Memasuki trimester kedua, ada banyak perubahan yang terjadi pada tubuh mama. Salah satunya diakibatkan oleh membesarnya ukuran janin di dalam rahim yang akhirnya menimbulkan rasa sakit di area sekitar perut. Biasanya, bumil menyebutnya dengan kram perut.
Melansir Banner Health, Srijaya Soujanya Nalla, MD, dokter kandungan di Banner Health Clinic di Loveland, CO, mengatakan, kalau kram perut dianggap normal atau ringan jika Mama haya merasakan sedikit tarikan atau peregangan yang mirip dengan kram menstruasi.
Jika Mama merasakan kram seperti ini, tak perlu buru-buru cemas. Sebab, tidak semua kram perut menjadi tanda bahaya pada kehamilan. Bahkan, Mama cukup mencoba untuk beristirahat lebih banyak, melatih pernapasan, hingga memastikan tubuh cukup cairan.
Lalu, tanda seperti apa yang perlu Mama waspadai untuk mengurangi risiko keguguran? Apakah Mama perlu bergegas ke rumah sakit saat merasakan kram perut?
Melansir Verywell Family, rasa sakit pada bagian perut merupakan gejala yang sering terjadi pada kehamilan dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Terutama jika rasa sakit perut ringan ini terjadi di awal trimester.
Pasalnya, ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebab kram perut ringan yang Mama rasakan. Misalnya seperti perut penuh dengan gas, dehidrasi, konstipasi, heartburn, sampai orgasme saat melakukan seks.
Editors' Pick
2. Peyebab umum kram perut yang dirasakan ibu hamil
Freepik/our-team
Memasuki trimester kedua, Mama masih mungkin merasakan sakit akibat kram perut. Hal ini terjadi terutama karena perkembangan janin di dalam rahim yang membuat tubuh melakukan penyesuaian.
Namun, Mama perlu waspada jika merasakan sakit yang hebat dan berulang. Kembali melansir Banner Health, terdapat beberapa penyebab kram perut yang tidak normal, yaitu:
Kehamilan ektopik
Keguguran
Preeklamsia
Infeksi kandung kemih atau infeksi saluran kemih
Solusio plasenta
“Setiap kram yang intensitasnya parah, terjadi secara berkala dan semakin memburuk seiring berjalannya waktu adalah hal yang tidak normal. Selain itu, kram dalam jumlah berapa pun yang terkait dengan nyeri tajam, pendarahan vagina, keputihan yang meningkat atau encer, atau tekanan panggul juga tidak normal," jelas dokter Srijaya Soujanya Nalla.
3. Apa itu braxton hicks atau sakit perut akibat kontraksi palsu
Freepik/pvproductions
Braxton hicks atau kontraksi palsu adalah tanda bahwa otot-otot rahim ,ama menegang akibat hormon kehamilan atau sering disebut kontraksi palsu dengan pola tidak teratur.
Kontraksi ini seringnya terjadi pada awal kehamilan, tetapi kebanyakan ibu hamil merasakannya di masa kehamilan trimester kedua atau ketiga. Braxton hicks bisa dikenali dengan ciri-ciri:
Tidak teratur (lebih dari 10 menit sekali)
Rasa sakit bertahan lama (30-60 detik)
Terasa sakit dan membuat tidak nyaman
Jika ini terjadi pada Mama, tidak perlu menghubungi unit bersalin atau bidan kecuali jika Mama merasa khawatir atau kontraksi semakin kuat dan teratur dari waktu ke waktu.
4. Cara cepat mengatasi kram perut
Pexels/PNW Production
Dikutip dari beberapa sumber, terdapat beberapa tips cepat yang bisa Mama coba untuk mengurangi rasa sakit saat mengalami kram perut. Misalnya, seperti:
Istirahat: Cobalah duduk, berbaring atau ubah posisi.
Berendam di bak mandi: Berendam air hangat di bak mandi atau mandi air hangat.
Latih pernapasan dalam: Gunakan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan terkontrol.
Tetap terhidrasi: Ibu hamil membutuhkan air 50 persen lebih banyak daripada biasanya. Jadi, pastikan agar Mama tetap terhidrasi, ya!
Kenakan penyangga perut: Bantu ringankan kram perut yang terkait dengan nyeri ligamen pada trimester kedua kehamilan.
Ubah posisi tidur: Cobalah untuk mengubah posisi saat berbaring jika Mama mengalami kontraksi palsu.
5. Kapan Mama perlu menghubungi dokter?
Freepik/DCstudio
Melansir What to Expect, Mama bisa menghubungi dokter kandungan jika mengalami beberapa hal ini saat terjadi kram perut:
Nyeri perut bagian bawah yang parah di bagian tengah, di satu atau kedua sisi yang tak kunjung berhenti.
Peningkatan keinginan minum yang disertai dengan penurunan buang air kecil, atau tidak buang air kecil selama sehari penuh.
Sakit kepala parah yang tak kunjung reda, perubahan penglihatan, pembengkakan tiba-tiba atau kenaikan berat badan yang tidak dapat dijelaskan (gejala preeklampsia).
Demam atau menggigil.
Terjadi perdarahan berat, atau perdarahan dengan kram, atau nyeri parah di perut bagian bawah.
Diare berdarah.
Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil, kesulitan buang air kecil, atau adanya darah dalam urine.
Pusing atau seperti akan pingsan.
Kontraksi terjadi empat kali dalam satu jam (terutama jika terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu), karena bisa jadi merupakan tanda persalinan.
Nah, itulah tadi berbagai informasi tentang kram perut saat hamil. Jika Mama mengalami hal serupa, jangan ragu untuk melakukan konsultasi dengan dokter kandungan. Lebih cepat ditangani, maka lebih cepat pula Mama mendapatkan pertolongan pertama. Semoga membantu!