8 Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil, Pernah Mengalaminya Juga?
Sebagian besar ibu hamil pasti pernah mengalami perubahan ini, ya
19 April 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama kehamilan, tubuh Mama mengalami banyak perubahan. Mulai dari perubahan secara emosional maupun fisiologis. Tapi jangan khawatir, Ma. Sebagian besar dari perubahan ini adalah hal yang wajar, kok.
Ya, perubahan-perubahan ini adalah bagian alami dari kehamilan dan terjadi karena penyesuaian tubuh terhadap tumbuh kembang janin.
Salah satunya pada tahap pembentukan embrio awal, di mana terjadi perubahan signifikan pada semua sistem tubuh Mama. Ini adalah tahapan saat tubuh mempersiapkan dan membantu kehamilan berkembang dengan normal.
Setiap perempuan umumnya memiliki perubahan fisiologis yang berbeda-beda. Semua disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing. Memahami perubahan dan efek pada berbagai sistem tubuh dapat membantu mengurangi kecemasan selama kehamilan, Ma.
Nah, apa saja perubahan fisiologis pada ibu hamil, ya? Yuk simak informasi dari Popmama.com tentang hal tersebut:
1. Sering buang air kecil
Saat rahim tumbuh semakin besar untuk menjadi ‘rumah’ pertama si Kecil, berbagai organ tubuh Mama di sekitarnya pun akan sedikit tertekan. Salah satunya kandung kemih.
Oleh sebab itu, seiring bertambahnya usia kehamilan, frekuensi berkemih Mama biasanya juga akan turut meningkat. Bahkan sedikit minum saja rasanya Mama ingin segera berkemih lagi, bukan?
Ini adalah salah satu perubahan fisiologis pada ibu hamil yang wajar, Ma. Namun demikian, jangan lupa untuk mengimbanginya dengan banyak minum air putih juga, ya.
Cara tersebut juga penting dilakukan untuk mencegah infeksi saluran kemih. Agar teknik mengontrol perkemihan tetap kuat, ada baiknya juga Mama rutin melakukan latihan untuk memperkuat dasar panggul, misalnya dengan senam kegel.
Saat terjadi peningkatan frekuensi berkemih, pastikan Mama selalu menjaga kebersihan dan higienis saat melakukannya. Terutama saat Mama sedang berada di tempat umum. Jika perlu, lakukan tes urine berkala selama kehamilan untuk menghindari infeksi.
2. Rasa tidak nyaman atau nyeri di perut
Selain membuat frekuensi berkemih meningkat, rahim yang tumbuh juga memberi tekanan pada sfingter lambung. Akibatnya, perut pun seringkali terasa mulas, tidak nyaman dan bahkan nyeri.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek nyeri ini adalah makan dengan porsi kecil namun sering, menghindari makanan pedas, gorengan dan bersantan, serta mengonsumsi jahe.
Selain itu, minum banyak air putih dan berbaring di sisi kiri juga bisa membantu meredakan nyeri di area perut dan dada pada ibu hamil. Apabila Mama selesai makan, hindari langsung berbaring karena bisa membuat asam lambung mudah naik dan muncul sensasi nyeri yang berlebihan.
3. Mual dan muntah
Mual dan muntah tak cuma bisa dialami pada kehamilan trimester awal, tapi juga pada bulan-bulan selanjutnya. Kondisi ini muncul disebabkan oleh perubahan hormon dan kimiawi selama kehamilan.
Pahamilah bahwa perut yang kosong dan lapar terlalu lama seringkali juga dapat membuat mual terasa semakin parah. Jadi, sebisa mungkin selalu sediakan camilan dan hindari membiarkan tubuh lapar terlalu lama.
Beberapa camilan yang bisa Mama pilih di antaranya camilan kering kaya karbohidrat seperti biskuit serta buah-buahan. Minum teh hangat dan permen jahe juga bisa dilakukan untuk membantu mengurangi mual berlebihan saat hamil.
Editors' Pick
4. Mudah lelah
Saat hamil, pastikan Mama menyediakan waktu lebih banyak untuk beristirahat. Hindari memaksakan diri tetap beraktivitas atau bekerja saat tubuh mulai merasa lelah.
Perubahan kadar hormon progesteron dalam tubuh ibu hamil seringkali membuat Mama menjadi cepat lelah. Ini juga menjadi pertanda bahwa tubuh Mama perlu istirahat.
Memaksakan diri tetap bekerja dapat membuat Mama justru bisa terjatuh atau pingsan. Hal ini tentu akan lebih membahayakan kesehatan kehamilan Mama, lho.
5. Gangguan pada pola tidur
Istirahat menjadi salah satu komponen penting yang perlu selalu diperhatikan oleh ibu hamil. Namun sayangnya, perubahan fisiologis seringkali justru menyebabkan pola tidur menjadi terganggu.
Beberapa di antaranya karena sering buang air kecil di malam hari, sulit menemukan posisi tidur yang nyaman di kasur, gerakan janin yang berlebihan dan bahkan karena cemas pada sesuatu yang tidak pasti.
Untuk menghindari hal ini, Mama bisa coba melakukan beberapa hal. Salah satunya seperti mengurangi konsumsi kafein, memilih bantal yang lebih empuk dan lembut, serta berbagi cerita pada Papa untuk mengurangi kecemasan saat hamil.
6. Konstipasi atau sembelit
Konstipasi terjadi ketika ada penurunan pada fungsi usus. Seperti diketahui, usus besar menyerap kelebihan cairan sebagai akibat dari peningkatan progesteron. Nah, perubahan ini sebenarnya bisa dikurangi melalui pemilihan nutrisi yang tepat.
Selain itu, minumlah 2-3 liter cairan per hari. Jika perlu, minumlah segelas air putih hangat di pagi hari sebelum makan. Sertakan berbagai makanan kaya serat dalam makanan Mama seperti buah-buahan, sayuran dan roti gandum.
Jangan lupa juga untuk selalu menjaga aktivitas fisik seperti berjalan dan berolahraga setiap hari ya, Ma.
7. Wasir
Wasir juga menjadi salah satu masalah fisiologis yang kerap dialami oleh ibu hamil. Kondisi ini terjadi ketika ada ekspansi dan sumbatan pada pembuluh darah.
Selain bisa membuat tidak percaya diri, wasir juga bisa mengganggu aktivitas sehari-hari Mama. Nah, untuk mencegah wasir, cobalah untuk menghindari sembelit dengan minum banyak cairan dan mengonsumsi serat yang cukup.
Wasir dapat dihilangkan dengan mandi air hangat. Namun jika wasir yang dialami mulai terasa semakin parah, sebaiknya segera cek ke dokter dan hindari sembarangan mengonsumsi obat tanpa resep dokter, Ma.
8. Nyeri punggung
Semakin bertambahnya usia kehamilan, seringkali dibarengi juga dengan munculnya perubahan fisiologis seperti nyeri punggung. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh perubahan pusat gravitasi, kenaikan berat badan, dan ketegangan otot.
Tubuh yang semakin condong ke depan karena perut bertambah besar membuat Mama menjadi sulit menjaga stabilitas tubuh. Punggung pun akan bekerja lebih ekstra untuk menopang dan menyeimbangkan tubuh.
Selain itu, produksi hormon relaxin dan progesteron kadang-kadang juga menyebabkan pelunakan ligamen, kelemahan sendi, dan ketidakstabilan di pergelangan kaki.
Nyeri punggung dapat dikurangi dengan olahraga seperti yoga prenatal. Selain itu, upayakan untuk selalu menjaga postur tubuh yang benar dan menggunakan sepatu yang nyaman. Jika perlu, beri pijatan pada area punggung yang terasa nyeri.
Semua perubahan fisiologis ini sebenarnya wajar, Ma. Tapi jika kondisinya terasa semakin parah dan mengganggu, segera cari pertolongan pada dokter dan hindari minum sembarang obat.