5 Kondisi Ibu Hamil yang Dianjurkan Tidak Ikut Puasa di Bulan Ramadan
Perhatikan yang ini dulu yuk Ma, kondisi kamu termasuk salah satu di antaranya nggak?
27 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Meski ibu hamil diperbolehkan untuk tidak ikut berpuasa dengan mengikuti syarat membayar fidyah, tapi masih banyak juga ibu hamil yang masih ingin mencobanya.
Puasa di bulan Ramadan memang sangat ditunggu-tunggu, momen yang hanya datang setahun sekali.
Tapi Mama tidak boleh egois, berikut ini adalah keadaan ibu hamil yang tidak dapat puasa di bulan Ramadan menurut hasil wawancara Popmama.com dengan dr. Feby SpOG.
“Pada kondisi berikut, ibu hamil tidak dapat berpuasa,” kata dr.Feby.
Orang yang Harus Membayar Fidyah
Berikut ini adalah kategori orang yang harus membayar fidyah, karena tidak bisa berpuasa:
- Orang yang sakit dan secara umum ditetapkan sulit untuk sembuh lagi,
- Orang tua atau lemah yang sudah tidak kuat lagi berpuasa,
- Ibu hamil dan ibu menyusui apabila ketika puasa mengkhawatirkan janin yang ada dikandungannya, lalu ibu menyusui yang jika berpuasa dikhawatirkan bayi yang disusuinya. Mereka wajib membayar fidyah saja. Namun menurut sebagian ulama, selain wajib membayar fidyah juga wajib mengqadha’ puasanya. Sedangkan menurut pendapat lain, tidak membayar fidyah tetapi cukup mengqadha’. Mama bisa konsultasikan lagi hal ini dengan orang yang mengerti ilmu islam lebih dalam, mengingat keadaan masing-masing orang berbeda-beda.
Terkait dengan kesehatan, ini dia 5 kondisi ibu hamil tidak boleh puasa menurut dr. Feby. Simak yuk Ma penjelasannya!
1. Hiperemesis gravidarum
Hipermesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah yang hebat biasanya lebih dari 3 kali dalam sehari. Terutama pada kehamilan trimester pertama, ini adalah masa mual dan muntah yang berat bagi ibu hamil.
Efek dari hipermesis gravidarum adalah mual dan lemas yang berkepanjangan. Jika Mama mengalami ini tapi tetap berpuasa, hati-hati ya Ma. Dikhawatirkan tubuh Mama bisa dehidrasi dalam waktu singkat.
Editors' Pick
2. Perdarahan
Ibu hamil dengan keluhan perdarahan, baik itu karena plasenta previa atau perdarahan lainnya, biasanya kesehatannya akan melemah. Maka tidak disarankan untuk mengikuti puasa.
Ibu hamil dengan kondisi perdarahan biasanya harus banyak beristirahat dan mungkin mengonsumsi obat-obatan dari dokter.
3. Kontraksi atau ancaman persalinan prematur
Kontraksi palsu mungkin tidak masalah. Tapi ada juga ibu hamil yang mengalami kontraksi terus-menerus meski belum waktunya persalinan. Inilah yang dimaksud dengan ancaman persalinan prematur.
Jika ibu hamil, baik di kehamilan trimester kedua maupun kehamilan trimester ketiga mengalami ini maka sebaiknya segera membatalkan puasa. Makan dan minumlah dengan takaran yang cukup. Ini semata-mata dilakukan agar tidak memberi risiko pada perkembangan janin di dalam perut Mama.
4. Hamil kembar
Orang dengan kehamilan kembar memiliki risiko kehamilan yang lebih tinggi. Nutrisi yang dibutuhkan ibu dan janin tentu juga dobel. Memaksakan diri untuk berpuasa dikhawatirkan tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan Mama dan janin.
5. Berbagai penyakit penyerta bagi ibu hamil
“Hipertensi, preeklampsia, diabetes, asma, dll merupakan kondisi lain atas penilaian dokter kandungan,” kata dr. Feby.
Jika ada riwayat ibu hamil memiliki salah satu penyakit di atas maka penting untuk mengkonsultasikan ke dokter, apakah kesehatan ibu hamil dinyatakan aman jika tetap ikut berpuasa. Sebaiknya jangan memaksakan diri demi keselamatan Mama dan janin.
Itulah 5 kondisi ibu hamil tidak boleh puasa di bulan Ramadan. Ibadah memang penting, sangat penting. Tapi jangan melupakan keselamatan Mama dan janin di dalam kandungan ya. Semoga sehat selalu di masa kehamilannya, Ma.
Baca juga:
- Ini yang Wajib Mama Ketahui Bila Ingin Berpuasa Saat Hamil
- 5 Risiko yang Bisa Terjadi Bila Berpuasa Saat Hamil Muda
- Begini Hukum Puasa Bagi Ibu Hamil Menurut Islam
- Kumpulan Artikel Seputar Ibadah Selama Ramadan