Minum Antidepresan saat Hamil, Apakah Diperbolehkan?
Meningkatkan risiko kelahiran prematur serta depresi pascapersalinan
26 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Periode prakonsepsi merupakan waktu yang tepat untuk menerapkan pola kebiasaan baru yang baik untuk Calon Mama dan juga Si Janin. Mengurangi penggunaan obat adalah langkah yang sehat pada saat mencoba untuk hamil.
Selama masa kehamilan, obat-obatan yang boleh atau tidak boleh diminum menjadi tidak begitu jelas. Dan bukan tidak mungkin untuk mengonsumsi obat antidepresan jika benar-benar membutuhkannya.
Hal ini tentunya berdampak pada kehamilan yang berpotensi membawa kembali ke dalam depresi yang dapat membuat kamu dan janin lebih berbahaya daripada kebaikan.
Lalu bolehkan perempuan hamil minum obat antidepresan? Berikut ini Popmama.com akan memberikan informasinya dibawah ini.
Editors' Pick
1. Perempuan yang depresi selama kehamilan berisiko tinggi untuk kehamilan prematur dan depresi pascapersalinan
Antidepresan merupakan golongan obat untuk mengurangi atau mengobati rasa depresi. Obat ini bekerja dengan menyeimbangkan kandungan senyawa kimia alami dalam otak yang juga mempengaruhi suasana hati.
Studi menunjukkan bahwa perempuan yang menderita depresi selama masa kehamilan memiliki risiko lebih besar untuk kelahiran yang prematur serta risiko mengalami depresi pascapersalinan. Hal ini tentunya dapat menyulitkan untuk merawat bayi dengan benar setelah melahirkan.
Menggunakan antidepresan selama kehamilan juga perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, karena beberapa kasus menemukan antidepresan dapat menimbulkan masalah pada janin yang sedang berkembang.
2. Obat antidepresan yang dapat meningkatkan risiko cacat jantung dan masalah paru-paru
Obat antidepresan seperti Paxil atau Paroxetine, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko cacat jantung janin yang dikonsumsi selama trimester pertama.
Antidepresan lainnya, seperti Prozac atau Fluoxetine dan Zoloft atau Sertraline, telah dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi pada masalah paru-paru yang jarang terjadi pada bayi baru lahir jika antidepresan diminum selama paruh terakhir kehamilan dan dengan gejala penarikan pada bayi setelah melahirkan.
Bicaralah dengan dokter dan terapis tentang apakah masuk akal untuk tetap menggunakan antidepresan ketika sedang mencoba untuk hamil. Jika mengharuskan untuk melepaskan diri dari obat-obatan, cobalah jenis yang berbeda dan lebih aman.
Mulailah setidaknya tiga bulan sebelum kamu mulai mencoba untuk hamil sehingga kamu punya banyak waktu untuk melihat bagaimana kelanjutannya.
3. Mencoba alternatif seperti psikorerapi, meditasi, atau yoga. Serta olahraga untuk mengangkat suasana hati
Jika kamu mulai melihat tanda-tanda depresi kembali seperti kurang tidur dan nafsu makan, turun, kecemasan, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, perubahan suasana hati dan kurangnya minat dalam seks.
Cobalah alternatif terapi seperti psikoterapi, terapi cahaya, meditasi atau yoga.
Olahraga dengan rutin juga bisa mengangkat suasana hati yang baik, karena dapat memperoleh dukungan dari teman dan orang yang dicintai.
Tentu saja, jangan lupa untuk tetap berkonsultasi dengan praktisi dan/atau terapis, yang dapat mengarahkan kamu ke jenis dan dosis antidepresan yang paling aman jika harus tetap menggunakan obat-obatan pada saat hamil.
Baca juga:
- Manajemen Stres Ibu Hamil, Simak 5 Tips Ini
- Stres dan Komplikasi Saat Hamil Sebabkan Skizofrenia pada Anak?
- Ibu Hamil Harus Tahu! 11 Tanda-Tanda Janin Stres