4 Gangguan Pencernaan yang Sering Dialami di Trimester Kedua
Kondisi ini tentu sangat mengganggu banyak ibu hamil
14 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak perubahan signifikan yangt terjadi pada janin di dalam kandungan selama trimester kedua kehamilan. Di waktu tersebut bayi semakin berkembang sehingga tubuh mama akan mengalami perubahan dengan cepat.
Salah satunya adalah gangguan pencernaan yang disebabkan pertumbuhan janin mendorong perut ibunya dan juga adanya perubahan kadar hormon.
Gangguan pencernaan yang dialami selama kehamilan merupakan kondisi normal. Meskipun kebanyakan gangguan pencernaan tak berbahaya, Mama tetap disarankan untuk segera mengatasinya.
Nah berikut ini Popmama.comakan menjelaskan lebih lanjut tentang 4 gangguan pencernaan yang sering dialami di trimester kedua. Yuk, kita simak bersama informasinya, Ma.
Masalah Pencernaan dan Kehamilan
Sistem pencernaan adalah jaringan kompleks organ yang bekerja sama untuk membantu tubuh memecah makanan dan menyerap nutrisi. Yang termasuk bagian organ pencernaan yakni mulut, kerongkongan, perut, hati, usus halus, dan dubur.
Penyerapan nutrisi sangat penting bagi tubuh untuk menciptakan energi dan menjalankan fungsi secara keseluruhan. Bahkan peran ini lebih penting di masa kehamilan untuk mendukung pertumbuhan janin.
Masalah pencernaan terjadi pada kehamilan karena masuknya hormon yang mengendurkan otot di saluran pencernaan. Secara alami berat badan Ibu hamil akan bertambah karena menopang bayi di perutnya. Hal ini juga dapat memberi tekanan tambahan pada saluran pencernaan.
Melansir dari Healthline, berikuti beberapa gangguan pencernaan yang bisa dialami ibu hamil khususnya di usia kandungan trimester kedua diantaranya :
Editors' Pick
1. Sembelit
Sembelit adalah gejala umum yang bisa dialami perempuan selama kehamilan dan lebih sering terjadi di trimester kedua.
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mendefinisikan sembelit sebagai kondisi di mana buang air besar kurang dari tiga kali seminggu dengan kata lain Mama kesulitan untuk buang air besar.
Perubahan hormon selama kehamilan juga dapat mempengaruhi pencernaan selain memperlambat gerakan usus. Gerakan usus akan menjadi sulit dan menyebabkan perut membengkak.
Selain itu, kadar zat besi yang tinggi dapat menyebabkan sembelit pada ibu hamil. Tingginya kadar zat besi biasanya diakibatkan karena ibu hamil sedang mengonsumsi vitamin prenatal.
Mengubah pola makan adalah cara paling praktis untuk mengatasi sembelit selama kehamilan. Ini juga merupakan cara paling aman. Asupan serat alami dapat mengimbangi masalah sembelit. Pusat Medis UCSF merekomendasikan Mama untuk mengonsumsi antara 20 dan 35 gram serat per hari.
Sumber makanan nabati kaya akan serat, jadi pastikan untuk makan banyak sayuran segar, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Terapkan juga hal ini ya, Ma untuk mengurangi sembelit misalnya :
- Hindari menahan buang air besar,
- minum banyak air, hindari minuman manis karena dapat memperburuk sembelit,
- berolahraga secara teratur untuk mendorong gerakan di usus.
Sebagai upaya terakhir, lakukan pemeriksaan dan dokter mungkin akan merekomendasikan Mama pencahar atau suplemen serat untuk melunakkan dan memudahkan buang air besar.
Disarankan untuk tidak asal mengonsumsi obat pencahar tanpa saran dokter karena bisa menyebabkan efek samping seperti diare.
2. Penumpukan gas
Kerja sistem pencernaan melambat selama trimester kedua sehingga menyebabkan penumpukan gas yang mengakibatkan sakit perut, kram, sendawa, atau banyak buang gas.
Meski tidak ada cara apapun yang bisa mengubah kerja sistem pencernaan selama kehamilan, tetapi Mama dapat mengurangi dengan menghindari makanan pemicu gas di dalam perut.
Misalnya dengan mengurangi minuman berkarbonasi, produk susu, sayuran seperti brokoli, kubis, dan kembang kol, bawang putih, dan ubi.
Selain itu, cara makan juga bisa memperparah penumpukan gas di dalam perut, lho Ma. Untuk itu, cobalah makan makanan kecil dan makan perlahan untuk menghindari menelan udara.
Jika mengubah kebiasaan makan tidak membantu, bicarakan dengan dokter tentang menambahkan produk pereda gas yang dijual bebas.
Jangan mengonsumsi suplemen atau herbal apapun tanpa mengonsultasikannya dengan dokter terlebih dahulu.
3. Heartburn
Tahukah Mama kalau sebenarnya hearthburn sama sekali bukan masalah kesehatan yang mempengaruhi jantung.
Ya, heartburn merupakan kondisi kesehatan yang umum terjadi selama kehamilan dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan serangan jantung.
Menurut Menurut U.S Food and Drugs, heartburn biasanya disebabkan oleh makanan yang ada di dalam perut yang naik ke kerongkongan.
Perubahan hormon dan pertumbuhan bayi dapat berkontribusi terhadap terjadinya refluks asam yang mengakibatkan heartburn.
Heartburn bisa memicu GERD pada ibu hamil. Gejala ini biasanya terasa seperti ada sensasi terbakar yang tidak nyaman di tenggorokan dan dada segera setelah makan.
Banyak makanan yang dapat memicu heartburn. Bahkan jika Mama tidak mengalami refluks asam sebelum hamil, perlu juga mempertimbangkan untuk menghindari :
- Makanan berminyak, berlemak, dan digoreng,
- makanan pedas,
- makanan yang mengandung banyak bawang putih,
- kafein.
Makan dalam porsi besar dan makan sebelum berbaring juga dapat menyebabkan heartburn. Untuk membantu mencegah agar Mama tak mengalami hearhburn di malam hari yakni dengan meninggikan posisi bantal selama waktu tidur.
Hubungi dokter jika Mama sering mengalami sakit maag, setidaknya dua kali seminggu atau sudah mengganggu aktivitas sehari-hari. Biasanya dokter akan memberikan antasida untuk meredakannya.
4. Diare
Diare pada ibu hamil terjadi karena perubahan hormon, mengonsumsi makanan sembarangan, dan stres. Sebenarnya, masalah pencernaan ini bisa terjadi di semua tahap usia kehamilan, tetapi paling sering terjadi pada trimester ketiga karena sudah mendekati masa menjelang persalinan.
Namun jika Mama mengalami diare di trimester kedua, perlu segera ditangani karena bisa berdampak buruk pada kondisi janin. Diare berisiko membuat janin tidak bisa mendapatkan asupan nutrisi dan oksigen yang cukup. Selain itu diare bisa menyebababkan dehidrasi pada ibu hamil.
Gangguan pencernaan ringan biasanya merupakan gejala normal yang terjadi selama trimester kedua, tetapi beberapa gejala dapat menandakan masalah serius, lho Ma.
Hubungi dokter segera jika Mama mengalami diare parah, diare yang berlangsung lebih dari dua hari. tinja hitam atau berdarah, dan sakit perut parah atau kram perut.
Tubuh Mama mengalami banyak perubahan selama kehamilan dan beberapa dari perubahan ini bisa jadi tidak menyenangkan. Gejala terkait seperti gangguan pencernaan akan membaik biasanya setelah melahirkan.
Nah, itulah 4 gangguan pencernaan yang sering dialami di trimester kedua. Pastikan untuk mendiskusikan masalah atau gejala parah dengan dokter kandungan. Semoga informasi ini bisa membantu, ya Ma!
Baca juga :
- Bawang Putih untuk Ibu Hamil: Manfaat dan Efek Sampingnya
Bisakah Gerakan Janin Memprediksi Jenis Kelamin Bayi?