5 Komplikasi yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil di Trimester Kedua
Gangguan kehamilan ini bisa datang bersamaan secara tiba-tiba
23 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah berhasil melalui beratnya morning sickness pada trimester pertama, kini Mama bisa cukup tenang dan bersiap menjalani trimester kedua.
Walau tidak seberat trimester pertama, terdapat beberapa gangguan yang wajib menjadi perhatian Mama saat ini untuk menghindari komplikasi.
Berikut ini komplikasi yang perlu diwaspadai ibu hamil di trimester kedua yang Popmama.com rangkum dari berbagai sumber untuk Mama.
Ketahui dan perhatikan pencegahannya ya, Ma.
1. Perdarahan dan keguguran di awal trimester kedua
Meskipun keguguran lebih sering terjadi pada trimester awal, tetapi hal itu masih bisa terjadi pada trimester kedua. Biasanya, ditandai dengan terjadinya pendarahan vagina.
Keguguran yang terjadi sebelum 20 minggu ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Septum uterus. Sebuah dinding atau septum di dalam rahim membaginya menjadi dua bagian yang terpisah.
- Serviks yang tidak kompeten. Ketika serviks terbuka terlalu cepat, menyebabkan kelahiran dini.
- Penyakit autoimun. Termasuk lupus atau skleroderma yang ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat.
- Kelainan kromosom pada janin. Ini terjadi ketika ada yang salah dengan kromosom bayi, yaitu sel yang terdiri dari DNA.
Sedangkan perdarahan pada trimester kedua dapat terjadi karena:
- Persalinan dini.
- Masalah dengan plasenta, seperti plasenta previa (plasenta menutupi serviks).
- Solusio plasenta (plasenta terpisah dari rahim).
Masalah-masalah ini lebih sering terjadi pada trimester ketiga, tetapi juga dapat terjadi pada akhir trimester kedua, Ma.
Perlu diingat bahwa tidak semua pendarahan berarti keguguran. Jika Mama mengalaminya, segera lakukan perawatan dan ambil waktu untuk tetap beristirahat di tempat tidur hingga perdarahan berhenti.
Editors' Pick
2. Persalinan prematur yang diakibatkan oleh berbagai macam kondisi kesehatan
Persalinan yang terjadi sebelum minggu ke-38 kehamilan dianggap sebagai persalinan prematur. Ini bisa terjadi sebagai akibat dari beragam kondisi.
Misalnya saja seperti infeksi kandung kemih, merokok, atau kondisi kesehatan kronis seperti diabetes atau penyakit ginjal.
Faktor risiko lainnya seperti kelahiran prematur pada kehamilan sebelumnya, kehamilan kembar, kehamilan ganda, cairan ketuban yang berlebihan, hingga infeksi cairan atau selaput ketuban.
Gejala yang terjadi biasanya tidak kentara, tetapi hal-hal seperti tekanan vagina, nyeri punggung bawah, sering buang air kecil, diare, peningkatan keputihan, sesak di perut bagian bawah bisa menjadi peringatan.
Dalam kasus lain, gejala persalinan prematur lebih jelas, seperti kontraksi yang menyakitkan, keluarnya cairan dari vagina, pendarahan vagina.
Jika Mama mengalami hal-hal di atas, segera cari pertolongan medis untuk memastikan apakah tindakan harus segera dilakukan atau tidak.