Kenali Gejala dan Penanganan Pneumonia saat Hamil
Penularan pneuomonia bisa disebabkan karena bakteri
15 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kita mungkin tidak asing dengan penyakit yang menyerang organ paru-paru satu ini. Pneumonia seringkali merupakan komplikasi dari pilek atau flu biasa yang terjadi ketika infeksi menyebar ke bagian paru-paru. Pneumonia selama kehamilan disebut dengan Maternal Pneumonia.
Pneumonia dianggap sebagai penyakit yang serius dan berpotensi fatal bagi siapa saja yang terjangkit virus ini. Kelompok tertentu seperti ibu hamil berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi ini.
Penanganan yang terbaik untuk mengobati dan mencegah komplikasi pneumonia pada ibu hamil adalah dengan menemui dan berkonsultasi pada dokter pada saat gejala-gejala awalnya muncul.
Berikut ini, Popmama.com telah menyiapkan informasi seputar Pneumonia saat hamil dibawah ini:
1. Gejala pneumonia diawali dengan flu atau pilek seperti sakit tenggorokan dan sakit kepala
Kemunculan Pneumonia seringkali berasal sebagai flu atau pilek, ibu hamil mungkin mengalami gejala seperti sakit tenggorokan, sakit tubuh, dan sakit kepala. Namun, pneumonia memiliki gejala yang jauh lebih buruk, yaitu meliputi:
- Kesulitan bernafas
- Panas dingin
- Sakit dada
- Batuk yang semakin parah
- Kelelahan yang berlebihan
- Demam
- Kehilangan selera makan
- Pernapasan cepat
- Muntah
Gejala pneumonia pada kehamilan biasanya tidak berbeda antara setiap trimester. Tetapi mungkin lebih gejala lebih timbul di kemudian hari dalam masa-masa kehamilan yang mungkin disebabkan karena ketidaknyamanan lain yang mungkin dialami oleh ibu hamil.
Editors' Pick
2. Infeksi bakteri adalah sumber penyebab pneumonia seperti flu, gangguan pernapasan, atau cacar air
Kehamilan pada trimester kedua membuat Calon Mama lebih berisiko terkena pneumonia. Ini sebagian disebabkan oleh penekanan kekebalan alami selama kehamilan. Ini terjadi karena tubuh bekerja lebih keras untuk menopang bayi yang sedang bertumbuh. Perempuan hamil juga lebih rentan terhadap flu.
Virus flu atau infeksi bakteri yang menyebar ke paru-paru menyebabkan pneumonia. Infeksi bakteri adalah sumber penyebab pneumonia yang paling umum. Ini sering disebut sebagai penularan pneumonia.
Penyebab bakteri termasuk, Haemophilus influenzae, Mycoplasma pneumoniae, dan Streptococcus pneumoniae. Terkena infeksi dan komplikasi virus berikut juga dapat menyebabkan pneumonia, seperti terkena influenza atau flu, memiliki sindrom gangguan pernapasan, tertular cacar air atau varicella.
Selain itu, perempuan hamil mungkin berisiko tinggi tertular pneumonia selama kehamilan jika memiliki kondisi:
- Anemia
- Menderita asma
- Memiliki penyakit kronis
- Bekerja dengan anak kecil
- Sering mengunjungi rumah sakit atau panti jompo
- Memiliki sistem kekebalan yang melemah
- Merokok
3. Segera menghubungi dokter untuk mencegah semakin tinggi risiko komplikasi dan infeksi yang memburuk
Jika gejala sudah terlihat dan semakin dirasakan, kamu harus menghubungi dokter karena semakin lama menunggu, semakin tinggi risiko komplikasi. Flu sering dianggap sebagai awal dari pneumonia, terutama selama kehamilan. Jika kamu sudah terinfeksi pneumonia, perlu pergi ke rumah sakit untuk mencegah infeksi memburuk.
kamu mungkin memerlukan perawatan medis darurat jika mengalami:
- Sakit di perut Anda
- Sakit dada
- Kesulitan bernafas
- Demam tinggi
- Muntah yang berlangsung selama 12 jam
- Pusing atau pingsan
- Kebingungan
- Kurangnya gerakan dari bayi (paling terlihat pada trimester kedua dan ketiga)
4. Penanganan serta perawatan yang dilakukan dalam mengobati pneumonia pada ibu hamil
Penanganan serta perawatan secara umum untuk mengobati pneumonia dianggap aman untuk digunakan selama kehamilan. Obat anti-virus dapat mengobati pneumonia pada tahap gejala awal. Terapi pernapasan juga dapat digunakan.
Jika kamu menderita pneumonia yang berasal dari penularan bakteri, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik. Namun, antibiotik tidak dapat mengobati pneumonia yang berasal dari infeksi virus. Dokter juga dapat merekomendasikan penghilang rasa sakit untuk mengurangi demam dan nyeri seperti Asetaminofen (Tylenol).
Pentingnya menjaga pola tidur dan minum air sebanyak-banyaknya juga penting selama dalam masa pemulihan. Ingat untuk menghindari minum obat atau suplemen baru tanpa meminta resep atau konsultasi dari dokter terlebih dahulu.