Ciri-Ciri Obesitas pada Ibu Hamil, Berdampak Buruk pada Janin
Obesitas saat hamil jika tidak segera ditangani bisa meningkatkan risiko cacat pada janin
7 Juli 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mengalami kenaikan berat badan di masa kehamilan adalah hal yang wajar terjadi. Sayangnya, banyak ibu hamil yang tidak menyadari kalau dirinya sudah memasuki fase obesitas di masa kehamilan.
Melansir laman NHS, mengalami obesitas saat hamil dapat meningkatkan kemungkinan beberapa komplikasi seperti diabetes gestasional. Selain itu, obesitas di masa kehamilan juga bisa memberikan dampak buruk pada janin yakni lahir prematur, cacat tabung saraf, hingga kematian.
Itulah sebabnya bumil perlu mewaspadainya dengan mengenali ciri-ciri yang mengarah pada obesitas saat hamil. Apa saja tanda yang bisa bumil perhatikan?
Nah, berikut Popmama.com rangkum tentang ciri-ciri obesitas pada ibu hamil.
1. Ciri-ciri obesitas pada ibu hamil
Obesitas menjadi salah satu masalah yang jarang disadari oleh perempuan di masa kehamilan. Padahal, kondisi kelebihan berat badan ini bisa menjadi salah satu pemicu risiko jangka panjang untuk Mama dan si Kecil.
Kondisi kelebihan berat badan biasanya didasarkan pada indeks massa tubuh sebelum hamil (juga disebut BMI) atau BMI sebelum hamil. BMI dihitung berdasarkan tinggi dan berat badan seseorang. Ibu hamil dikatakan obesitas jika perbandingan nilai BMI pra-kehamilan dan kehamilannya berada di angka 25,0 hingga 29,9.
Melansir laman Continental Hospitals, terdapat pula beberapa ciri atau tanda yang nampak atau dirasakan ibu hamil jika dirinya sudah memasuki fase obesitas. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
- Meningkatnya kesulitan dalam aktivitas fisik
- Bengkak di pergelangan kaki, kaki, dan tangan
- Tekanan darah tinggi
- Diabetes gestasional
- Peningkatan nyeri punggung
- Apnea tidur atau gangguan tidur
- Peningkatan risiko persalinan caesar
- Peningkatan risiko keguguran atau lahir mati
- Preeklamsia
- Kesulitan memantau detak jantung bayi
- Peningkatan risiko cacat lahir
Editors' Pick
2. Masalah yang timbul jika ibu hamil obesitas
Memiliki kelebihan berat badan di masa kehamilan tentu saja dapat memberikan dampak yang kurang baik. Beberapa dampaknya bahkan bisa berlangsung dalam waktu yang lama.
Melansir laman NHS, beberapa masalah yang timbul jika ibu hamil obesitas seperti:
- Keguguran
- Diabetes gestasional
- Tekanan darah tinggi dan preeklamsia
- Darah menggumpal atau blood clots
- Bahu bayi "tersangkut" saat persalinan atau distosia bahu
- Pendarahan lebih banyak dari biasanya setelah melahirkan
- Operasi caesar darurat
3. Dampak buruk yang mungkin terjadi pada bayi
Selain berdampak pada diri sendiri, nyatanya obesitas di masa kehamilan juga bisa memengaruhi masa depan si Kecil. Tak hanya pada saat ia di dalam kandungan tetapi juga ketika kelak ia lahir ke dunia.
Dikutip dari laman Mayo Clinic, dijelaskan bahwa terdapat dampak buruk pada calon bayi yang sulit dihindari jika ibu hamil mengalami obesitas. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
- Kelainan bawaan
- Menjadi jauh lebih besar dari rata-rata saat lahir (makrosomia janin)
- Terdapat masalah pertumbuhan
- Asma di masa kecil
- Obesitas pada masa kanak-kanak
- Masalah kognitif dan keterlambatan perkembangan
4. Berapa banyak pertambahan berat badan yang ideal saat hamil?
Kembali melansir Mayo Clinic, penting untuk mempertimbangkan berat badan dan BMI sebelum hamil saat menentukan berapa banyak berat badan yang perlu ditambah selama kehamilan. Mama bisa melakukannya dengan mengunjungi dokter sebelum merencanakan kehamilan atau saat pertama kali melakukan pemeriksaan kehamilan.
Mama juga bisa mempertimbangkan pedoman berikut untuk penambahan berat badan saat hamil dan obesitas:
- Kehamilan tunggal. Jika memiliki BMI 30 atau lebih tinggi dan sedang mengandung satu bayi, penambahan berat badan yang disarankan adalah 11 hingga 20 pon (sekitar 5 hingga 9 kilogram).
- Kehamilan ganda. Jika memiliki BMI 30 atau lebih tinggi dan mengandung anak kembar atau kelipatan, penambahan berat badan yang disarankan adalah 25 hingga 42 pon (sekitar 11 hingga 19 kilogram).
5. Gaya hidup sehat yang bisa diterapkan di masa kehamilan
Jika kini Mama menemukan berat badan semakin jauh dari angka yang seharusnya, ada baiknya Mama mulai membuat rencana yang konsisten dan bertahap untuk menjalani gaya hidup sehat.
Berikut cara melakukan gaya hidup sehat yang aman selama kehamilan:
1. Mengurangi kalori: Hal pertama yang dapat membantu adalah mengatur asupan kalori harian. Mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibakar adalah penyebab paling umum kenaikan berat badan. Jadi, cobalah untuk memotong jumlahnya sedikit demi sedikit dengan cara:
- Makan dengan porsi lebih kecil
- Melewatkan bumbu
- Menukar lemak yang kurang sehat seperti mentega dengan versi nabati yang lebih sehat seperti minyak zaitun
- Mengganti camilan dengan buah
- Makan lebih banyak sayuran dan lebih sedikit lauk bertepung saat makan
- Minum banyak air dan mengurangi soda
- Menghindari mengonsumsi makanan ringan olahan seperti keripik dan permen dalam jumlah besar
2. Berolahraga selama 30 menit setiap hari: Cobalah berolah raga 30–60 menit per hari, 3–5 hari per minggu. Jika ini terlalu berat untuk dimulai, pertimbangkan untuk membagi 30 menit menjadi beberapa blok waktu yang lebih pendek sepanjang hari. Beberapa bentuk olahraga terbaik yang dapat dilakukan selama kehamilan adalah:
- Berenang
- Berjalan
- Berkebun
- Yoga prenatal
- Joging
Nah, itulah tadi rangkuman informasi tentang ciri-ciri obesitas pada ibu hamil. Jangan ragu untuk melakukan konsultasi dengan dokter untuk menentukan diet dan olahraga yang tepat sesuai dengan kondisi kehamilan mama.
Baca juga:
12 Manfaat Telur Rebus untuk Ibu Hamil, Bisa Jaga Berat Badan
7 Ciri-Ciri Gula Darah Tinggi pada Ibu Hamil, Berat Badan Turun