5 Komplikasi yang Bisa Terjadi di Trimester Kedua Kehamilan
Segera hubungi dokter jika mengalami salah satu dari gejala ini, Ma!
19 Agustus 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memasuki usia trimester kedua kehamilan bisa menjadi kebahagian tersendiri bagi ibu hamil. Selain telah berhasil melewati trimester pertama, kehamilan trimester kedua dianggap paling nyaman dari trimester pertama dan ketiga.
Saat memasuki trimester kedua, mual dan muntah yang dirasakan ibu hamil biasanya mulai hilang. Selain itu, risiko keguguran juga telah menurun di trimester kedua.
Meski begitu, Mama tetap harus waspada karena ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi.
Untuk mengetahuinya, simak rangkuman Popmama.com berikut ini mengenai komplikasi yang bisa terjadi di trimester kedua kehamilan seperti yang dilansir dari Healthline.
1. Perdarahan
Meskipun risikonya kecil, namun masih ada potensi keguguran pada ibu hamil di trimester kedua kehamilan. Gejala pertama biasanya ditandai dengan perdarahan vagina.
Penyebab perdarahan
Keguguran dan perdarahan pada trimester kedua (sebelum 20 minggu) dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang berbeda, di antaranya:
Septate uterus (bagian dalam rahim terbagi oleh dinding otot atau jaringan ikat fibrosa).
Inkompetensi serviks (serviks terbuka terlalu cepat, sehingga menyebabkan kelahiran dini).
Penyakit autoimun (contohnya termasuk lupus atau scleroderma. yang dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat).
Kelainan kromosom pada janin (terjadi ketika ada yang salah dengan kromosom bayi).
Selain keempat faktor tersebut, ada penyebab lain perdarahan pada trimester kedua, seperti persalinan dini, plasenta previa (plasenta menutupi serviks) dan solusio plasenta (plasenta terpisah dari rahim).
Penyebab tersebut lebih sering terjadi pada trimester ketiga, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada akhir trimester kedua.
Perawatan perdarahan
Jika Mama memiliki darah resus (Rh) negatif, maka Mama bisa mendapatkan suntikan imunoglobulin (RhoGAM). Imunoglobulin adalah obat yang berfungsi untuk mengobati kekurangan antibodi.
Sedangkan antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh yang mengenali dan melawan zat berbahaya, seperti bakteri dan virus.
Mendapatkan suntikan imunoglobulin akan membantu mencegah perkembangan antibodi Rh yang akan menyerang janin jika memiliki golongan darah resus positif.
Mama mungkin merasa cemas jika mengalami perdarahan vagina. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua perdarahan berujung pada keguguran. Jadi, sebaiknya Mama tetap tenang dan segera konsultasikan ke dokter jika mengalami perdarahan saat hamil.
Editors' Pick
2. Persalinan prematur
Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum minggu ke-38 kehamilan. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan persalinan prematur, seperti infeksi kandung kemih, kebiasaan merokok dan kondisi kesehatan kronis lainnya, seperti diabetes atau penyakit ginjal.
Persalinan prematur juga sangat berisiko pada ibu hamil yang sebelumnya pernah melahirkan prematur.
Gejala persalinan prematur
Gejala persalinan prematur mungkin tidak bisa terlihat jelas. Namun, ada beberapa kondisi yang bisa menjadi tanda persalinan prematur, di antaranya adalah:
Adanya tekanan pada vagina
Nyeri pada punggung bawah
Sering buang air kecil
Diare
Peningkatan jumlah keputihan
Sesak di perut bagian bawah
Selain gejala di atas, persalinan prematur juga bisa ditandai dengan kondisi yang lebih jelas, seperti kontraksi yang menyakitkan, keluarnya cairan dari vagina dan perdarahan vagina.
Jika Mama memiliki gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan ke dokter kandungan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Perawatan persalinan prematur
Jika Mama memiliki gejala-gejala persalinan prematur, dokter mungkin akan memberikan beberapa obat yang dapat membantu menghentikan persalinan prematur, seperti magnesium sulfat, kortikosteroid dan tokolitik.
Namun, jika persalinan prematur tidak dapat dihentikan, dokter akan memberikan obat steroid untuk membantu perkembangan paru-paru bayi dan mengurangi keparahan penyakit paru-paru.