5 Langkah Mencegah IUFD, Kematian Janin di Dalam Kandungan
Lakukan sebelum terlambat yuk, Ma!
10 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjalani masa-masa kehamilan termasuk salah satu fase terindah di dalam hidup seorang perempuan. Momen tersebut tidak bisa dilupakan karena ada makhluk kecil lainnya yang sedang tumbuh serta berkembang di dalam rahim.
Hanya saja beberapa orang harus berjuang ketika janin yang dikandungnya bermasalah selama hamil. Salah satu masalah kehamilan yang cukup menakutkan yakni IUFD, fase di mana terjadi kematian janin di dalam kandungan.
IUFD atau intrauterine fetal death adalah kematian janin sebelum dilahirkan. Janin Meninggal di dalam kandungan ini terjadi ketika usia kehamilan sudah di atas 20 minggu. Umumnya kasus IUFD tidak bisa dicegah karena terjadi di dalam kandungan, namun masih bisa dikurangi risikonya dengan memahami berbagai faktor pemicu serta langkah pencegahan yang tepat.
IUFD Bisa Terjadi di Usia Kehamilan 20 Minggu
Ma, IUFD dalam dunia medis dibagi menjadi tiga berdasarkan waktunya antara lain:
- Early IUFD yaitu kematian janin di kandungan yang terjadi pada usia kehamilan 20–27 minggu.
- Late IUFD yaitu kematian janin di kandungan yang terjadi pada usia kehamilan 28–36 minggu.
- Aterm IUFD yaitu kematian janin di kandungan yang terjadi pada usia kehamilan 37 minggu atau lebih.
Semua orang yang sedang hamil tentu ingin kalau kehamilannya tetap sehat dan janin di dalam kandungan bisa tumbuh serta berkembang secara optimal.
IUFD bisa muncul sewaktu-waktu di usia kehamilan 20 minggu ke atas karena berbagai faktor, antara lain:
- Plasenta tidak berfungsi dengan baik.
- Usia kehamilan yang melewati batas waktu normal.
- Terjadi masalah pada kondisi kesehatan selama hamil.
- Memiliki gaya hidup yang kurang sehat saat masa-masa kehamilan.
- Mengalami gawat janin bisa terjadi karena tidak adanya pasokan oksigen yang cukup.
- Adanya kelainan kromosom pada janin, sehingga pertumbuahnnya terhenti.
Meskipun tidak semua kasus IUFD bisa dicegah, namun ibu hamil dapat melakukan beberapa hal untuk meminimalkan terjadinya kematian janin di dalam kandungan.
Jika Mama ingin mengetahui cara mencegah terjadinya kematian pada janin di dalam kandungan, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
1. Menciptakan gaya hidup yang lebih sehat selama hamil
Faktor gaya hidup yang kurang sehat mampu memicu terjadinya kematian janin di dalam kandungan. Demi mencegah terjadinya IUFD yang dapat terjadi saat usia kehamilan sudah masuk minggu ke-20, usahakan untuk menjalani gaya hidup yang sehat.
Hindari terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji dan merokok selama menjalani masa-masa kehamilan.
Perlu diketahui bahwa ibu hamil yang merokok dapat menghambat pertumbuhan janin di rahim karena mengurangi suplai oksigen ke janin melalui plasenta.
Menjauhlah dari lingkungan yang terpapar asap rokok karena ini dapat membantu menurunkan risiko terjadinya IUFD di kemudian hari.
Editors' Pick
2. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan berbahaya
Selama masa kehamilan, hindari mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan berbahaya. Tidak hanya bisa membahayakan diri sendiri saja, namun dapat meningkatkan risiko buruk terhadap janin di dalam kandungan.
Dilansir dari BabyCentre, para ahli sepakat bahwa minum alkohol selama kehamilan dapat menimbulkan risiko jangka panjang, bahkan untuk janin yang sedang berkembang.
Ibu hamil yang terus memaksakan kehendaknya sendiri dengan mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan berbahaya hanya akan memengaruhi perkembangan janin.
Selain dapat meningkatkan risiko keguguran, gaya hidup tidak sehat ini memicu kematian janin di dalam kandungan. Hal ini dikarenakan organ pada janin yang seharusnya bertumbuh tidak bisa berkembang sebagaimana mestinya.
3. Menghindari berbagai aktivitas yang terlalu berat
Ma, selama masa kehamilan tetap harus ingat kalau kesehatan janin di dalam kandungan perlu menjadi prioritas utama.
Hindari menjalani berbagai aktivitas yang terlalu berat selama hamil. Tak jarang ibu hamil dapat mengalami benturan di bagian perut karena terlalu banyak beraktivitas, sehingga memicu perdarahan.
Ketika kondisi plasenta lepas sebagian, maka umumnya akan terjadi perdarahan dalam rahim. Hal ini berakibat fatal karena nutrisi dan oksigen ke dalam tubuh sebagai asupan untuk janin menjadi terhenti.
Perdarahan yang hebat akibat berbagai faktor selama masa kehamilan dapat membuat kematian janin di dalam kandungan.
Sebelum ini terjadi, maka ada baiknya untuk mengurangi berbagai aktivitas yang membahayakan saat hamil.
4. Menghindari kebiasaan tidur telentang memasuki usia 28 minggu kehamilan
Dilansir dari Medical News Today, kebiasaan tidur telentang dapat memicu terjadinya IUFD. Apalagi jika ini dilakukan ketika usia kehamilan sudah memasuki minggu ke-28 atau lebih.
Kematian pada janin di dalam kandungan ini terjadi karena kebiasaan tidur telentang dapat mengganggu sistem pernapasan.
Ibu hamil yang memiliki sleep apnea saat tidur dalam posisi berbaring telentang dapat meningkatkan risiko buruk. Jika ini terjadi di sepanjang malam, bukan tidak mungkin kalau dapat memicu pernapasannya berhenti sementara.
Dengan begitu asupan oksigen ke janin juga akan terhambat, sehingga gangguan pernapasan ini dapat meningkatkan kemungkinan lahir mati.
5. Tetaplah rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter
Demi memantau tumbuh kembang janin, ada baiknya untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter. Ini dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan mama dan janin bisa baik-baik saja selama hamil.
Bila saat diperiksa ada beberapa faktor yang berisiko menyebabkan IUFD, maka rutinlah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Itulah beberapa langkah tepat yang bisa dilakukan untuk mencegah IUFD atau kematian janin di dalam kandungan.
Semoga informasi ini membantu Mama dalam menjaga kesehatan selama hamil. Sehat terus ya, Ma!
Baca juga:
- Sehat selama Hamil, 10 Makanan Ini Disukai Janin di Dalam Kandungan
- 7 Hal yang Disukai Janin di Dalam Kandungan, Lakukan yuk Ma!
- Waspada Janin Tak Berkembang, Ini Ciri-Ciri Keguguran Tanpa Perdarahan