Ibu Hamil Berpuasa, Bagaimana Dampaknya pada Janin?
Adakah dampaknya pada janin jika ibu hamil ingin berpuasa?
7 Maret 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bulan Ramadan adalah bulan yang dinantikan oleh seluruh umat muslim di dunia. Setiap umat muslim diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa di bulan yang penuh rahmat ini.
Namun, ada beberapa golongan yang diberikan keringanan untuk tidak wajib puasa Ramadan. Salah satunya adalah ibu hamil dan ibu menyusui.
Namun, bagaimana jika ibu hamil merasa mampu dan tetap ingin melakukan ibadah puasa? Apakah berpuasa dapat berdampak pada janin di dalam kandungan?
Nah, untuk menjawabnya, kali ini Popmama.com telah merangkum informasi terkait dampak ibu hamil berpuasa pada janin di dalam kandungan. Yuk, kita simak!
1. Apakah puasa bisa berdampak pada ibu hamil dan janin?
Beberapa ibu hamil mungkin merasa masih mampu untuk menjalani ibadah puasa di masa kehamilan. Namun, yang jadi pertanyaan adalah apakah puasa bisa berdampak pada janin di dalam kandungan?
Dilansir dari Baby Center, tidak ada jawaban yang pasti untuk mengetahui apakah puasa aman untuk ibu hamil dan janin.
Beberapa penelitian mungkin menunjukkan bahwa puasa tidak memengaruhi berat lahir bayi. Namun, tetap saja belum pasti apakah puasa berdampak buruk pada kesehatan ibu dan janin selama kehamilan.
Karena alasan inilah para ahli menganjurkan agar ibu hamil tidak berpuasa selama masa kehamilan. Apalagi ibu hamil yang menderita masalah kesehatan tertentu.
Sebagai contoh, ibu hamil yang memiliki riwayat diabetes atau menderita diabetes selama kehamilan (diabetes gestasional) dianjurkan untuk tidak berpuasa.
Pasalnya, puasa dapat memengaruhi kadar gula darah dan bisa menyebabkan dehidrasi. Kadar gula darah juga bisa melonjak tinggi jika ibu hamil makan berlebihan saat sahur dan berbuka puasa.
Editors' Pick
2. Beberapa hal yang perlu Mama ketahui terkait puasa di masa kehamilan
Beberapa penelitian terkait puasa selama kehamilan menunjukkan bahwa hanya sedikit atau tidak ada efek pada bayi baru lahir yang ibunya berpuasa selama hamil. Namun, beberapa ibu hamil yang berpuasa bisa mengalami dehidrasi atau kekurangan energi.
Berikut adalah beberapa hasil penelitian terkait puasa selama kehamilan:
Puasa tidak meningkatkan risiko bayi lahir lebih awal (prematur).
Puasa selama kehamilan tidak menyebabkan bayi memiliki berat lahir yang lebih rendah.
Ibu hamil yang berpuasa cenderung memiliki lebih sedikit energi karena tidak mengonsumsi makanan dan air sebanyak yang dibutuhkan.
Puasa selama trimester kedua kehamilan dapat mengurangi risiko terkena diabetes gestasional dan mencegah kelebihan berat badan.
3. Dalam beberapa kasus, berpuasa di masa kehamilan dapat berdampak pada janin
Dilansir dari Healthline, sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Obstetrics and Gynaecology menunjukkan bahwa beberapa ibu hamil yang berpuasa di saat Ramadan dapat berpengaruh pada janin.
Salah satu dampaknya adalah frekuensi gerakan janin yang lebih rendah dari biasanya, terutama saat mendekati tanggal persalinan. Umumnya, janin bergerak minimal 10 kali dalam 2 jam. Frekuensi pergerakan janin bisa berkurang karena kadar gula darah ibu atau kurangnya nutrisi yang sampai ke janin.
Dampak lainnya yang perlu diwaspadai adalah anemia defisiensi zat besi karena kurangnya asupan selama berpuasa. Hal ini dapat meningkatkan risiko bayi terkena anemia setelah dilahirkan.
4. Hal yang perlu diperhatikan jika ibu hamil ingin berpuasa
Jika Mama memutuskan untuk berpuasa di masa kehamilan, pastikan Mama dalam kondisi yang sehat dan memiliki berat badan yang normal.
Selain itu, berikut beberapa hal yang perlu Mama perhatikan saat memutuskan untuk berpuasa di masa kehamilan:
Berkonsultasi dengan bidan atau dokter kandungan terkait apakah kondisi mama memungkinkan untuk berpuasa di masa kehamilan.
Jika Mama menderita diabetes dan ingin berpuasa, konsultasikan dengan dokter terkait pola makan dan minum yang aman untuk kondisi mama.
Kurangi minum minuman berkafein, seperti kopi, teh, dan soda, sebelum berpuasa untuk mencegah sakit kepala. Sebaiknya Mama tidak mengonsumsi lebih dari 200 mg kafein sehari saat hamil, yaitu sekitar dua cangkir kopi instan.
Kurangi pekerjaan yang berat dan melelahkan selama puasa Ramadan atau tambahkan waktu istirahat.
Tetap konsumsi vitamin prenatal untuk menjaga daya tahan tubuh ibu hamil selama berpuasa.
5. Yang harus diwaspadai saat puasa di masa kehamilan
Selama menjalani puasa di tengah kehamilan, ada beberapa hal yang perlu Mama waspadai. Salah satunya adalah jika berat badan mama mengalami penurunan dan tidak normal.
Mama juga harus waspada jika merasakan haus ekstrem, jarang buang air kecil, atau jika urine berwarna gelap. Kondisi tersebut merupakan tanda dehidrasi, yang dapat membuat Mama lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih atau komplikasi lainnya.
Selain itu, sebaiknya batalkan puasa jika Mama merasa pusing, pingsan, lemah, bingung, atau lelah, bahkan setelah mama cukup beristirahat. Segera berbuka puasa dengan minuman manis dan camilan asin, atau larutan rehidrasi oral seperti Dioralyte.
Kondisi-kondisi tersebut sebaiknya tidak diabaikan begitu saja. Segera hubungi dokter jika kondisi fisik mama mulai memburuk atau tak kunjung membaik.
Demikian rangkuman mengenai dampak ibu hamil berpuasa pada janin di dalam kandungan.
Kesimpulannya, dampak berpuasa pada ibu hamil dan janin bisa berbeda-beda, tergantung dengan kondisi kesehatan mama.
Jika Mama berniat untuk berpuasa di masa kehamilan, pastikan selalu konsultasikan pada bidan atau dokter kandungan dan atur pola makan sebaik mungkin, ya!
Baca juga:
- Tak Berpuasa, Begini Aturan Membayar Fidiah Ibu Hamil
- Begini Hukum Puasa bagi Ibu Hamil Menurut Islam
- Jelang Melahirkan, Bolehkah Ibu Hamil Puasa?