Wah, Sains Ungkap Ibu Hamil Masa Kini Lebih Rentan Depresi!

Jangan anggap enteng efek depresi pada ibu hamil, Ma!

18 Juli 2018

Wah, Sains Ungkap Ibu Hamil Masa Kini Lebih Rentan Depresi
Pexels/Leah Kelley

Menjadi mama milenial mungkin terdengar menyenangkan ya, Ma. Ada banyak sumber informasi dari gadget, teknologi yang bisa membantu Mama juga semakin banyak. Namun tahukah Mama, studi justru mengungkapkan mama milenial 50 persen lebih rentan mengalami depresi selama kehamilan?

Dikutip dari Daily Mail, risiko depresi yang lebih tinggi pada mama milenial diakibatkan oleh tekanan pada media sosial dan laju kehidupan yang terlalu modern. Alih-alih membantu para Mama menyelesaikan masalah, perkembangan teknologi yang terlalu maju juga meningkatkan kecemasan.

Dalam studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Bristol University, sebanyak 2.390 ibu hamil berusia 19 hingga 24 tahun di tahun 1990-1992 didata. Kemudian prosedur ini diulang pada anak-anak perempuan mereka yang hamil dalam rentang waktu antara tahun 2012 hingga 2016. Total mama milenial yang diteliti adalah sekitar 180 orang.

Hasilnya, tim peneliti menemukan bahwa tingkat depresi dan kecemasan meningkat pada generasi masa kini. Ditemukan ada sekitar 17 persen ibu hamil di tahun 1990-1992 yang mengalami depresi, sementara itu responden yang hamil di tahun 2012-2016 angka depresinya meningkat menjadi 25 persen.

Ditulis dalam jurnal JAMA Network Open, peneliti mengatakan perubahan tren teknologi berkaitan dengan peningkatan risiko depresi di kalangan perempuan muda dalam beberapa tahun terakhir.

Kehidupan masa kini yang cenderung rentan stres, kurang tidur, terlalu sibuk dengan pekerjaan, jarang berolahraga dan laju kehidupan yang terlalu modern dicurigai menjadi penyebabnya.

Efeknya pada para mama milenial adalah mereka menjadi kecanduan internet dan media sosial.

Pada akhirnya, hal ini berdampak pada terjadinya perbandingan gaya hidup, tuntutan untuk terlihat sempurna di media sosial dan cemas karena terlalu banyak sumber informasi yang kurang adekuat.

Berikut informasi lengkap tentang depresi pada ibu hamil masa kini yang perlu Mama ketahui, seperti telah dirangkum Popmama.com:

Editors' Pick

1. Penyebab depresi

1. Penyebab depresi
Pexels/Bruce Mars

Sebagian besar peneliti meyakini penyebab utama dari meningkatnya risiko depresi pada mama milenial adalah karena tingginya angka proporsi ibu bekerja.

Dibandingkan pada tahun 1990-an, saat ini lebih banyak jumlah perempuan yang bekerja. Nah, peraturan di kantor dan tekanan kerja pun disebut-sebut menjadi salah satu pemicu depresi pada ibu hamil.

Termasuk juga di dalamnya apabila Mama tidak mampu menyediakan waktu yang seimbang antara pekerjaan dan keluarga di rumah.

Selain itu, mama milenial juga cenderung bisa mendapatkan informasi dari mana saja. Salah satunya dari internet, yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Informasi simpang siur ini pun semakin menambah rasa cemas Mama, terutama jika mereka tengah mengalami gangguan tertentu dalam kehamilannya.

Baca Juga: Hasil Penelitian: Stres Selama Hamil Bisa Mempengaruhi Ukuran Bayi

Baca Juga: Selain Stres, Ini Penyebab Keguguran Pada Ibu Hamil

2. Efek depresi bagi janin

2. Efek depresi bagi janin
Pexels/Pixabay

Salah satu peneliti yang terlibat dalam studi tersebut yakni Dr Rebecca Pearson, menuliskan bahwa depresi pada kehamilan tidak hanya berpengaruh pada psikis Mama, tapi juga untuk Si Kecil. Saat tengah depresi, ibu hamil biasanya cenderung menjadi makan tidak teratur, kurang tidur dan menjadi lebih emosi.

Hal inilah yang kemudian membawa pengaruh buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Misalnya Mama menjadi mogok makan atau makan makanan tak sehat, maka efeknya adalah kebutuhan nutrisi janin untuk tumbuh akan menjadi berkurang.

Selain itu, stres juga mempengaruhi kelancaran aliran darah dalam tubuh Mama.

Padahal seperti diketahui, aliran darah lancar merupakan salah satu hal penting bagi tumbuh kembang janin. Ini karena pasokan nutrisi dari tubuh ibu hamil ke janin dialirkan melalui plasenta, yang membutuhkan kelancaran aliran darah, Ma.

3. Apa yang bisa dilakukan

3. Apa bisa dilakukan
Pexels/Dana Tentis

Jika Mama merasa stres dan depresi saat kehamilan, ada baiknya Mama segera bicarakan dengan Papa dan anggota keluarga lainnya. Salah satu cara efektif untuk mengatasi depresi adalah komunikasi dan berbagi dengan orang lain.

Semakin cepat dibicarakan, semakin besar pula peluang permasalahan tersebut bisa diatasi. Jika sudah demikian, Mama bisa sedikit lebih tenang.

Mama juga bisa mencari waktu untuk berlibur sejenak, terutama jika sehari-harinya Mama adalah ibu bekerja. Jika Mama terlalu sibuk, carilah kegiatan yang Mama sukai. Pergi ke salon, menikmati massage dan makan makanan yang Mama sukai.

Studi lain yang dilakukan oleh Prof Demosthenes Panagiotakos dari Harokopio University, Yunani, menyebutkan bahwa minum teh juga bisa menjadi satu cara ampuh meredakan stres pada ibu hamil.

Secara alami, kandungan antioksidan dalam teh yakni polifenol dapat meredakan peradangan pada otak, yang merupakan salah satu pemicu depresi. Pola makan ala diet Mediterania yang kaya akan ikan, minyak zaitun, kacang-kacangan, sayuran hijau dan buah-buahan segar juga baik bagi kesehatan mental Mama.

Meski banyak informasi yang bisa didapat dari gadget dan media sosial, Mama sebaiknya tetap lebih cermat dan selektif mencari sumber yang tepat. Ini supaya informasi yang Mama dapatkan bisa dipercaya dan tidak membuat Mama semakin cemas. Jika Mama sedang ada masalah, jangan ragu untuk bercerita dan berbagi kisah dengan Papa, ya.

The Latest