Hati-hati! Ini Bahaya Pakai Vape Bagi Kesehatan Ibu Hamil dan Janin
Amankah vape dimanfaatkan sebagai pengganti rokok biasa?
11 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghentikan kebiasaan merokok, salah satunya yang populer adalah beralih ke rokok elektronik alias vape.
Meski faktanya vape tidak sepenuhnya aman, namun tak sedikit orang yang beranggapan bahwa peralihan ini bisa benar-benar menggantikan rokok biasa. Termasuk pada ibu hamil.
Padahal faktanya di dalam vape tetap ada zat-zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan, khususnya paru-paru.
Memakai vape saat hamil sebenarnya tidak menghindarkan Mama dari bahaya merokok. Beberapa penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa ada dampak bagi kesehatan janin yang juga bisa terjadi akibat penggunaan vape saat hamil.
Dikutip dari Safe Harbor House, berikut Popmama.com rangkum informasi dari tentang vape dan bahayanya bagi kesehatan kehamilan:
1. Apa itu rokok elektronik alias vape?
Rokok elektronik yang sering disebut juga sebagai e-vaporizers atau vape adalah rokok yang dioperasikan dengan menggunakan daya dari baterai untuk menghirup aerosol cair.
Bahan-bahan dalam cairan ini biasanya mengandung nikotin dalam jumlah banyak, tetapi ada juga beberapa yang tidak ada atau hanya mengandung sedikit nikotin.
Isi dari vape yakni e-liquid atau e-juice juga tersedia dalam berbagai varian rasa menarik. Namun demikian, e-liquid ini juga mengandung bahan kimia lain, yang beberapa di antaranya berbahaya bagi kesehatan.
Kebanyakan perangkat vape menyerupai bentuk rokok, dengan ukuran yang bermacam-macam. Ada yang kecil seukuran flashdisk, ada juga yang berukuran sedikit lebih besar mirip seperti cerutu.
Perangkat ini terdiri dari cartridge untuk menahan e-liquid, elemen pemanas untuk menghasilkan aerosol, baterai, serta corong yang digunakan untuk menghirup.
Cara kerja perangkat ini adalah ketika seseorang mengisap perangkat vape, elemen pemanas akan membuat uap. Uap pun kemudian akan dihirup, sama seperti saat mengisap asap rokok tembakau.
Editors' Pick
2. Fakta-fakta berbahaya tentang vape
Beberapa orang yang kecanduan rokok biasa mungkin memutuskan untuk mencoba vape dalam upaya untuk berhenti merokok. Banyak pula yang beralih ke vape karena terlihat lebih aman dibandingkan rokok biasa. Tapi benarkah demikian?
Faktanya, vape sama sekali tidak lebih aman dari rokok biasa. Vape juga mengandung nikotin, sama seperti yang terdapat pada rokok biasa. Nikotin yang dipanaskan untuk membuat aerosol dalam vape pun diekstraksi dari tembakau.
Bahan kimia lain juga banyak terdapat dalam e-liquid, yang kemudian bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Tentu saja yang paling utama adalah nikotin.
Nikotin merupakan bahan utama dalam e-liquid dan bersifat adiktif sekaligus beracun. Sifat candu yang dihasilkan dari nikotin dari vape bahkan sama seperti rokok biasa. Cartridge pada vape bahkan memberikan nikotin dalam konsentrasi yang lebih tinggi.
Tak cuma bagi perokok aktif, perokok pasif alias orang-orang yang menghirup asap dari vape pun juga turut berpotensi mengalami gangguan kesehatan. Jadi, ibu hamil sebaiknya tidak dulu berdekatan dengan perokok, ya. Baik perokok biasa maupun perokok vape.