Mitos Ibu Hamil Cukur Rambut Kemaluan, Bagaimana Faktanya?
Cari tahu faktanya di sini agar tidak salah kaprah, Ma
6 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di antara sekian banyak mitos kehamilan yang beredar, Mama mungkin sudah tidak asing dengan mitos ibu hamil potong rambut kemaluan. Katanya, mencukur rambut kemaluan saat hamil bisa berbahaya bagi janin sehingga baiknya kegiatan ini dihentikan sementara.
Padahal, memotong rambut kemaluan terkadang kerap dilakukan ibu hamil, terutama menjelang persalinan. Lantas, apa yang harus dilakukan?
Perlukah menghentikan kebiasaan ini sampai persalinan tiba atau sebetulnya tidak masalah melakukannya karena anggapan itu hanyalah mitos belaka?
Agar tidak bingung, yuk kita simak fakta sebenarnya dari mitos ibu hamil cukur rambut kemaluan dari Popmama.com berikut.
Editors' Pick
Mitos atau Fakta Ibu Hamil Dilarang Potong Rambut Kemaluan?
Sebetulnya, mitos ibu hamil potong rambut kemaluan tidak sepenuhnya salah, Ma. Namun, bukan berarti kegiatan ini tidak boleh dilakukan sama sekali.
Mencukur rambut kemaluan saat hamil memang berisiko membahayakan janin, apabila tidak dilakukan dengan hati-hati.
Sebaliknya, bila Mama mencukur rambut kemaluan dengan benar, ada berbagai manfaat yang bisa Mama rasakan, seperti mencegah daerah vagina terasa lembab dan membuat proses persalinan jadi lebih bersih.
Kenapa Cukur Rambut Kemaluan Bisa Bahaya Bagi Janin?
Pada dasarnya, mencukur rambut kemaluan semasa hamil tidak akan berdampak langsung pada kesehatan janin. Namun, bila dilakukan dengan tidak benar, bercukur bisa membuat luka di kemaluan.
Apabila luka tersebut tidak cepat ditangani, Mama berisiko mengalami abses atau penumpukan nanah akibat bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui folikel rambut. Sekalipun bisa disembuhkan, abses yang tidak segera diobati bisa memicu terjadinya infeksi vagina.
Pada akhirnya, infeksi vagina tersebut meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kehamilan. Keguguran, bayi lahir prematur, dan bayi lahir dengan berat badan rendah merupakan risiko yang mungkin bisa terjadi.
Selain itu, mengutip dari situs Today’s Parent, mencukur rambut kemaluan di atas usia kehamilan 36 minggu bisa meningkatkan infeksi pada ibu hamil sehingga berpotensi membuat proses persalinan sesar harus dilaksanakan.
Cara Mencukur Rambut Kemaluan Semasa Hamil yang Benar
Salah satu penyebab terjadinya infeksi pasca mencukur rambut kemaluan ialah kurang bersih dan bagusnya alat cukur yang digunakan. Ibu hamil disarankan untuk tidak menggunakan pisau cukur untuk membersihkan rambut kemaluan, terutama yang sudah pernah dipakai sebelumnya.
Alat yang kurang higienis dan pernah dipakai berpotensi mengandung bakteri. Bakteri tersebut bisa masuk ke tubuh mama lewat luka lecet yang mungkin terjadi saat proses mencukur berlangsung.
Maka dari itu, ada baiknya Mama memilih cara bercukur lain yang lebih aman guna mengurangi efek sampingnya. Berikut beberapa alternatif cara yang bisa mama lakukan:
Waxing di tempat yang terpercaya.
Pakai krim penghilang rambut kemaluan, dengan catatan dilakukan setelah mendapat lampu hijau dari dokter kandungan.
Pakai gunting trimming sebagai cara teraman.
Kesimpulannya, mitos ibu hamil cukur rambut kemaluan tidak sepenuhnya salah. Namun, Mama tak perlu takut melakukannya. Cukup pastikan untuk mencukur rambut kemaluan dengan cara yang benar untuk mengurangi risiko yang tidak diinginkan.
Baca juga: