Simak! Penyebab dan Cara Menyembuhkan Infeksi Vagina saat Hamil
Ibu hamil lebih rentan terkena penyakit yang satu ini, lho
17 Januari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, segalanya terasa lebih sensitif termasuk area kewanitaan. Infeksi vagina sering dialami para ibu hamil karena sistem kekebalan tubuhnya sedang melemah.
Beberapa keluhan yang sering dirasakan ibu hamil yang mengalami infeksi vagina adalah gatal di kemaluan, muncul bau tidak sedap, dan keputihan berlebih. Itu memang jadi tanda-tanda bahwa Mama sedang terkena infeksi vagina.
Jika tidak ditangani dengan tepat, infeksi ini bisa menimbulkan masalah bagi kesehatan janin yang tengah dikandung. Untuk itu, Popmama.com akan menjabarkan mengenai tanda dan cara menangani infeksi vagina pada ibu hamil.
Editors' Pick
1. Penyebab pertama, karena jamur
Pada dasarnya, infeksi vagina diakibatkan oleh dua hal yaitu karena jamur dan karena bakteri.
Seringnya penyakit yang diderita ibu hamil diakibatkan oleh jamur karena kadar hormon kehamilan yang meningkat. Tingginya hormon tersebut berakibat vagina memproduksi lebih banyak zat gula yang disebut glikogen.
Zat inilah yang membuat jamur jadi lebih mudah tumbuh di area vagina.
Penyakit ini merupakan masalah umum yang dialami banyak ibu hamil. Biasanya, keluhan datang saat hamil trimester kedua.
Beberapa gejala yang muncul saat terkena infeksi ini adalah:
- Keluar cairan berwarna putih dan kental dari vagina. Cairan ini tidak berbau.
- Vagina dan sekitarnya terasa gatal, nyeri, perih, berwarna kemerahan dan disertai nyeri saat buang air kecil dan saat berhubungan seksual.
Pada dasarnya, infeksi vagina karena jamur tidak membahayakan kehamilan. Namun gejala yang ditimbulkan akan membuat penderita tidak nyaman.
Berkonsultasi ke dokter untuk mendapat pengobatan yang tepat adalah langkah yang bisa diambil saat mengalami infeksi ini.
2. Penyebab infeksi lainnya, karena bakteri
Vagina dilindungi oleh bakteri baik. Jika pertumbuhan bakteri baik terganggu, jumlahnya jadi berkurang. Dengan begitu, bakteri jahat bisa tumbuh dan inilah yang disebut dengan vaginosis bakterialis.
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko ibu hamil mengalami infeksi ini. Penyebabnya antara lain adalah karena konsumsi antibiotik, memakai pembersih vagina, perubahan hormon saat hamil, dan hubungan seksual berisiko.
Beberapa gejala yang bisa dilihat sebagai pertanda mengalami penyakit ini adalah:
- Keluar cairan berbau amis yang berwarna putih atau abu-abu dari vagina. Pada kasus tertentu, cairan tersebut bisa juga berbusa.
- Mengalami rasa gatal dan perih di sekitar vagina.
- Nyeri saat buang air kecil.
Pada ibu hamil, kondisi ini bisa berbahaya karena meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kehamilan seperti keguguran, bayi lahir prematur, hingga radang panggul setelah melahirkan.
Infeksi vagina akibat bakteri pada umumnya bisa diobati menggunakan antibiotik dari resep dokter. Bentuk obatnya bisa berupa tablet atau salep yang dioles langsung ke vagina.
3. Cara mencegah terkena infeksi vagina
Meski banyak ibu hamil mengalami hal ini, bukan berarti Mama tidak bisa menghindarinya. Berikut beberapa cara mencegah terkena infeksi vagina saat sedang hamil:
1. Hindari membersihkan vagina dengan cairan kewanitaan. Membersihkannya dengan air bersih atau air hangat sudah cukup.
2. Gunakan celana dalam yang agak longgar dan terbuat dari bahan katun agar bisa menyerap keringat dengan baik di area kemaluan.
3. Cobalah untuk tidur tanpa mengenakan pakaian dalam. Ini dilakukan untuk memudahkan pertukaran udara ke area vagina.
4. Bersihkan vagina dengan arah yang benar yaitu dari depan ke belakang.
5. Sering mengganti celana dalam jika sudah terasa lembap atau basah.
6. Gunakan kondom saat berhubungan seksual dengan pasangan.
Saat mengalami infeksi vagina, hindari membeli obat bebas dan mengobatinya sendiri. Saat hamil, lebih baik mengkonsultasikan keadaan pada dokter sehingga bisa segera ditangani dengan tepat.