Masih Amankah Berhubungan Seksual saat Hamil Trimester Kedua?
Banyak ibu hamil yang merasa takut melakukan hubungan seks dengan suami pada trimester kedua.
7 Februari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Usia kehamilan trimester kedua memang menjadi babak baru dalam proses kehamilan. Selain kondisi tubuh yang berubah menjadi lebih nyaman dibandingkan dengan kehamilan trimester pertama, pada trimester kedua ini Mama juga mungkin mengalami peningkatan gairah seksual.
Hal ini wajar terjadi, namun juga sering menjadi pertanyaan yang diajukan oleh pasangan suami istri. Amankah berhubungan suami istri saat kehamilan trimester kedua?
Pada fase ini, ibu hamil tidak lagi sering merasa mual, muntah-muntah, kram, pusing, dan berbagai keluhan lainnya di trimester awal.
Sementara kondisi perut belumlah terlalu besar. Umumnya akan timbul gairah berhubungan seks yang telah lama tertunda sejak awal kehamilan.
Ada beberapa penyebab yang membuat gairah tersebut muncul di trimester kedua kehamilan, di antaranya:
- Terjadinya peningkatan hormon estrogen yang dapat meningkatkan aliran darah ke area intim. Peningkatan aliran darah ini akan menyebabkan meningkatnya sensitivitas di area tersebut.
- Adanya peningkatan produksi cairan di Miss V sehingga lebih siap menerima hubungan suami istri.
- Payudara berkembang lebih besar dan lebih sensitif. Perubahan ini menyebabkan adanya peningkatan gairah untuk berhubungan.
Nah, implementasi dari gairah ini adalah adanya peningkatan energi saat sedang hamil trimester kedua. Selain itu, aliran darah ke wilayah sensitif juga semakin kuat sehingga secara biologis pun area tersebut sudah siap menerima hubungan intim dengan suami.
Untuk membuat hubungan intim saat hamil di trimester kedua menjadi lebih nyaman, berikut Popmama.com rangkum beberapa poin penting yang perlu Mama dan pasangan perhatikan, antara lain:
1. Ibu hamil dengan rahim pendek
Perempuan yang memiliki leher rahim pendek, hubungan suami istri pada kehamilan trimester kedua ini tidak disarankan. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan di mana penis bisa menekan rahim mama dan ada kemungkinan membahayakan janin.
2. Perhatikan posisi
Walau perut belum terlalu besar, namun tekanan yang diberikan secara berlebihan pada area kewanitaan juga dapat memberi tekanan bagi rahim dan janin. Pilihlah posisi yang paling nyaman dan tidak memberikan tekanan berlebih pada rahim. Mama bisa mencoba posisi women on top.
3. Perhatikan saat penetrasi
Penetrasi juga dapat memengaruhi rahim. Pastikan Mama tidak menerima penetrasi yang terlalu dalam. Posisi women on top atau posisi menyamping juga bisa dilakukan agar Mama bisa mengatur kedalaman penetrasi.
Editors' Pick
4. Lakukan dengan frekuensi yang wajar
Lakukan hubungan suami istri dengan frekuensi sewajarnya dan secara konvensional. Hindari penggunaan benda-benda asing sebagai alat bantu seks semasa kehamilan. Hal ini untuk mencegah adanya infeksi karena pemakaian benda tersebut.
5. Berhenti jika terjadi perdarahan
Segera hentikan hubungan suami istri bila terjadi perdarahan pada organ intim mama.
Perdarahan yang dimaksud di sini adalah perdarahan yang terjadi setelah hubungan seksual akibat iritasi atau posisi yang membahayakan janin. Jika mengalami ini segeralah konsultasikan ke dokter kandungan mama.
6. Kebocoran air ketuban
Tidak hanya perdarahan, bila air ketuban mengalami kebocoran, segera hentikan hubungan seks dengan pasangan dan periksakan kandungan mama ke dokter.
Kebocoran air ketuban bisa membahayakan kehamilan mama bahkan bisa menyebabkan kelahiran prematur.
7. Tidak memaksakan
Jangan memaksakan satu sama lain, pastikan hubungan suami istri dilakukan atas dasar keinginan bersama. Jika dipaksakan, maka hubungan suami istri hanya akan menimbulkan kelelahan.
8. Perhatikan kondisi tubuh ibu hamil
Perhatikan kondisi tubuh. Jika kondisi tubuh mama sudah lelah dengan berbagai aktivitas seharian, jangan memaksakan diri untuk berhubungan karena hal itu akan berdampak buruk pada kondisi tubuh mama yang sedang lelah.
Di sisi lain, beberapa pasangan justru mengalami hal yang sebaliknya.
Melakukan hubungan suami istri di saat usia kandungan menginjak trimester kedua tetaplah menjadi sesuatu yang kurang nyaman untuk dilakukan.
Selain itu, banyak pasangan yang merasa khawatir dengan kondisi kandungan saat melakukan hubungan seks. Padahal selama Mama tidak memiliki masalah atau riwayat medis terkait kehamilan, maka hubungan seks boleh saja dilakukan.
Setelah mengetahui fakta mengenai hubungan seks saat hamil trimester kedua tadi, kini Mama bisa menyimpulkan sendiri dan bisa lebih leluasa melakukannya bersama suami dengan pertimbangan yang matang. Yang terpenting Mama dan Papa tidak mengabaikan faktor keamanan dan kenyamanan bersama.
Baca juga:
- 7 Hal yang Dialami Janin saat Berhubungan Seks Di Masa Kehamilan
- Bolehkah Berhubungan Seks pada Trimester Pertama? Ini Penjelasannya!
- Ini Panduannya, 5 Posisi Berhubungan Seksual yang Aman saat Hamil Muda