meningkatkan kualitas sel telur.
Editors' Pick
Untuk siapakah metode inseminasi ini diterapkan?
Inseminasi dapat membantu pasangan yang memiliki masalah-masalah kesuburan, antara lain:
- Perempuan yang bermasalah dengan ovulasi dan belum bisa hamil meski menggunakan obat kesuburan yang merangsang ovulasi.
- Obat kesuburan digunakan untuk meningkatkan jumlah telur wanita yang normal berovulasi.
- Adanya masalah minor pada sperma, seperti konsentrasi, motilitas, dan morfologi atau bentuk sperma.
- Pasangan pria mengalami kesulitan ejakulasi.
- Pasangan pria memiliki sperma yang beku, yang disebabkan oleh operasi atau perawatan penyakit, seperti kanker testis.
Inseminasi sering dianggap sebagai pengobatan pertama untuk kasus infertilitas yang belum ditemukan dengan pasti sumber masalahnya, endometriosis ringan, atau faktor infertilitas pria yang tergolong ringan.
Apa itu Bayi Tabung atau IVF?
IVF atau in vitro fertilization atau yang sering dikenal dengan program bayi tabung adalah teknologi reproduksi yang dibantu teknologi di mana sel sperma pria dan sel telur wanita dipertemukan di luar tubuh. Seorang wanita akan mengonsumsi obat untuk merangsang produksi indung telur.
Pada metode IVF, dilakukan prosedur minor dengan sedasi menggunakan ultrasonografi (USG) transvaginal untuk menyedot folikel dan mendapatkan sel telur. Prosedur pengumpulan sperma juga dilakukan pada hari yang sama. Selanjutnya sel telur dan sel sperma yang berkualitas akan dipertemukan di laboratorium hingga membentuk embrio.
Embrio akan dipantau perkembangannya untuk menentukan kapan dan embrio mana yang optimal untuk ditransfer ke dalam rahim.
Untuk Siapakah Metode IVF Ini Diterapkan?
Metode IVF atau bayi tabung direkomendasikan untuk pasangan yang telah mencoba program hamil selama setahun, atau yang menunjukkan satu atau lebih masalah kesuburan, seperti:
- Penyumbatan tuba falopi dari jaringan parut atau ligasi tuba.
- Kurangnya ovulasi.
- Jumlah sperma pria sangat sedikit atau motilitasnya rendah.
- Mengalami endometriosis lanjutan.
- Pasangan pria dengan riwayat vasektomi.
- Jumlah sel telur yang sedikit dan vitalitas telur yang buruk.
IVF umumnya direkomendasikan untuk pasangan yang gagal hamil setelah menjalani tiga siklus inseminasi yang tidak berhasil. Menurut Society for Assisted Reproductive Technology, tingkat keberhasilan IVF di Amerika Serikat untuk wanita dari segala usia adalah sekitar 30 persen. Namun, pada wanita di bawah usia 35 tahun, tingkat keberhasilan IVF jauh lebih besar.
Konsultasikan dengan spesialis infertilitas untuk mengevaluasi kondisi kesuburan Mama dan pasangan. Dengan mengetahui secara jelas kondisi kesuburan Mama dan pasangan, dokter dapat menentukan tindakan yang terbaik. Selain itu, penting untuk mencari tahu tingkat keberhasilan klinik yang akan dituju sebelum melakukan perawatan.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
Baca juga:
- Waspada! 7 Tanda Anovulasi Beserta Penyebabnya
- Mama Ingin Cepat Hamil? Ada 5 Cara Mendeteksi Ovulasi
- Apa Itu Sperma Abnormal, Penyebab Istri Susah Hamil