Perlukah Melakukan USG Transvaginal Saat Hamil? Kenali Manfaatnya!
Sudah pernah coba USG Transvaginal belum nih, Ma?
25 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memeriksakan kondisi kesehatan serta melihat perkembangan janin tentu sangat penting untuk semua ibu hamil. Melalui sebuah ultrasonografi atau USG, semua pasangan suami istri dapat melihat berbagai kondisi kesehatan calon anaknya yang masih berada di dalam perut.
Semakin berkembangnya teknologi, kini banyak sekali jenis-jenis USG kehamilan yang ditawarkan untuk dipilih oleh ibu hamil salah satunya USG transvaginal.
Selain USG transvaginal diperuntukkan oleh perempuan yang sedang tidak mengandung untuk memeriksakan organ reproduksi, ini juga bisa dilakukan oleh ibu hamil disela-sela masa kehamilannya.
Jika Mama yang ingin mengetahui beberapa informasi mengenai USG transvaginal lebih banyak, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Yuk Ma, dibaca terlebih dahulu sebelum melakukan USG transvaginal!
Editors' Pick
1. Apa itu USG transvaginal?
USG transvaginaladalah sebuah prosedur menggunakan gelombang suara dengan memasukkan alat sensor (probe) ultrasound kecil ke dalam vagina ibu hamil. Melalui USG transvaginal, ibu hamil yang mengalami kelebihan berat badan selama masa kehamilan dapat mengetahui lebih jelas perkembangan janin di dalam perut.
Bahkan USG tranvaginal ini dapat memeriksa organ reproduksi seperti rahim, saluran telur, indung telur, leher rahim dan vagina.
USG transvaginal dapat membantu pemeriksaan kandungan menjadi lebih akurat. Hal ini dikarenakan letak alat USG nantinya akan lebih dekat ke bagian rahim, sehingga akan semakin jelas.
USG transvaginal yang dilakukan selama masa kehamilan dapat membantu mengetahui banyak hal seperti:
- Mendiagnosis kelainan fisik pada janin kebih awal.
- Memeriksa secara pasti mengenaiq kelainan pada plasenta.
- Mendiagnosis penyebab serta sumber perdarahan abnormal dan nyeri panggul.
- Mendeteksi awal kehamilan dengan lebih akurat dibandingkan pemeriksaan lain.
- Memonitor perkembangan detak jantung janin selama kehamilan.
- Mendeteksi lebih awal bila ada risiko akan mengalami keguguran.
- Belajar menentukan sumber perdarahan ketika ibu hamil mengalami flek berkepanjangan.
- Memeriksa serta mencegah berbagai kemungkinan adanya komplikasi kehamilan, seperti kelahiran secara prematur.
Cukup banyak sekali manfaat dari USG transvaginal ya, Ma!
Untuk masalah biaya USG transvaginal dimulai dari Rp. 250.000 hingga lebih dari Rp. 750.000. Semua biaya cukup bervariasi tergantung dari jenis rumah sakit.
2. Bagaimana prosedur saat melakukan USG transvaginal?
Jenis USG seperti transvaginal atau ultrasound endovaginal tidak memiliki risiko untuk ibu hamil serta janin yang sedang berkembang. Perlu Mama ketahui bahwa proser USG transvaginal tidak memiliki radiasi, sehingga aman untuk memastikan kesehatan saat hamil.
Berbeda dengan USG perut yang dilakukan di luar tubuh, USG transvaginal termasuk pemeriksaan internal karena memasukkan alat USG yang berbentuk seperti tongkat dengan panjang 5-7 cm ke dalam vagina.
Sebelum melakukan proses USG, ibu hamil disarankan oleh dokter untuk mengosongkan atau bahkan memenuhi kandung kemih sebagian dengan tujuan agar posisi usus lebih terangkat sehingga mempermudah proses pemeriksaan berlangsung. Proses ini akan memudahkan organ-organ panggul lebih terlihat di dalam monitor.
Kemudian dokter akan meminta pasien yang ingin melakukan USG transvaginal untuk berbaring di tempat tidur. Lalu kedua kaki diminta untuk ditekuk, sehingga terbuka lebar seperti sedang mengangkang.
Sebelum memasukkan sebuah alat bernama transduser, dokter pun akan meminta agar dioleskan gel pelumas. Saat transduser sudah masuk ke dalam, maka seluruh organ dalam bisa diamati dengan baik secara keseluruhan.
Dokter atau tenaga medis akan selalu memastikan USG transvaginal tidak merasakan sakit atau rasa tidak nyaman yang berlebihan selama proses berlangsung.
Perlu Mama ketahui bahwa USG transvaginal secara umum berlangsung selama 30-60 menit dan hasilnya bisa diterima pasien lebih cepat, sehingga kondisi kesehatannya dapat diketahui secara detail.