Wajib Tahu! Cara Mengukur Nyeri Haid yang Normal Menurut Dokter
Nyeri haid memang sering dianggap hal biasa, namun jika sakitnya berlebihan harus segera diatasi
19 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Nyeri haid pada umumnya dialami setiap perempuan. Nyeri haid atau dismenore dapat hadir sebagai sensasi nyeri berdenyut atau kram perut yang menyertai siklus menstruasi. Intensitasnya bervariasi, dari yang ringan hingga yang mampu melumpuhkan aktivitas sehari-hari.
Para ahli membedakan dismenore menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Dismenore primer yang paling umum terjadi muncul karena sebagai konsekuensi langsung dari proses menstruasi. Sementara itu, dismenore sekunder bisa menjadi tanda adanya gangguan atau infeksi pada organ reproduksi.
Namun, bagaimana kita bisa memastikan apakah nyeri yang dialami masih dalam batas normal? dr. Upik A., SpOG,SubSpFER melalui media sosialnya, membagikan metode untuk mengukur intensitas nyeri haid secara akurat.
Berikut Popmama.com berhasil membahas mengenai Cara Mengukur Nyeri Haid yang normal menurut dokter
Editors' Pick
Mengukur Intensitas Melalui Aktivitas Sehari-hari
Memahami intensitas nyeri haid bisa dimulai dengan mengamati dampaknya terhadap rutinitas kamu. Pertimbangkan apakah aktivitas harian yang padat memperparah nyeri haid atau justru nyeri haid yang intens muncul bahkan saat kamu tidak terlalu aktif.
Perhatikan juga apakah nyeri haid tersebut memaksa kamu untuk menghentikan aktivitas dan bisa dirasakan lebih lama dari biasanya? Jika iya, nyeri haid yang sangat mengganggu dan berkepanjangan bisa jadi pertanda kondisi yang perlu diwaspadai.
Nyeri Haid Normal
Nyeri haid yang masih dalam batas normal biasanya memiliki pola yang dapat diprediksi. Intensitasnya berkisar dari ringan hingga sedang. Dimulai 1-3 hari sebelum menstruasi dan akan mereda dalam 2-3 hari berikutnya saat mengalami haid.
Meskipun tidak parah, nyeri ini bisa disertai gejala seperti mual, rasa mulas, atau sakit kepala ringan. Lebih dari itu, seringkali sensasi nyeri ini muncul atau meningkat setelah buang air kecil atau besar.