Obesitas dan Diabetes saat Hamil Berisiko Lahirkan Anak Autisme
Seberapa tinggi peluang risikonya? Cari tahu di sini!
30 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Wajar jika ibu hamil mengalami kenaikan berat badan. Hal ini menandakan bahwa janin yang ada di dalam perut juga ikut berkembang. Namun, perlu diperhatikan seberapa besar kenaikan berat badannya. Kenaikan berat badan saat hamil memilki batasan.
Jika berat badan tidak dikontrol dan melebihi batas normal dikhawatirkan bisa mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Komplikasi dari obesitas bukan hanya berdampak buruk bagi kesehatan ibu namun juga pada janin.
Timbulnya penyakit diabetes merupakan salah satu dampak negatif dari obesitas. Kelebihan berat badan selama kehamilan diyakini dapat meningkatkan risiko kematian pada anak.
Tak hanya itu, studi terbaru mengatakan kombinasi obesitas dan diabetes saat hamil berisiko lahirkan anak autisme. Untuk tahu lebih jelasnya, berikut Popmama.com rangkum informasinya untuk Mama!
Risiko Lebih Tinggi Lahirkan Anak Austisme
Mungkin Mama pernah mendengar bahwa ibu hamil yang mengalami obesitas berisiko sangat tinggi memiliki komplikasi kehamilan salah satunya melahirkan bayi prematur.
Selain itu, penelitian terbaru menemukan anak yang lahir dari ibu dengan obesitas dan diabetes, sekitar empat kali lipat lebih berisiko mengalami autisme.
Dilansir dari Parents, studi baru yang diterbitkan dalam Pediatrics tahun 2016 menjelaskan bahwa kombinasi dari dua masalah kondisi kesehatan ini meningkatkan risiko lahirnya anak autisme secara lebih signifikan.
Dalam studi yang berjudu "The Association of Maternal Obesity and Diabetes with Autism and Other Developmental Disabilities”, peneliti mengamati lebih dari 2.700 pasangan ibu dan anak selama kurun waktu 16 tahun.
Mereka menemukan perempuan yang mengalami obesitas sebelum hamil sebenarnya memiliki dua kali lipat kemungkinan memiliki anak yang didiagnosis dengan autisme pada usia 6 tahun dibandingkan dengan anak-anak yang lahir dari perempuan yang memiliki berat badan normal.
Sementara itu, perempuan yang mengidap diabetes sebelum atau selama kehamilan memiliki risiko yang sama. Namun, perempuan yang menderita obesitas dan diabetes memilki risiko paling tinggi sekitar hampir empat kali lipat.
Potensi adanya autisme diperkirakan sudah dimulai sebelum kelahiran. Sebab kondisi obesitas dan diabetes sangat mengganggu perkembangan otak janin.
Editors' Pick
Bagaimana Obesitas dan Diabetes Bisa Menyebabkan Autisme pada Anak?
Sementara ini, mekanisme yang menghubungkan ibu obesitas dan diabetes dengan kemungkinan lahirnya anak yang didiagnosis autisme masih belum jelas.
Namun, ada kemungkinan kondisi tersebut meningkatkan peradangan sehingga menghambat perkembangan janin. Janin tidak mendapat nutrisi yang baik untuk tumbuh kembangnya.
Dikutip dari Foxnews, Elinor Sullivan, peneliti biologi dan ilmu saraf di University of Portland menjelaskan kemungkinan risiko autisme akan semakin meningkat jika perempuan mengalami obesitas dan diabetes karena tingkat faktor inflamasi dan dampak buruk dari terganggunya nutrisi menyebabkan semakin tinggi keturunannya terpapar dampak burut tersebut.
Kedua kondisi tersebut secara signifikan meningkatkan kemungkinan anak mengalami cacat intelektual.
Salah satu keterbatasan penelitian in adalah bahwa beberapa anak dengan ASD (autism spectrum disorder) mungkin salah diklasifikasikan atau hanya memiliki diagnosis sementara.
Selain itu, ada kemungkinan bahwa apa yang dikenal sebagai bias seleksi menyebabkan lebih banyak anak dengan keterlambatan perkembangan diikutsertakan dalam penelitian ini.
Tetapi, temuan studi sangat memprihatinkan mengingat sepertiga perempuan usia reproduksi mengalami obesitas dan hampir satu dari 10 menderita diabetes serta satu dari 68 anak didiagnosis memiliki autisme.