Selama Kehamilan, Lakukan 5 Hal Ini Saat Berbicara dengan Janin
Ini 5 hal yang bisa Mama lakukan untuk berbicara dengan janin
20 April 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berapa lama biasanya Mama hamil berbicara dengan janin? Atau Mama merasa aneh karena harus berbicara sendiri dengan perut?
Ma, banyak manfaat yang bisa dirasakan si Kecil dalam kandungan jika Mama mengajaknya bicara. Meski respons janin tidak terlihat langsung, Mama tetap dapat merasakan tiap gerakan yang ia lakukan.
Rahim Mama adalah arena bermain menyenangkan bagi janin. Sejak usia 10 minggu, ia mulai bisa bergerak-gerak, walau Mama belum merasakannya.
Begitu menginjak usia kandungan 23 minggu, janin sudah mampu mendengar suara Mama dan suara lainnya. Ia akan bergerak sebagai cara menunjukkan responsnya. Bahkan, si Kecil mampu menikmati apa yang Mama makan dan bereaksi ketika Mama atau Papa mengusap perut.
Cara berinteraksi tersebut bukan hanya membentuk bounding antara Mama dan si Kecil dalam kandungan, tetapi juga menjadi cara terbaik mempersiapkan janin lahir ke dunia kelak.
Nah, supaya Mama nggak bingung harus melakukan apa saja saat berbicara dengan janin, berikut contekan dari Popmama.com yang bisa dicoba.
1. Bernyanyi
Seiring pendengaran janin yang berkembang dari waktu ke waktu, si Kecil menikmati soundtrack hariannya berupa detak jantung dan suara lapar perut Mama. Ia juga mulai mampu mendengar suara lain dari luar rahim.
Suara Mama adalah suara yang paling akrab baginya. Maka, begitu ia lahir, ia bisa merespons senang setiap mendengarkan suara Mama.
Cara menyenangkan lain yang bisa Mama lakukan selain berbicara pada janin adalah bernyanyi. Mama bisa bernyanyi lagu favorit atau lagu anak-anak sambil mengajaknya berbincang. Nikmati, Ma, sambil merasakan tiap gerakan janin.
Editors' Pick
2. Memutar musik
Perlu Mama tahu, memutar musik klasik pada janin saat hamil belum terbukti meningkatkan kecerdasan si Kecil. Namun, memutar musik bisa membuat Mama rileks dan Mama bisa mendengarkannya bersama si Kecil.
Jadi, tak usah terpaku pada genre musik klasik. Mama bebas memilih musik favorit Mama, selama Mama bisa menikmatinya.
Lebih menarik lagi, saat Mama memutar musik untuk janin, detak jantungnya meningkat dan ia pun bergerak. Kelak begitu ia lahir, bisa jadi ia merespons pada lagu-lagu yang biasa didengarnya sejak dalam kandungan.
Dengan kata lain, bayi mengasosiasikan pengalamannya dalam kandungan dengan apa saja yang Mama rasakan saat itu. Terjawab kan mengapa seorang ibu hamil harus mampu mengendalikan pikiran dan mood agar tetap positif?