Ciri-Ciri Dehidrasi pada Ibu Hamil, Jangan Disepelekan
Pada kasus yang fatal, dehidrasi dapat menimbulkan kematian
1 Maret 2025

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dehidrasi atau kondisi kehilangan cairan tubuh adalah salah satu masalah kesehatan yang tidak boleh diabaikan ibu hamil karena bisa berdampak serius pada ibu hamil itu sendiri dan janinnya.
Secara umum, ibu hamil memerlukan lebih banyak air daripada saat sebelum hamil, karena kebutuhan bayi dalam kandungan juga harus terpenuhi. Air sangat vital untuk kehidupan dan memiliki peran krusial dalam memastikan perkembangan janin yang sehat.
Dehidrasi pada ibu hamil bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti kurangnya asupan cairan, cuaca panas, atau aktivitas fisik yang berlebihan. Mengenali tanda-tanda dehidrasi sejak dini sangat penting untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.
Lantas, apa saja ciri-ciri dehidrasi pada ibu hamil dan bahayanya? Kali ini Popmama.com telah merangkum informasi lengkapnya untuk Mama. Yuk, disimak!
Editors' Pick
Ciri-Ciri Dehidrasi pada Ibu Hamil
Gejala dehidrasi penting dikenali ibu hamil. Dengan mengenali ciri-cirinya, ibu hamil dapat melakukan tindakan pencegahan hal-hal yang tidak diinginkan. Berikut ciri-ciri dehidrasi pada ibu hamil:
Ciri-ciri dehidrasi ringan:
- Mulut kering dan lengket,
- Lelah dan lesu,
- Rasa haus meningkat,
- Penurunan frekuensi untuk buang air kecil,
- Pusing dan sakit kepala,
- Sembelit.
Ciri-ciri dehidrasi berat:
- Urine berwarna lebih gelap,
- Kurangnya produksi keringat,
- Tekanan darah rendah,
- Mulut, kulit, dan selaput lendir sangat kering,
- Mudah marah dan kebingungan,
- Mata cekung,
- Detak jantung dan ritme pernafasan meningkat,
- Elastisitas kulit menurun,
- Perubahan pola gerak bayi.
Selama masa kehamilan, dehidrasi dapat memicu kontraksi palsu, yaitu pengencangan rahim yang biasanya berlangsung satu atau dua menit. Kontraksi ini paling sering terjadi pada trimester ketiga, meskipun bisa juga dirasakan pada trimester kedua.
Jika ibu hamil mengalami banyak kontraksi seperti ini, kemungkinan besar janin tidak terhidrasi dengan baik. Dehidrasi ringan hingga sedang biasanya dapat diatasi dengan minum air yang cukup. Namun, dehidrasi berat, terutama selama kehamilan, memerlukan penanganan medis segera.
Bahaya Dehidrasi pada Ibu Hamil
Pada awal kehamilan, risiko dehidrasi meningkat akibat gejala mual dan muntah berlebihan, yang menyulitkan asupan makanan dan minuman.
Dehidrasi ringan umumnya tidak berbahaya jika cairan yang hilang segera digantikan. Namun, dehidrasi berat dapat menyebabkan komplikasi serius bagi ibu hamil dan janin.
Pada trimester ketiga, dehidrasi juga dapat memengaruhi produksi ASI di masa mendatang. Dalam kasus yang paling parah, dehidrasi bisa meningkatkan risiko koma dan kematian.
Selain itu, dehidrasi dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting bagi kesehatan ibu dan bayi, yang berpotensi memicu cacat bawaan pada bayi.
Bagaimana pengaruhnya terhadap janin?
Dehidrasi mengurangi cairan ketuban, yang dapat menghambat pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko persalinan prematur.