Hipertensi saat Kehamilan Sangat Berbahaya, Ini 3 Cara Mencegahnya
Rutin makan timun yuk, Ma?
22 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini kepedulian terhadap hipertensi dan kesadaran akan pencegahannya terbilang masih sangat rendah di Indonesia. Dengan demikian, pada pertempuan ke -14 Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia membahas pentingnya pencegahan sejak dini agar tidak terjadinya hipertensi. Pertemuan ini juga bertujuan supaya kualitas hidup masyarakat Indonesia mengalami peningkatan.
Namun, Apa sebenarnya hipertensi itu?
Hipertensi atau biasa disebut dengan tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik yang lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dalam selang waktu 5 menit.
Hipertensi juga kerap dianggap sebagai penyakit serius sebab dampak yang ditimbulkan sangat luas dan bisa berakibat kematian.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal, jantung, dan otak bila tidak dideteksi secara dini serta mendapatkan pengobatan yang memadai.
Gejala yang muncul ketika seseorang menderita hipertensi yaitu antara lain sering merasakan sakit kepala, nyeri dada, sesak napas dan masih banyak lagi lainnya.
Kemungkinan besar hipertensi juga dapat dialami oleh Mama yang sedang hamil.
Biasanya faktor risiko terjadinya hipertensi pada masa kehamilan dikarenakan perubahan hormonal sehingga menimbulkan reaksi darah tinggi.
Hal ini sangat gawat sebab bisa mengancam janin yang terdapat di dalam perut.
Dalam batas tertentu, janin yang sudah hidup dan berkembang di dalam perut perlu untuk dikeluarkan, karena nantinya dapat menyebabkan kematian baik bagi si Mama maupun janinnya.
Oleh karena itu, kamu perlu melakukan pencegahan sejak dini agar tidak mengalami hipertensi pada masa kehamilan nantinya. SImak berikut yang telah Popmama.com rangkum.
Editors' Pick
1. Batasi konsumsi gula, garam, dan lemak yang berlebih
Makan makanan sehat dapat membantu menjaga tekanan darah kamu terkendali. Sebaiknya konsumsilah banyak buah dan sayuran, terutama yang kaya akan kalium. Dianjurkan agar kamu mengonsumsi timun secara rutin sebab kandungan didalamnya berfungsi sebagai pembuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh.
Kamu juga perlu untuk membatasi asupan garam, lemak, dan gula yang berlebihan agar tekanan darah tetap normal. Kurangilah asupan garam dengan menghindari makanan kemasan dan makanan olahan yang mengandung tinggi sodium. Pastikan untuk tidak menambahkan garam pada makananmu ya, Ma!
2. Lakukan olahraga secara teratur
Berolahragalah secara teratur. Aktivitas fisik sangat penting untuk mencegah hipertensi. Semakin banyak olahraga yang kamu lakukan maka semakin baik, sebab dapat membantu mengontrol tekanan darah kamu. Kamu bisa mengawalinya dengan olahraga ringan selama sekitar 30 menit tiga kali seminggu.
Tetapi perlu diingat bahwa beberapa jenis olahraga justru dapat menimbulkan hipertensi seperti misalnya olahraga angkat beban. Maka itu, lakukanlah olahraga yang aman seperti treadmill, jogging atau sekadar bersepeda.
3. Berhenti merokok dan batasi minuman beralkohol
Alkohol dan rokok selalu menjadi faktor penyebab segala penyakit mematikan. Untuk itu kamu wajib untuk membatasi minuman beralkohol. Dengan minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi. Bagi wanita, disarankan untuk minum minuman beralkohol tidak lebih dari satu gelas sehari, dan untuk pria, tidak lebih dari dua gelas.
Pantaulah tekanan darah kamu. Pastikan tekanan darah kamu diukur secara teratur. Sekarang kamu juga bisa dengan mudahnya mengecek tekanan darahmu dari rumah. Perlu diwaspadai bahwa tekanan darah yang tinggi sering terjadi tanpa gejala-gejala, jadi hanya pengecekan tekanan darah secara rutin yang akan memberi tahu kamu jika tekanan darah kamu meningkat.
Semoga bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- 5 Cara Mengurangi Makanan Manis bagi Ibu Hami
- Apa Itu Nesting? Keinginan untuk Bersih-Bersih Selama Kehamilan
- Apa Saja Olahraga yang Aman Dilakukan di Trimester Pertama Kehamilan?