Ciri-Ciri Kehamilan Berisiko Tinggi, Jangan Diabaikan!
Kehamilan berisiko tinggi bisa membahayakan ibu dan janin
5 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap ibu hamil tentu menginginkan janinnya tumbuh sehat dan kuat. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat membuat kehamilan masuk dalam kategori risiko tinggi yang perlu diwaspadai dan diketahui sejak dini.
Kehamilan berisiko tinggi erat hubungannya dengan Angka Kematian Ibu (AKI), karena kondisi-kondisi saat kehamilan ini meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi serius yang dapat mengancam nyawa ibu.
AKI mengukur jumlah kematian ibu yang terjadi akibat komplikasi selama kehamilan, persalinan, atau dalam periode pascapersalinan.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan memahami ciri-ciri kehamilan dengan risiko tinggi sedini mungkin, agar ibu dan bayi tetap sehat sepanjang kehamilan hingga persalinan.
Yuk, Ma simak informasi lebih lanjut mengenai ciri-ciri ibu hamil risiko tinggi yang telah Popmama.com rangkum berikut ini.
Pengertian Kehamilan Risiko Tinggi
Kehamilan berisiko tinggi adalah kondisi kehamilan yang memiliki peluang lebih besar untuk mengalami komplikasi serius, baik bagi ibu maupun janin.
Sebenarnya semua kehamilan memiliki risikonya sendiri. Namun, ada kondisi tertentu yang dapat meningkatkan risiko kehamilan, seperti ibu dengan penyakit bawaan atau riwayat kehamilan bermasalah. Komplikasinya bisa terjadi mulai dari masa kehamilan, selama persalinan, hingga masa nifas.
Meski begitu, kehamilan berisiko tinggi tidak berarti ibu dan janin pasti mengalami masalah kesehatan. Ibu dan janin hanya perlu mendapatkan perawatan ekstra dan pengawasan ketat untuk mengantisipasi komplikasi.
Ciri-Ciri Ibu Hamil Risiko Tinggi
Menurut Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG (K), Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, guna menekan angka kematian ibu, diperlukan perawatan kehamilan yang mampu mendeteksi ibu hamil risiko tinggi atau rendah.
Berikut ciri-ciri hamil risiko tinggi yang disebutkan oleh Prof Budi:
1. Ibu hamil yang obesitas
Obesitas pada ibu hamil bukan hanya tentang kelebihan berat badan. Ini bisa memengaruhi kesehatan ibu dan bayi.
Ibu dengan obesitas memiliki lebih banyak risiko tinggi untuk mengalami komplikasi seperti diabetes gestasional, tekanan darah tinggi, dan masalah persalinan lainnya. Kelebihan berat badan juga bisa mempengaruhi perkembangan bayi dalam kandungan.
Editors' Pick
2. Mengidap hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi serius selama kehamilan. Ini bisa menyebabkan preeklamsia, yaitu kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kerusakan organ, biasanya ginjal.
Jika tidak ditangani dengan baik, preeklamsia dapat mengancam nyawa ibu dan bayi. Tekanan darah yang tinggi juga bisa menyebabkan aliran darah ke plasenta berkurang, sehingga bayi tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup.
3. Sudah hamil sebanyak lima kali atau hamil pada usia lebih dari 35 tahun
Kehamilan berulang sebanyak lima kali atau hamil di usia lebih dari 35 tahun juga meningkatkan risiko kehamilan. Mama yang sudah beberapa kali hamil mungkin memiliki otot rahim yang kurang kuat, stamina yang menurun, dan masalah kesehatan lain yang muncul dari kehamilan sebelumnya.
Begitu pula dengan perempuan yang hamil pada usia di atas 35 tahun yang dapat meningkatkan risiko masalah genetik pada bayi, seperti Down syndrome, peningkatan persalinan prematur, dan komplikasi kehamilan lainnya seperti diabetes gestasional dan hipertensi.
4. Ibu hamil mempunyai riwayat operasi caesar
Jika Mama pernah menjalani operasi caesar pada kehamilan sebelumnya, ada risiko tertentu yang perlu diwaspadai pada kehamilan berikutnya.
Bekas luka operasi dapat memengaruhi kekuatan rahim saat persalinan berikutnya, dan ada kemungkinan terjadinya ruptur atau robekan rahim. Ini bisa sangat berbahaya bagi ibu dan bayi.
5. Kehamilan sungsang
Kehamilan sungsang terjadi ketika posisi bayi dalam rahim tidak sesuai untuk persalinan normal.
Biasanya, kaki atau bokong bayi berada lebih dekat ke jalan lahir dibandingkan kepala. Hal ini membuat proses persalinan menjadi lebih sulit dan seringkali memerlukan intervensi medis, seperti operasi caesar, untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi.
6. Kehamilan lintang
Kehamilan lintang adalah ketika bayi berada pada posisi melintang di dalam rahim, bukan vertikal seperti biasanya. Posisi ini membuat persalinan normal tidak mungkin dilakukan dan hampir selalu memerlukan operasi caesar.
Kehamilan lintang juga bisa disertai dengan risiko lebih tinggi terhadap prolaps tali pusat atau kondisi saat tali pusat bayi turun melewati janin, menutupi jalan lahir, bahkan keluar lebih dulu daripada janin. Hal ini bisa mengganggu suplai darah dan oksigen ke bayi.
Dengan mengetahui dan memahami ciri-ciri ibu hamil risiko tinggi, Mama dan keluarga bisa lebih waspada dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.
Baca juga:
- Mual dan Muntah saat Malam Hari, Apakah Tanda Hamil Anak Perempuan?
- Posisi Tidur Ibu Hamil saat Kaki Bengkak
- 9 Senam Hamil yang Aman dan Sederhana di Setiap Trimester Kehamilan