7 Hal Paling Ditakuti Saat Hamil dan Cara Mengatasi Stresnya
Apakah Mama mengalaminya juga?
9 September 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hamil seharusnya menjadi momen yang menyenangkan dan tak terlupakan. Tapi sayangnya justru banyak ibu hamil yang terlalu khawatir saat hamil.
Rasa takut dan khawatir berlebihan ini memicu stres, yang kemudian berujung pada gangguan kehamilan.
Padahal nyatanya tak semua ketakutan ini akan terjadi lho, Ma. Menurut psikolog Sari Shepphird, PhD, pada dasarnya sebenarnya risiko pada kehamilan cukup rendah, terutama bagi Mama yang sehat.
Untuk mengatasi kecemasan berlebih, para ahli menyarankan ibu hamil untuk mengubah obrolan negatif dan mengalihkan dengan berada di lingkungan yang positif.
Nah, apa saja ya ketakutan terbanyak yang dialami oleh ibu hamil? Bagaimana cara mengatasinya? Berikut informasinya untuk Mama:
1. Cacat lahir
Salah satu ketakutan yang banyak dialami oleh ibu hamil adalah khawatir kelak si Kecil mengalami cacat lahir.
Disampaikan oleh pakar kebidanan dan kandungan University of California, Michael Lu, MD, kebanyakan cacat lahir struktural terjadi satu atau dua minggu setelah Mama terlambat haid.
Oleh sebab itu, ia menganjurkan para perempuan untuk berhati-hati dalam beraktivitas saat sudah berencana hamil. Terlalu sembarangan saat makan atau beraktivitas saat sudah ketahuan hamil dianggap Lu terlambat untuk mencegah risiko cacat lahir.
Selain itu, minimalkan risiko cacat lahir dengan mencukupi kebutuhan asam folat setiap hari. Hal ini bisa mengurangi risiko cacat lahir berupa spina bifida.
Jalani juga gaya hidup sehat dan penuhi gizi seimbang. Hindari konsumsi berlebihan ikan yang mengandung merkuri, berhenti minum alkohol, merokok, atau menggunakan obat sembarangan.
Hindari juga konsumsi daging setengah matang, Ma. Sebisa mungkin, jauhi dulu hewan-hewan peliharaan termasuk kucing. Hewan ini dianggap sebagai sumber parasit toksoplasma, yakni infeksi yang dapat menyebabkan cacat lahir.
2. Keguguran
Keguguran juga menjadi salah satu ketakutan besar para ibu hamil. Jika Mama juga mengalaminya, ingatkan diri Mama bahwa kebanyakan keguguran terjadi karena kelainan kromosom yang tidak dapat dicegah.
Hasil penelitian tidak menunjukkan bahwa olahraga, hubungan seks atau bahkan latihan angkat beban dapat berisiko menyebabkan keguguran.
Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa kebanyakan minum kopi juga bisa memicu risiko keguguran. Oleh sebab itu, sebaiknya batasi minum kopi saat hamil ya, Ma.
Editors' Pick
3. Depresi
Jangan abaikan pentingnya komunikasi terbuka dengan pasangan atau keluarga. Dengan membicarakan apa ketakutan Mama, solusi bisa ditemukan.
Jika perlu, temui dokter kandungan atau pakar psikologi yang bisa mengajarkan Mama latihan relaksasi dan visualisasi untuk menurunkan kadar hormon stres. Latihan napas bisa menjadi salah satu cara meredakan stres lho, Ma.
4. Bayi lahir prematur
Obesitas, tekanan darah tinggi dan diabetes adalah faktor risiko untuk prematuritas. Jadi untuk mengurangi ketakutan Mama akan hal ini, cobalah untuk menjaga berat badan yang sehat dan pastikan gula darah serta tingkat tekanan darah Mama normal.
Hindari faktor-faktor risiko pemicu lahir prematur lainnya seperti merokok, minum alkohol, dan obat-obatan sembarangan. Jangan ragu konsultasikan keluhan Mama selama hamil, karena pada dasarnya infeksi adalah penyebab utama kelahiran prematur.
Stres berat juga dapat memicu persalinan prematur, jadi pastikan Mama bisa mengatasi kecemasan yang sedang dialami, ya. Misalnya dengan curhat ke Papa atau ke anggota keluarga lainnya.
5. Nyeri persalinan
Setiap ibu hamil tentunya pernah membayangkan seperti apa rasanya menghadapi momen persalinan. Tak sedikit yang kemudian jadi takut.
Jika Mama juga mengalaminya, tak ada salahnya Mama mengobrol dengan teman yang sudah pernah melewatinya. Cari tahu tentang apa saja pilihan pereda nyeri saat persalinan, risiko serta manfaatnya.
Bicarakan pada dokter tentang apa saja tahapan persalinan dan yakinkan diri Mama bahwa ini adalah hal alami yang dialami oleh perempuan.
Jangan lupa untuk memilih pendamping persalinan yang tepat, Ma. Siapa sosok yang kira-kira bisa membantu dan menguatkan Mama dalam mengatasi rasa nyeri yang ada. Bisa Papa, bisa ibu Mama, atau mungkin anggota keluarga lainnya.
6. Menyusui
Tak semua ibu hamil membayangkan momen menyusui adalah sesuatu yang menyenangkan lho, Ma. Terutama bagi mereka yang pernah mendengar keluhan para ibu menyusui.
Beberapa hal yang ditakuti tentang menyusui adalah bayi tak bisa minum dengan baik, produksi air susu ibu (ASI) yang sedikit, lecet saat menyusui, bahkan bengkak payudara yang bisa memicu mastitis (peradangan jaringan payudara).
Apabila Mama juga mengalaminya, cobalah cari bantuan informasi dari konselor laktasi atau kelompok ibu menyusui. Pakar kesehatan anak dari Pawtucket, AS, Laura Viehmann, MD, menyebutkan perempuan yang melihat perempuan lainnya berhasil menyusui, memiliki peluang lebih besar juga untuk bisa melakukannya.
Jika perlu, pelajari tentang teknik lekatan yang baik untuk menghindari lecet puting payudara sejak hamil, Ma. Jangan lupa kelilingi diri Mama dengan kondisi positif dan pastikan keluarga mendukung upaya Mama untuk menyusui.
7. Sampai di rumah sakit tepat waktu
Adegan di film seringkali menampilkan bagaimana ibu hamil melahirkan di mobil atau di rumah, karena tidak sempat ke rumah sakit. Akhirnya, hal ini pun juga menjadi ketakutan para ibu hamil di dunia nyata.
Menurut Siobhan Dolan, MD, MPH, dari Albert Einstein College of Medicine di Bronx, New York, pada umumnya untuk kelahiran anak pertama Mama memiliki waktu rata-rata 6 jam pada tahap pertama persalinan.
Ini merupakan tahap di mana serviks membesar, sampai ke pembukaan 10. Pada saat pembukaan 4, Dolan menyebutkan itulah saat ideal Mama harus berangkat ke rumah sakit.
Biasanya tahapan ini ditandai dengan rasa kram atau kontraksi di perut bagian bawah, disertai dengan keluarnya lendir atau flek.
“Jika ibu hamil memiliki persalinan yang sangat cepat sebelumnya atau tinggal jauh dari rumah sakit, maka pertimbangkan untuk cek ke dokter atau bidan lebih awal,” ungkap Dolan.