Infeksi Cacing Kremi Pada Ibu Hamil, Berbahayakah?
Selalu jaga kebersihan lingkungan untuk mencegah terjadinya infeksi cacing kremi
21 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cacing usus, cacing parasit serta cacing kremi adalah organisme sederhana yang jika menginfeksi dapat menyebabkan banyak gejala dalam tubuh, beberapa di antaranya mirip dengan gejala gangguan usus lainnya.
Oleh sebab itu, pengenalan tanda dan penegakan diagnosis yang cepat pun pun menjadi sangat penting guna menghindari komplikasi, terutama bagi ibu hamil.
Untuk pengobatan, dokter dapat memberikan obat antiparasit atau perawatan lainnya.
Apa itu cacing kremi?
Cacing kremi atau pinworms adalah cacing gelang kecil, tipis yang seukuran dengan kawat jepit. Cacing kremi relatif tidak berbahaya dan kadang-kadang hidup di usus besar serta dubur manusia.
Namun seseorang yang memiliki cacing kremi dapat menularkannya kepada orang lain melalui kontak langsung atau dengan berbagi benda yang terkontaminasi dengannya.
Cacing kremi umumnya menyebabkan gatal di sekitar anus, yang bisa menjadi cukup parah sehingga membuat sulit tidur. Gejala ini utamanya muncul pada malam hari karena ini adalah waktu ketika cacing kremi betina merangkak keluar dari anus untuk bertelur di kulit sekitarnya. Demikian dikutip dari Medical News Today.
Berbahayakah cacing kremi bagi ibu hamil?
Dilansir Parenting First Cry, pada dasarnya keberadaan cacing kremi tidak memengaruhi janin dengan cara apa pun. Mereka tetap terbatas berada pada daerah usus dan hanya menyebabkan rasa tidak nyaman dan gatal pada Mama.
Ini juga alasan mengapa dokter biasanya tidak memberikan obat apa pun untuk ibu hamil dan lebih menyarankan praktik kebersihan yang lebih baik.
Namun semua tetap bergantung pada kondisi dan hasil pemeriksaan masing-masing ya, Ma. Bisa saja dokter memberikan pengobatan lain jika memang benar-benar dibutuhkan.
Berikut Popmama.com rangkum informasi lengkap tentang cacing kremi dan bahayanya bagi kesehatan ibu hamil:
1. Gejala infeksi cacing kremi pada ibu hamil
Jika seorang ibu hamil hanya memiliki sejumlah kecil cacing kremi, gejalanya akan ringan atau mungkin tidak ada gejala sama sekali.
Gejalanya akan menjadi lebih buruk jika infeksi berkembang menjadi lebih berat, terutama jika jumlah cacing kreminya semakin banyak pula.
Sekitar 4 minggu setelah telur cacing kremi masuk ke dalam tubuh Mama, cacing betina dewasa akan membuat jalan keluar dari usus ke daerah anus, di mana telur kemudian akan diletakkan dalam sebuah zat tertentu.
Zat inilah yang diyakini menyebabkan gatal, yang biasanya terjadi pada malam hari. Selama tahap pematangan telur, seseorang dengan cacing kremi mungkin mengalami gejala berupa tidur yang jadi tidak nyenyak, gatal-gatal di daerah anus (terutama di malam hari) dan mual ringan.
Apabila infeksi berlanjut menjadi tingkat parah, gejala yang mungkin muncul misalnya penurunan nafsu makan, sakit perut, gangguan pola tidur, serta penurunan berat badan.
Yang perlu diperhatikan, jika ada seseorang yang diketahui terkena infeksi cacing kremi, maka semua anggota keluarganya yang lain juga harus waspada dan mulai menjaga kesehatan, meskipun mungkin belum menunjukkan adanya gejala.
Editors' Pick
2. Penyebab infeksi cacing kremi
Infeksi cacing kremi lebih fokus disebabkan oleh faktor kebersihan yang tidak memadai. Jadi pada intinya, jika Mama tidak menjaga kebersihan tubuh, kebersihan lingkungan dan kebersihan makanan dengan baik, cacing kremi bisa lebih mudah masuk dan menginfeksi.
Termasuk jika ada seseorang yang terinfeksi membersihkan diri dengan sabun batang, maka ada risiko cacing kremi berpindah ke sabun kemudian menyebar ke semua orang yang menggunakannya.
Selain itu, pakaian dalam dapat menampung cacing kremi di dalamnya dan berpindah ke pakaian lain. Karpet atau seprai juga dapat menjadi lahan bagi cacing kremi berpindah dari satu orang ke orang lain yang letaknya berdekatan satu sama lain. Pun demikian dengan penggunaan handuk.