Ini Cara Mengatasi Anemia pada Ibu Hamil
Mama mungkin pernah mengalami anemia di masa kehamilan. Hal tersebut wajar terjadi
7 Desember 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika Mama menderita anemia, darah tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh Mama dan pada janin dalam kandungan.
Normalnya, selama kehamilan tubuh memproduksi lebih banyak darah untuk mendukung perkembangan janin.
Tubuh yang tidak mendapatkan cukup zat besi atau nutrisi tertentu berakibat pada sedikitnya jumlah sel darah merah yang dihasilkan. Hal tersebut yang menyebabkan anemia pada ibu hamil.
Jumlah sel darah merah yang cukup sangat dibutuhkan dalam memproduksi darah tambahan.
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut tentang jenis dan cara mengatasi anemia selama masa kehamilan. Berikut penjelasannya dari Popmama.com.
1 Anemia defisiensi zat besi
Kurangnya zat besi dalam tubuh yang paling sering terjadi selama masa kehamilan dapat menyebabkan anemia. Inilah yang disebut dengan anemia difisiensi zat besi.
Padahal, zat besi diperlukan dalam menghasilkan hemoglobin. Sel darah merah yang segar mengandung hemoglobin yang cukup dalam membantu melancarkan aliran darah dan membawa oksigen serta nutrisi bagi perkembangan janin.
Pada anemia defisiensi zat besi, darah tidak dapat membawa oksigen yang cukup ke jaringan di seluruh tubuh.
Namun, makanan yang mengandung zat besi tidaklah cukup dalam memenuhi kebutuhan tubuh sepanjang kehamilan.
Sebab, volume darah akan bertambah hingga 50 persen untuk bisa mencukupi keperluan tubuh Mama dan janin yang sedang tumbuh di dalam perut.
Untuk itu, dalam memenuhi kebutuhan zat besi harian, Mama disarankan mengonsumsi suplemen yang kaya zat besi agar terhindar dari kekurangan sel darah merah.
2. Anemia defisiensi B12
Tubuh membutuhkan vitamin B12 untuk memproduksi sel darah merah yang sehat. Ternyata, kurangnya konsumsi makanan yang tinggi vitamin B12 dapat menyebabkan gejala anemia pada Mama di masa kehamilan lho.
Selain itu, gangguan pencernaan seperti penyakit celiac dan penyakit crohn juga mengganggu penyerapan vitamin B12dalam tubuh. Hal tersebut dapat berakibat pada anemia defisiensi B12.
Mama juga disarankan memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung vitamin B12 seperti susu, telur, yogurt, ikan salmon, ikan tuna, ikan sarden, daging ayam, dan daging sapi. Makanan tersebut dapat mengurangi risiko anemia jenis ini.
Editors' Pick
3. Anemia defisiensi folat
Folat adalah vitamin yang ditemukan secara alami dalam makanan tertentu seperti sayuran berdaun hijau yang tinggi asam folat (vitamin B9).
Selain memperbanyak asupan sayuran berdaun hijau, mengonsumsi suplemen yang mengandung asam folat sangatlah diperlukan.
Tubuh membutuhkan folat untuk membentuk DNA pada janin serta memproduksi sel-sel baru termasuk sel darah merah yang sehat. Selama kehamilan, Mama membutuhkan folat ekstra.
Namun ketika tak tercukupi kebutuhan folat, sel darah merah bekerja secara tidak maksimal dalam mengangkut oksigen ke jaringan di seluruh tubuh.
Malabsorpi juga menjadi penyebab anemia jenis ini. Malabsorbsi terjadi ketika tubuh tidak mampu menyerap asam folat secara efektif. Hal ini biasanya disebabkan oleh gangguan pencernaan seperti penyakit celiac.
Kekurangan asam folat dapat berisiko pada jenis cacat lahir tertentu, seperti kelainan tabung saraf (spina bifida) dan anencephaly hingga 72 persen.
Kelahiran bayi dengan berat badan rendah juga menjadi penyebab dari kurangnya asupan asam folat saat masa kehamilan.
Faktor Risiko Anemia pada Ibu Hamil
Semua ibu hamil berisiko mengalami anemia. Itu karena mereka membutuhkan lebih banyak zat besi dan asam folat dari biasanya.
Beberap kondisi yang terjadi pada Mama di masa kehamilan dapat berisiko lebih tinggi terkena anemia di antaranya :
- hamil anak kembar (lebih dari satu anak)
- memiliki dua kehamilan yang berdekatan
- muntah banyak karena morning sickness
- hamil di usia muda
- sebelum dan saat hamil kurang mengonsumsi cukup makanan yang kaya akan zat besi
- penderita anemia sebelum hamil
Apa Saja Gejala Anemia yang Terjadi di Masa Kehamilan?
Gejala anemia yang paling umum terjadi selama kehamilan adalah:
- Kulit, bibir, dan kuku pucat
- Merasa lelah, letih, dan lesu
- Pusing
- Sesak napas
- Nyeri dan sakit dada
- Detak jantung yang cepat dan tidak teratur
- Tangan dan kaki dingin
- Sulit berkonsentrasi
Mama perlu memperhatikan jika pernah mengalami ciri-ciri gejala anemia di atas, ya.
Dampak dari Anemia saat Hamil
Anemia defisiensi zat besi yang parah atau tidak diobati selama kehamilan dapat meningkatkan risiko:
- Bayi prematur atau lahirnya bayi dengan berat badan rendah
- Transfusi darah (jika kehilangan banyak darah selama persalinan)
- Depresi postpartum
- Bayi dengan anemia
- Seorang anak dengan keterlambatan perkembangan
Kekurangan folat yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko mengalami bayi prematur atau lahirnya bayi dengan berat badan rendah serta bayi dengan cacat lahir yang serius pada tulang belakang atau otak (cacat tabung saraf).
Kekurangan vitamin B12 yang tidak diobati juga dapat meningkatkan risiko memiliki bayi dengan cacat tabung saraf.
Mencegah Anemia Selama Kehamilan
Untuk mencegah anemia selama kehamilan, pastikan Mama mendapatkan cukup zat besi. Makan makanan yang seimbang dan tambahkan lebih banyak makanan yang tinggi zat besi ke dalam menu.
Usahakan untuk setidaknya tiga porsi sehari mengonsumsi makanan kaya zat besi, seperti daging merah tanpa lemak, daging unggas, ikan, sayuran berdaun hijau tua (seperti bayam, brokoli, dan kangkung), sereal, biji-bijian yang diperkaya zat besi, kacang-kacangan, lentil, dan tahu.
Makanan yang tinggi vitamin C juga dapat membantu tubuh menyerap lebih banyak zat besi. Makanan kaya vitamin C ermasuk buah jeruk, stroberi, buah kiwi, tomat, dan paprika
Cobalah makan makanan tersebut bersamaan dengan mengonsumsi makanan kaya zat besi. Misalnya, Mama barengi menu sarapan dengan segelas jus jeruk dan sereal yang diperkaya zat besi.
Selain itu, pilih makanan yang tinggi asam folat untuk membantu mencegah kekurangan folat. Makanan yang kaya asam folat seperti sayuran berdaun hijau, kacang kering, dan roti serta sereal yang diperkaya dengan asam folat.
Ikuti petunjuk dokter dalam mengonsumsi vitamin untuk ibu hamil yang mengandung zat besi dan asam folat dengan jumlah yang cukup.
Bagi Mama yang vegetarian atau vegan harus membicarakan dengan dokter tentang anjuran mengonsumsi suplemen vitamin B12 ketika hamil.
Pada tahap awal anemia, Mama mungkin tidak memiliki gejala yang jelas. Banyak dari gejala tersebut normal terjadi saat hamil bahkan jika Mama tidak pernah mengalami anemia sebelumnya.
Jadi pastikan ya, Ma, untuk mendapatkan tes darah saat jadwal pemeriksaan kehamilan rutin.
Itulah tadi pembahasan mengenai cara mengatasi anemia pada ibu hamil. Semoga bermanfaat ya, Ma!
Baca juga: