Bisakah Gerakan Janin Memprediksi Jenis Kelamin Bayi?
Banyak yang bilang gerakan janin bisa memprediksi jenis kelamin bayi, benar tidak ya?
15 September 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Satu hal yang paling dinantikan dalam kehamilan yakni mengetahui jenis kelamin si Kecil. Ada berbagai macam mitos yang mengaitkan tentang cara agar calon ibu dapat mengetahui apakah saat ini di dalam rahimnya mengandung bayi laki-laki atau perempuan.
Mama mungkin pernah mendengar seseorang mengatakan bahwa jika janin di perut tidak terlalu aktif maka kemungkinan besar Mama akan memiliki anak perempuan.
Atau jika Mama merasa si Kecil suka bergerak bahkan gerakan tersebut intens, maka mungkin Mama akan memiliki anak laki-laki.
Namun, bisakah gerakan janin memprediksi jenis kelamin bayi dan apakah bisa juga menebak temperamennya?
Untuk mengupas hal ini, Popmama.com telah merangkum informasinya untuk Mama. Yuk, simak penjelasannya!
1. Penjelasan di balik intensnya gerakan janin di dalam kandungan
Melansir dari BabyCentre, banyak hal yang bisa memengaruhi seberapa aktif janin dan seberapa banyak gerakan yang Mama rasakan.
Beberapa pemicunya, yakni karena kelebihan berat badan dan seberapa sibuknya Mama di hari tersebut. Mungkin karena Mama terlalu banyak berdiri atau berbaring bahkan bayi lebih aktif beberapa waktu sesudah Mama makan.
Jika ini adalah kehamilan kedua mama, maka gerakan bayi mungkin terasa sangat berbeda dari yang pertama. Biasanya perempuan yang pernah hamil akan memiliki kepekaan daripada kehamilan pertamanya.
Apalagi kalau anak pertama mereka perempuan, banyak yang salah sangka dan mengasumsikan bahwa itu berarti bayi yang dikandung saat ini pastilah lawan jenis dari anak sulungnya.
Selain itu, terkait dengan apa benar gerakan janin juga bisa memprediksi temperamen bayi ternyata pernah dilakukan penelitiannya. Melansir dari The Science of Mom, sebagian besar penelitian tersebut menggunakan ultrasound atau ultrasonografi doppler.
Alat inilah yang akan ditempatkan di perut ibu untuk mengukur gerakan janin yang digunakan untuk memprediksi temperamen si Bayi.
Biasanya akan dilakukan selama sekitar satu jam, di mana ibu diminta untuk beristirahat dan peneliti mengambil beberapa pengukuran ini selama kehamilan.
Studi lanjutan tentang temperamen pascakelahiran kemudian menggunakan pengamatan perilaku standar atau kuesioner untuk menggambarkan aspek perilaku bayi.
Editors' Pick
2. Benarkah beberapa janin lebih aktif daripada yang lain?
Di kehamilan pertama biasanya perempuan baru menyadari gerakan janin dalam beberapa minggu lebih lambat dibandingkan kehamilan berikutnya. Tetapi, belum ada penelitian lebih lanjut apakah jumlah kehamilan mempengaruhi deteksi gerakan janin di dalam perut ibu hamil.
Normalnya, ibu hamil akan mulai merasakan pergerakan janin dalam kandungan pada usia kehamilan 18 atau 20 minggu.
Tetapi, jika ini bukan kehamilan pertama mama, gerakan janin biasanya sudah lebih terasa di awal minggu ke-16 kehamilan.
Faktor lain mengapa gerakan janin lebih aktif mungkin dipengaruhi oleh posisi plasenta dan berat badan ibu.
Meskipun hal tersebut dapat menambah variasi persepsi mengenai pergerakan janin, beberapa penelitian yang menggunakan ukuran objektif gerakan janin dengan USG atau ultrasonografi doppler secara konsisten menemukan bahwa beberapa janin lebih aktif daripada yang lain.
Artinya, ketika peneliti mengukur aktivitas janin pada beberapa waktu selama kehamilan, mereka menemukan bahwa janin yang aktif tersebut terus menjadi sangat aktif bahkan sampai usia kandungan menginjak trimester akhir.
3. Bisakah gerakan janin memprediksi jenis kelamin bayi?
Sebagian besar penelitian telah menemukan bahwa gerakan janin bukanlah acuan yang bisa diandalkan untuk memprediksi jenis kelamin bayi.
Sebenarnya, tidak ada bukti bahwa gerakan bayi bisa dipakai untuk menebak apakah Mama akan memiliki anak laki-laki atau perempuan.
Misalnya, salah satu penelitian dua studi longitudinal yang mengukur aktivitas janin pada beberapa titik waktu selama kehamilan tidak menemukan perbedaan pola aktivitas janin antara janin laki-laki dan janin perempuan.
Namun, banyak yang keliru karena ada penelitian lainnya yang menemukan bahwa rata-rata, anak laki-laki lebih aktif daripada anak perempuan di masa balita.
Meski seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa penelitian ini tidak menemukan perbedaan pada tingkat aktivitas antara janin laki-laki dan perempuan. Tetapi di satu sisi, ada penelitian lain yang menemukan bahwa anak laki-laki yang aktif pada usia 1 tahun cenderung semakin aktif di usia 2 tahun.
Jadi, orang-orang menganggap intesitas pergerakan janin dapat memprediksi jenis kelamin si Bayi. Pemikiran ini kemungkinanan dibentuk karena adanya campur tangan harapan budaya di masing-masing tempat.
Jika Mama masih penasaran ingin mengetahui jenis kelamin si Kecil maka Mama dapat melakukan pemindaian USG minimal di usia kehamilan ke-20 minggu. Namun, hal ini terkadang tak menjamin seratus persen, Ma.
Jika bayi dalam posisi yang tidak menguntungkan, mungkin sulit bagi dokter untuk mengetahui jenis kelaminnya.
4. Bisakah aktivitas pergerakan janin memprediksi temperamen bayi?
Hubungan antara aktivitas pergerakan janin dan temperamen bayi telah diamati dalam berbagai penelitian. Berikut adalah beberapa hal yang paling menarik :
1. Lebih banyak gerakan janin mungkin berarti bayi akan lebih sedikit menangis.
Sebuah penelitian di Inggris meminta ibu hamil untuk membuat catatan selama 1 jam setiap harinya mengenai gerakan janinnya dengan mengklasifikasikan masing-masing gerakan janin, apakah gerakannya lemah atau kuat yang terjadi di pagi dan sore hari selama 3 hari pada usia kehamilan 37 minggu.
Para ibu kemudian menyelesaikan jurnal harian yang berisi tentang perilaku bayi mereka pada 1, 6, dan 12 minggu pascapersalinan.
Gerakan janin yang kuat tidak berkorelasi dengan perilaku bayi di kemudian hari, tetapi jumlah gerakan lemah yang malah berkolerasi dengan temperamen bayi.
2. Janin yang memiliki gerakan lemah selama kehamilan akan lebih rewel dan banyak menangis saat bayi.
Sisi baiknya, gerakan janin tidak berkorelasi dengan pola tidur atau perilaku makan. Gerakan janin yang lebih banyak mungkin menunjukkan bahwa bayi cenderung lebih aktif.
Dr. Janet DiPietro dari Johns Hopkins telah mempelajari perkembangan janin selama lebih dari 20 tahun, termasuk beberapa penelitian tentang pertanyaan aktivitas janin apa yang dapat memberi tahu watak anak sebelum kelahirannya.
Salah satu penelitian pertama yang diterbitkan pada tahun 1996, menemukan bahwa janin yang lebih aktif menjadi bayi yang lebih sulit diprediksi serta tidak dapat beradaptasi berdasarkan kuesioner ibu yang memiliki bayi usia 3 dan 6 bulan.
3. Bayi yang lebih banyak bergerak selama kehamilan mungkin tidak mudah frustrasi pada usia 1 tahun dan lebih mandiri pada usia 2 tahun.
Studi lain dari lab Janet DiPietro termasuk penilaian perilaku pada usia 1 dan 2 tahun.
Dalam tes 1, bayi berusia 1 tahun menyaksikan mainan yang tampak menyenangkan di tempatkan di belakang penghalang kaca tembus pandang, di luar jangkauan mereka, dan para peneliti mencatat betapa tertekannya mereka dengan pengaturan ini seperti membenturkan kaca atau memilih pindah ke hal lain yang lebih menarik.
Tes lainnya mencoba meneliti bayi yang ditempatkan ke kursi mobil bayi, biasanya seperti yang Mama tahu terkadang kegiatan ini membuat si Kecil frustasi.
Selain itu di tes 2, peneliti memberikan skenario dengan mengamati anak usia 2 yang bermain di rumah mereka sementara para ibu diinstruksikan untuk duduk dekat tetapi bertindak terlalu sibuk berinteraksi dengan balita mereka.
Ada korelasi yakni anak yang saat janinnya memiliki lebih banyak aktivitas tidak terlalu frustasi di tes pertama dan bermain lebih mandiri pada usia 2 tahun di tes kedua.
Ada juga hubungan yang menarik dengan jenis kelamin dalam penelitian ini.
Pada usia 1 tahun, anak laki-laki yang lebih aktif dalam kandungan juga merupakan balita yang lebih aktif. Namun, anak perempuan yang lebih aktif dalam kandungan adalah kebalikannya malah kurang aktif saat balita.
Penelitian ini mungkin cukup menarik ya, Ma. Namun, jangan terlalu menganggap kalau semua penelitian ini pasti akan terjadi pada si Kecil yang bahkan belum lahir. Mungkin dari penelitian ini bisa di ambil sisi baiknya agar sebagai seorang calon ibu, mulai lebih memperhatikan tentang berbagai macam karakter orang.
Studi-studi ini secara khusus mencoba memisahkan gerakan janin dari banyak sumber variasi lainnya.
Mereka meneliti banyak bayi dengan menggunakan model matematika untuk mengidentifikasi pola dalam kelompok, tetapi mereka benar-benar tidak dapat memberi tahu apapun tentang karakter masing-masing bayi.
Biarkan si Kecil kelak memberitahu bagaimana perasaan, emosi, dan sifatnya pada Mama. Sebagai seorang ibu, kita hanya bisa mendampingi dan memberikan yang terbaik untuknya.
Demikian penjelasan mengenai bisakah gerakan janin memprediksi jenis kelamin bayi. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Mama, ya.
Baca juga :
- Ini Penyebab Mama Belum Merasakan Gerakan Janin saat Hamil 4 Bulan
Benarkah Ada Perbedaan Gerakan Janin Laki-laki dan Perempuan?
Susah Tidur di Kehamilan Trimester Kedua? Ini 5 Cara Mengatasinya