Janin tidak berkembang alias pertumbuhan janin yang lambat dikenal juga sebagai intrauterine growth restriction (IUGR). IUGR adalah kondisi yang menandakan janin tumbuh lambat dibandingkan seharusnya saat berada dalam kandungan.
Saat diukur secara rutin, berat badan janin lebih rendah, terutama jika dibandingkan dengan janin yang tumbuh normal pada periode kehamilan yang sama. Padahal berat badan menunjukkan tingkat kesehatan dan pertumbuhan janin. Jika berat badannya rendah, janin berisiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi.
Nah, ada beberapa faktor penyebab janin tidak berkembang, mulai dari penyakit yang dialami ibu hamil, faktor genetik, sampai gaya hidup.
Berikut Popmama.comtelah merangkum penyebab janin tidak berkembang. Yuk disimak, Ma!
1. Gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari yang buruk
Freepik/Gpointstudio
Gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari selama hamil menjadi salah satu penyebab janin tidak berkembang. Bahhkan, gaya hidup dan kebiasaan saat hamil memiliki efek jangka panjang bagi kesehatan calon bayi.
Untuk itu, ibu hamil harus memilih gaya hidup yang sehat agar janin tumbuh sehat. Cobalah rutin mengonsumsi makanan dan minuman yang bernutrisi. Misalnya, mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya asam folat, kalsium, protein, dan zat besi.
Kandungan nutrisi tersebut dapat mendukung pertumbuhan otak, tulang, gigi, dan sel darah janin.
Utamakan konsumsi makanan yang mengandung asam folat pada kehamilan trimester pertama. Pasalnya, asam folat sangat penting bagi proses tumbuh kembang janin, terutama di bagian saraf dan otak.
2. Preeklamsia
Freepik/Freepik
Mengapa tekanan darah selalu diperiksa saat melakukan kontrol bulanan ke dokter? Tujuannya untuk mengetahui risiko ibu hamil mengalami peningkatan tekanan darah alias preeklamsia.
Kondisi ini juga sering disebut sebagai hipertensi kehamilan.
Preeklamsia menyebabkan pembuluh darah menjadi mengerut dan mengecil. Kemudian, perubahan tersebut memengaruhi pertumbuhan janin karena pembatasan aliran darah ke plasenta.
Janin yang sedang berkembang pun akan mendapatkan lebih sedikit oksigen dan nutrisi dari yang seharusnya, sehingga berisiko tidak berkembang dengan optimal.
Makanya, preeklamsia menjadi salah satu faktor penyebab janin tidak berkembang.
3. Adanya infeksi
Pixabay/Jaytaix
Beberapa penyakit dan infeksi yang dialami ibu hamil juga bisa menjadi penyebab janin tidak berkembang.
Risiko janin tertular infeksi yang dialami ibu pun cukup tinggi, seperti terinfeksi sifilis (infeksi bakteri menular seksual), cytomegalovirus (infeksi virus yang memiliki dampak signifikan ketika kekebalan tubuh lemah selama kehamilan) dan toksoplasmosis (infeksi dengan parasit yang ditularkan terutama melalui kontak dengan hewan).
Infeksi virus maupun bakteri bisa memberikan efek yang berbahaya bagi ibu hamil. Selain membuat janin tidak berkembang dengan baik, infeksi juga menimbulkan risiko keguguran, gangguan penglihatan, dan gangguan pendengaran.
Editors' Pick
4. Kehamilan janin kembar
Freepik/Freepic.diller
Saat hamil janin kembar, sering kali perkembangan janin tidak berjalan normal. Kehamilan kembar bisa jadi penyebab janin tidak berkembang. Pasalnya, plasenta tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen dengan optimal.
Selain itu, kehamilan janin kembar juga dua kali lebih mungkin berisiko mengalami preeklamsia.
Ada baiknya, ibu hamil rutin melakukan konsultasi ke dokter saat mengetahui hamil janin kembar. Sehingga penyebab janin tidak berkembang bisa diketahui lebih awal.
5. Plasenta tidak berfungsi dengan optimal
Freepik/Pressfoto
Apabila plasenta tidak mampu berfungsi optimal selama kehamilan, kesehatan janin dapat terganggu. Apalagi plasenta berperan sebagai pengirim suplai nutrisi dan oksigen untuk janin.
Apabila terjadi kelainan atau masalah pada fungsi plasenta, maka janin pun tidak bisa mendapatkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan. Efeknya, janin tidak berkembang dengan baik. Untuk itu, plasenta tidak berfungsi termasuk penyebab janin tidak berkembang.
6. Kelainan kromosom
Freepik/Freepik
Masalah kromosom atau genetik juga turut andil dalam penyebab janin tidak berkembang selama kehamilan. Biasanya kondisi ini terlihat pada tahap awal kehamilan, Ma, yakni setelah proses pembuahan terjadi.
Faktor penyebab masalah genetik ini bisa berasal dari kualitas sel telur atau kualitas sel sperma. Jika kedua sel bermasalah, maka risiko janin tidak berkembang semakin tinggi.
7. Cairan ketuban terlalu sedikit
Freepik/Senivpetro
Sama seperti plasenta, cairan ketuban juga memiliki peran penting bagi tumbuh kembang janin.
Jika cairan ketuban terlalu sedikit alias oligohidramnion, maka kondisi tersebut dapat menjadi penyebab janin tidak berkembang.
Oligohidramnion bisa terjadi karena berbagai alasan, mulai dari konsumsi obat tertentu, kondisi kesehatan, atau adanya kelainan pada plasenta.
8. Stres
Freepik/Tirachardz
Selain menerapkan gaya hidup sehat, seperti makan makanan bernutrisi tinggi. Ibu hamil juga perlu menjaga kesehatan mental agar tidak mudah stres.
Stres memang hal wajar yang biasanya dialami ibu hamil di awal kehamilan. Akan tetapi stres yang berlarut-larut dapat menjadi penyebab janin tidak berkembang baik.
Ada baiknya ibu hamil dapat mengelola stres dengan efektif. Jangan lupa cari support system yang dapat mendukung selama kehamilan.
9. Penggunaan narkoba, rokok, atau alkohol
Freepik/Freepik
Konsumsi alkohol, narkoba, ataupun merokok dapat menjadi penyebab janin tidak berkembang. Kandungan ketigannya dapat meningkatkan jumlah racun dalam tubuh.
Alih-alih sehat, tubuh ibu hamil malah dipenuhi racun yang dapat mengganggu pertumbuhan janin. Untuk itu, menjaga gaya hidup dan pola makan adalah hal wajib yang harus dilakukan ibu hamil.
Itu penyebab janin tidak berkembang dalam kandungan. Segera cek ke dokter jika Mama merasa kehamilan cukup aneh.
Jangan ragu untuk berkonsultasi tentang tindakan apa yang bisa Mama lakukan agar janin kembali berada dalam fase tumbuh kembang yang normal.