Tanda-Tanda dan Cara Penanganan Keracunan Makanan Saat Hamil
Seperti apa tanda-tanda Mama mengalami keracunan makanan?
13 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Keracunan makanan menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil. Sebab saat hamil, efek dari keracunan makanan tidak hanya membahayakan kesehatan Mama tetapi juga janin.
Seperti diketahui, janin belum cukup memiliki imun untuk melindungi dirinya dari infeksi bakteri. Dengan demikian, Mama perlu ekstra berhati-hati mencegah keracunan makanan, terutama dari konsumsi makanan yang tidak sehat.
Ketika curiga mengalami keracunan makanan, Mama juga sebaiknya mengenali secara cermat tanda-tanda yang muncul. Segera cek ke dokter supaya bisa diberikan diagnosis dan penanganan yang lebih tepat.
Berikut Popmama.com rangkum informasi lengkapnya tentang keracunan makanan saat hamil dari berbagai sumber:
1. Apa itu keracunan makanan?
Saat Mama keracunan makanan, itu berarti Mama telah mengonsumsi sesuatu yang mengandung bakteri, virus, atau racun yang menyebabkan tubuh bereaksi negatif. Pada umumnya, keracunan makanan ditandai dengan muntah, muntah, mual, serta diare.
Selama kehamilan, keracunan makanan juga bisa menyebabkan kecemasan. Ini karena selain merasa tidak nyaman khususnya di area perut, keracunan makanan juga dikhawatirkan dapat memengaruhi kesehatan janin.
Dalam beberapa kasus, keracunan makanan saat hamil juga bisa berbahaya. Oleh sebab itu, penting bagi Mama untuk segera memberi tahu dokter saat mengalaminya.
Penting diketahui bahwa keamanan pangan merupakan hal yang sangat penting bagi ibu hamil. Ibu hamil lebih rentan terhadap keracunan makanan karena perubahan metabolisme dan sirkulasi darah dalam tubuh.
Dalam kasus terburuk, konsumsi makanan tidak berkualitas yang berujung pada keracunan makanan juga dapat menyebabkan keguguran, janin meninggal, atau kelahiran prematur.
Editors' Pick
2. Penyebab keracunan makanan saat hamil
Dilansir Healthline, US Food and Drug Administration (FDA) menyebutkan bahwa ibu hamil rentan terhadap penyakit bawaan dari makanan juga karena adanya perubahan pada sistem kekebalan tubuh. Keadaan ini terutama akibat faktor hormonal.
Sistem kekebalan tubuh pun jadi lebih lemah dari biasanya ketika Mama sedang hamil, sehingga tubuh lebih sulit melawan kuman yang mungkin masuk dari makanan.
Mama bisa mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi parasit, virus dan bahan kimia tertentu.
Salah satu bentuk keracunan makanan yang paling umum terjadi pada ibu hamil adalah listeriosis, yang berasal dari bakteri listeria. Listeria bisa terdapat pada bahan-bahan makanan yang terkontaminasi seperti daging siap saji, daging ayam, makanan laut, dan produk susu yang tidak dipasteurisasi.
Pada listeriosis, Mama mungkin bisa menularkannya kepada janin yang belum lahir. Hal ini pun dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti kelumpuhan, kebutaan, kejang dan masalah pada otak, jantung, atau ginjal.
Selain dari listeria, Mama juga bisa mengalami keracunan makanan dari penyebab lain seperti bakteri Escherichia coli (E. coli) dan salmonella, terutama dari buah dan sayuran yang terkontaminasi, daging mentah atau kurang matang, susu yang tidak dipasteurisasi.
Sementara itu, salmonella paling sering berisiko didapat dari konsumsi telur atau daging yang tidak matang sempurna, serta makanan yang tidak dipasteurisasi.
Bakteri salmonella dapat menular ke janin dan menempatkannya pada risiko komplikasi serius seperti meningitis. Demikian dikutip dari Web MD.
3. Gejala keracunan makanan saat hamil
Selain mual, muntah, dan diare, gejala umum keracunan makanan saat hamil juga meliputi sakit kepala, demam, sakit perut, dehidrasi serta darah pada feses.
Dengan perubahan yang dialami tubuh selama kehamilan, mungkin sulit untuk mengetahui apakah gejala seperti mual dan muntah adalah normal atau disebabkan oleh keracunan makanan.
Namun jika Mama mengalami tanda dan gejala ini secara terus-menerus dan merasa sudah makan makanan yang terkontaminasi, segera konsultasi dengan dokter untuk mengetahui apakah Mama keracunan makanan atau tidak.
4. Penanganan dan pengobatan keracunan makanan saat hamil
Saat awal curiga mengalami keracunan makanan, segera hubungi dokter untuk membantu mencari tahu apakah itu keracunan makanan, dan jika demikian, apa yang menyebabkannya terjadi.
Jika memang mengalami tanda-tanda awal keracunan makanan seperti muntah dan diare, Mama mungkin perlu perawatan di rumah sakit. Hindari minum obat yang dijual bebas stanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Untuk kasus yang ringan, Mama bisa melakukan pengobatan rumahan seperti banyak istirahat dan rehidrasi alias banyak minum air putih. Tunggu sampai Mama yakin tidak akan muntah kembali sebelum mencoba makan. Hindari dulu makan makanan berminyak karena bisa menimbulkan mual dan rasa tidak nyaman di perut lagi.
Keracunan makanan saat hamil perlu tindakan medis segera jika sudah menunjukkan gejala serius seperti tanda dehidrasi (bibir kering, urine sedikit atau tidak ada, serta pusing), muntah atau diare yang tidak akan berhenti, nyeri hebat di perut, demam tinggi serta muncul warna hitam dan darah pada feses.
Dokter biasanya akan meminta untuk melakukan tes darah atau feses untuk mengetahui apa yang membuat Mama sakit. Mama juga mungkin akan memerlukan perawatan dengan antibiotik infus guna mencegah dehidrasi.
Pada intinya, cermat saat memilih makanan menjadi sangat penting selama kehamilan. Hindari mengonsumsi makanan yang berpotensi menimbulkan infeksi pada tubuh Mama.
Hindari makanan mentah atau setengah matang, susu mentah atau susu yang tidak dipasteurisasi. Jangan lupa juga untuk mencuci buah dan sayuran dengan benar sebelum dimakan.
Perhatikan juga tanggal kedaluwarsa pada kemasan makanan dan simpan bahan makanan dalam freezer untuk mempertahankan kesegaran yang optimal.
Demikian informasi tentang keracunan makanan saat hamil yang penting dipahami oleh ibu hamil. Jangan tunda segera cek ke dokter jika mengalaminya ya, Ma.