Saat sedang mengandung, ibu hamil tak lagi hanya memikirkan kesehatan diri sendiri, melainkan juga kesehatan bayi di dalam kandungan. Sebab, aktivitas dan hal yang terjadi pada ibu hamil juga akan dirasakan juga oleh janin di dalam rahim.
Bahkan, masalah kesehatan seperti flu dan batuk yang dialami ibu hamil juga bisa memengaruhi kondisi janin, lho. Apalagi jika batuk yang dialami ibu hamil berkepanjangan dan menunjukkan gejala yang cukup parah.
Lantas, yang menjadi pertanyaan adalah apakah batuk berlebihan saat hamil bisa menyakiti janin?
Untuk menjawabnya, berikut Popmama.com telah merangkum informasi mengenai ibu hamil batuk, apakah menyakiti janin dalam kandungan? Yuk, disimak!
1. Penyebab batuk pada ibu hamil
Canva/Syda Productions
Di masa kehamilan, sistem kekebalan tubuh pada beberapa bagian tubuh ibu hamil bisa menurun. Hal ini terjadi secara alami untuk melindungi janin agar tidak diserang oleh sistem imun ibu hamil karena dianggap benda asing.
Sayangnya, sistem kekebalan tubuh yang menurun menyebabkan ibu hamil lebih rentan terhadap penyakit, termasuk flu dan batuk. Itulah sebabnya ibu hamil lebih rentan dan perlu lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.
Editors' Pick
2. Apakah batuk selama kehamilan bisa menyakiti janin di dalam kandungan?
Freepik/pvproductions
Dilansir dari Romper, Kecia Gaither, M.D., direktur layanan perinatal di Bronx's NYC Health + Hospitals/Lincoln, mengungkapkan bahwa batuk sebenarnya tidak memengaruhi janin karena adanya cairan ketuban yang melindunginya.
“Bayi terbungkus dalam rahim yang dikelilingi oleh cairan ketuban, sehingga batuk saja tidak memengaruhi janin,” jelas dokter Gaither.
Namun, ketika ibu hamil batuk yang cukup keras, maka tak menutup kemungkinan bayi di dalam kandungan akan merasakan guncangan, yakni bergerak naik turun saat Mama batuk. Tetapi, Mama tak perlu khawatir karena hal tersebut tidak sampai menyakitinya.
Namun, ada pengecualian jika ibu hamil menderita penyakit tertentu yang mendasari penyebab batuk. Misalnya, jika ibu hamil mengalami batuk yang disebabkan oleh asma dan tidak mendapatkan oksigen yang cukup, maka kondisi ini dapat berdampak negatif pada janin di dalam kandungan.
3. Obat batuk yang aman dikonsumsi ibu hamil
Canva/Syda Productions
Saat sedang hamil, sebaiknya Mama lebih berhati-hati dalam memilih obat, termasuk obat batuk. Pastikan Mama menghindari obat batuk yang mengandung kodein, iodine, hydrocodone, atau salisilat karena dapat mengganggu kesehatan janin.
Jika Mama ingin mencoba obat batuk, Mama bisa mengonsumsi obat yang dijual bebas, yang umumnya dianggap aman untuk kehamilan, di antaranya:
Dextromethorpan
Dextromethorpan merupakan obat yang dapat menekan gejala batuk. Merek obat ini terdiri dari dua bentuk, yakni tablet dan sirup.
Dextromethorpan dapat dikonsumsi ibu hamil yang mengalami gejala batuk kering. Namun, sebaiknya hindari konsumsi obat ini jika ibu hamil memiliki riwayat alergi dan sedang menderita asma atau diabetes.
Guaifenesin
Guaifenesin merupakan obat dengan bahan aktif ekspektoran yang bekerja untuk mengencerkan lendir. Artinya, obat ini dapat digunakan untuk mengatasi batuk berdahak.
Umumnya obat batuk ini direkomendasikan setelah ibu hamil melewati kehamilan trimester pertama. Pastikan juga perhatikan aturan pemakaian agar tidak membahayakan janin.
Pseudoefedrin
Sama seperti Guaifenesin, Pseudoefedrin merupakan dekongestan yang juga direkomendasikan setelah ibu hamil melalui trimester pertama. Obat ini dapat digunakan untuk mengatasi gejala hidung tersumbat akibat flu, batuk pilek, alergi, sinusitis, atau bronkitis.
4. Mengatasi batuk tanpa obat saat hamil
Freepik/pvproductions
Pada dasarnya, batuk biasanya dapat hilang sendirinya setelah sekitar satu minggu. Namun, gejala batuk mungkin akan sangat mengganggu bagi beberapa orang sehingga ingin melakukan berbagai cara untuk menyembuhkannya.
Untungnya, ada pengobatan rumahan yang bisa Mama lakukan untuk mengurangi gejala batuk. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meredakan batuk pada ibu hamil:
Minum air putih yang cukup.
Gunakan humidifier.
Minum teh atau air hangat dengan lemon dan madu.
Berkumur dengan air garam hangat untuk meredakan batuk yang disertai dengan sakit tenggorokan.
Gunakan tetesan air saline jika batuk berasal dari lendir ekstra yang terasa di bagian belakang hidung dan tenggorokan.
5. Kapan ibu hamil harus ke dokter?
Unsplash/CDC
Ada beberapa kondisi terkait batuk yang sebaiknya Mama periksakan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Termasuk jika Mama mencurigai adanya gejala Covid-19, maka sebaiknya lakukan tes untuk memastikan.
Mama juga perlu segera menghubungi dokter apabila mengalami batuk hingga kesulitan bernapas, demam, atau bahkan flu. Sebab, flu berpotensi berbahaya bagi ibu hamil dan janin, karena dapat meningkatkan risiko kematian janin, persalinan prematur, atau berat badan lahir bayi rendah jika tidak segera ditangani.
Jika gejala semakin parah atau batuk berkepanjangan dan tidak kunjung sembuh, periksakan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Demikian rangkuman mengenai batuk saat hamil.Semoga bisa menjawab rasa penasaran mama, ya!