Jalan Trimester Kedua Kehamilan, Suami Acha Sinaga Ikut Merasakan Mual
Ada yang memiliki pengalaman serupa seperti Acha Sinaga?
16 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hamil anak pertama, Acha Sinaga sering sekali membagikan pengalaman kehamilannya melalui media sosial. Jika sebelumnya, Acha mengabadikan saat mengumumkan hasil test pack yang positif ke orangtuanya dengan cara yang unik.
Kini dirinya kembali membagikan cerita lain mengenai masa-masa kehamilannya apalagi sudah masuk ke trimester kedua.
Beberapa orang hamil katanya kebo bisa tetap kerja dll, beberapa ada yang sampai diinfus karena nggak bisa makan sama sekali. Apapun kondisinya aku belajar, tetap mengucap syukur untuk apa yang aku hadapi.
Seminggu sudah bumil tidak hoek-hoek. Mual masih, tetapi nggak sampai muntah. Girangnya bukan main.
Begitulah ungkapan perasaan Acha ketika merasa bahagia karena dirinya sudah tidak mengalami muntah-muntah, meskipun masih ada rasa mual.
Melalui ceritanya ini, Acha sampai mengunggah sebuah video saat sedang berjoget bahagia karena keluhan selama masa-masa kehamilannya mulai berkurang.
Selain menceritakan mengenai kondisi tubuhnya ketika sudah memasuki usia kehamilan ke-14 minggu, Acha pun mengatakan kalau sang Suami mulai mengalami keluhan layaknya ibu hamil seperti mual hingga sakit perut.
"Tadi pagi Andy ngalamin yang persis aku alami 2 bulan terakhir. Dia mual, enek, pusing, sakit perut. Terus aku kasih obat maag dan balurin badannya pakai kutus-kutus, abis itu muntah banyak banget. Asli beneran PakMil nyata adanya," tulis Acha Sinaga melalui InstaStory pribadinya.
Terkait permasalah yang terjadi pada Andy perlu diketahui bahwa kondisi serupa bisa terjadi pada para suami ketika istrinya sedang hamil.
Jika Mama punya pengalaman serupa seperti Acha Sinaga saat sang Suami juga mengalami beberapa keluhan layaknya ibu hamil, kali ini Popmama.com telah merangkum penjelasannya.
Editors' Pick
1. Suami bisa mengalami gejala kehamilan seperti ibu hamilĀ
Ma, jika suami mulai merasakan gejala-gejala yang serupa dengan kehamilan berarti dirinya sedang mengalami couvade syndrome. Kondisi tersebut atau yang dikenal sebagai kehamilan simpatik dapat terjadi bukan tanpa alasan.
Perlu diketahui bahwa kehamilan simpatik yang terjadi pada sebagian para suami mengalami perubahan hormon. Perubahan dan peningkatan hormon ini bisa terjadi karena kedekatan pasangan yang begitu kuat selama masa-masa kehamilan.
Gejala kehamilan simpatik pun dapat menjadi sebuah bukti kalau ada kedekatan emosional suami saat istrinya hamil. Sebuah penelitian dari
St. George University pun memperkuat bahwa hormon tubuh suami akan meningkat seiring bertambahnya usia kandungan sang Istri.
Peningkatan hormon prolaktin dan kortisol pada laki-laki dapat memungkinkan dirinya mengalami gejala kehamilan serupa seperti yang dirasakan oleh pasangan.
2. Gejala kehamilan simpatik yang umum dirasakan suami
Kehamilan simpatik wajar dirasakan oleh suami bahkan bisa ikutan ngidam seperti yang dirasakan oleh ibu hamil. Tak hanya itu, ada beberapa gejala lain yang bisa dirasakan seperti:
- Sakit punggung
- Sakit perut atau kram
- Mual berujung muntah
- Mengalami gangguan pernapasan
- Adanya iritasi pada saluran kecing
- Perut kembung dan nyeri ulu hati
- Badan merasa lemas dan pegal-pegal
- Selera makan menurun hingga mengalami perubahan pada berat badan
Suami yang mengalami kehamilan simpatik dapat merasakan gejala fisik layaknya ibu hamil. Kondisi ini pun bisa berpengaruh terhadap psikologisnya mulai dari mudah merasa cemas, depresi, gangguan pola tidur, perubahan suasana hari hingga menurunkan gairah seks.
Baca juga: Istri Hamil, Suami Ikut Ngidam? Begini Cara Mengatasinya!
3. Kehamilan simpatik harus ditangani dengan bijak
Kehamilan simpatik bukanlah suatu penyakit atau kelainan mental. Namun, sebelum kondisi kehamilan simpatik memengaruhi hubungan suami istri hingga berdampak depresi, ada baiknya diselesaikan dengan cara yang tepat.
Rasa empati yang terjadi pada suami kepada istrinya saat hamil dapat mengakibatkan dirinya mengalami kehamilan simpatik. Jika ini sudah terjadi, maka istri pun perlu membantu suami dalam mengendalikan hingga meredakan gejala-gejala akibat kehamilan simpatik.
Selain perlu membangun kedekatan hubungan emosional antara ibu hamil dan suami, keduanya perlu mengatasi dengan cara mengikuti kelas-kelas parenting. Berbicaralah juga dengan pasangan agar memiliki transisi perencanaan ketika akan segera menjadi orangtua.
Intinya komunikasi serta kedekatan masing-masing pasangan bisa menjadi kunci untuk saling menenangkan.
Semoga beberapa informasi di atas mengenai kehamilan simpatik bisa membantu ya, Ma!
Baca juga:
- Pura-Pura Bertengkar, Acha Sinaga Umumkan Kehamilan ke Orangtuanya
- Begini Tips dari Acha Sinaga Dalam Menghadapi Body Shaming