Terdeteksi Miom Saat Hamil, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Yuk Ma, cari tahu informasi mengenai miom!
16 Januari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sudah pernah tahu sebelumnya mengenai Miom, Ma?
Miom bisa terjadi bila adanya pertumbuhan sel-sel tumor yang tumbuh di sekitar atau di dalam uterus (rahim), namun tidak bersifat ganas. Walau tidak berbahaya, ada baiknya segera ditangani karena jika dibiarkan justru akan membahayakan.
Miom dikenal juga dengan nama mioma, leiomioma atau uteri fibroid (fibroid rahim).
Saat menjalani masa kehamilan, banyak kasus yang baru diketahui terdapat miom ketika melakukan pemeriksaan USG. Miom yang baru diketahui saat hamil, umumnya sel tumor tersebut sudah berkembang sebelum kehamilan dimulai.
Sel otot rahim yang mulai tumbuh secara abnormal biasanya memicu miom. Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan ini dapat membentuk tumor jinak yang berada di dinding atau bagian luar rahim.
Untuk Mama yang masih penasaran mengenai penjelasan mengenai miom, berikut rangkuman lengkap bersama Popmama.com. Semoga informasinya membantu ya, Ma.
Editors' Pick
1. Gejala yang terjadi tergantung pertumbuhan miom
Gejala miom terkadang tidak diketahui oleh banyak perempuan, termasuk ibu hamil karena tidak merasakan gejala apapun. Ini semua tergantung dari ukuran, jenis, jumlah dan letak tumbuhnya miom.
Namun, gejala miom yang biasanya terjadi saat munculnya miom pada rahim yaitu:
- Mengalami sembelit.
- Sering buang air kecil.
- Perut akan membesar bila ukuran miom cukup besar.
- Merasa kurang nyaman dan sakit saat berhubungan seksual.
- Perdarahan saat menstruasi lebih hebat dibandingkan kondisi normal.
- Masa menstruasi terasa menyakitkan dan durasinya menjadi lebih lama.
- Merasa sakit dan nyeri pada bagian perut atau di sekitar punggung bawah.
Kemunculan miom ini akan tumbuh di dalam dinding rahim, menonjol ke dalam rongga rahim atau ada juga yang tumbuh di bagian luar rahim.
Miom yang terjadi selama masa kehamilan dapat meningkatkan komplikasi seperti rasa nyeri di bagian perut atau perdarahan ringan dari vagina. Namun, bila kondisi miom tidak terlalu mengkhawatirkan berarti kondisi janin dalam keadaan normal. Konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.
Jika miom dengan diketahui cukup serius seiring berkembangnya janin di dalam kandungan, ini perlu diwaspadai. Ada kemungkinan, miom memiliki risiko dalam meningkatkan keguguran dan menyebabkan persalinan terjadi prematur.
Selain itu, miom yang terjadi ketika hamil dapat menyebabkan jalan lahir tertutup atau posisi bayi menjadi abnormal saat menjalani persalinan. Bila kondisi terjadi, ada kemungkinan untuk melakukan persalinan secara caesar.
Baca juga: 7 Komplikasi yang Rentan Terjadi di Kehamilan Trimester Kedua
2. Faktor pendukung munculnya miom saat hamil
Penyebab kemunculan miom sampai saat ini masih belum diketahui secara jelas. Miom umumnya muncul pada usia sekitar 16-50 tahun karena hormon estrogen di dalam tubuh semakin bertambah.
Namun, perlu disadari juga kalau ada beberapa faktor pendukung yang dapat membantu memengaruhi pembentukan miom seperti:
- Faktor hormon. Kemunculan miom dikaitkan dengan sebagian hormon yang diproduksi oleh ovarium seperti estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini disebabkan karena lapisan rahim berkembang dan beregenerasi selama setiap siklus menstruasi, sehingga memicu pertumbuhan miom.
- Faktor berat badan. Kurangnya menjaga kondisi berat badan bisa menjadi salah satu faktor pendukung munculnya miom. Perempuan atau Ibu hamil dengan kondisi berat badan berlebih alias mengalami obesitas dapat memicu hormon estrogen meningkat. Kondisi inilah yang dapat membuat miom berpeluang muncul.
- Faktor kehamilan. Meningkatnya produksi hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh saat hamil juga memicu pertumbuhan miom.
- Faktor keturunan. Tanpa disadari riwayat anggota keluarga lain seperti orangtua, saudara perempuan atau nenek yang sempat mengalami miom dapat meningkatkan risiko serupa.
- Faktor menstruasi terlalu dini. Faktor yang satu ini dipengaruhi karena terlalu banyak mengonsumsi daging merah dan meningkatkan asupan bergizi seperti sayuran serta buah. Selain itu, kebiasaan mengonsumsi alkohol pun bisa memengaruhi berkembangnya miom.
Baca juga: 5 Cara Alami Tingkatkan Kualitas Hormon Progesteron agar Hamil Sehat
3. Cara mengatasai miom saat hamil
Bila miom tidak menimbulkan gejala yang menganggu selama kehamilan, maka tidak terlalu memerlukan pengobatan khusus. Namun, perlu tetap berkonsultasi dengan dokter kandungan. Lakukanlah evaluasi mengenai kondisi miom melalui pemeriksaan USG secara berkala minimal setiap 3 bulan.
Dokter biasanya menganjurkan untuk istirahat secara total, bila gejala nyeri timbul akan disarankan mengompres bagian yang terasa nyeri menggunakan kompres es. Usahakan untuk tidak mengonsumsi segala jenis obat tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter karena dapat berdampak pada kondisi janin. Mama cukup melakukan kontrol secara berkala agar terhindar dari segala bentuk komplikasi.
Miom yang ringan biasanya setelah masa menopause akan menyusut tanpa perlu menjalani pengobatan.
Ukuran miom bisa semakin membesar karena dipengaruhi oleh faktor hormonal seiring usia kehamilan yang bertambah. Hingga saat ini, belum ada hasil penelitian mengenai obat yang dapat menghilangkan miom. Salah satu cara untuk menghilangkan miom dalam rahim bila diperlukan yaitu dengan melakukan tindakan operasi.
Untuk kondisi kesehatan janin di dalam kandungan, usahakan selalu berkonsultasi dengan dokter. Itulah beberapa informasi mengenai miom yang muncul saat masa kehamilan.
Semoga informasi dari Popmama.com ini bisa berguna ya, Ma!
Baca juga: Lakukan USG Saat Trimester Kedua, Mama Bisa Tahu 6 Hal Penting Ini
Baca juga: 7 Hal Tentang Janin yang Bisa Dilihat Melalui Cek USG