7 Hasil USG yang Sering Bikin Panik menurut Dokter Obgyn
Mama pernah mengalami hal berikut?
24 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai seorang Dokter Kandungan dan Ahli Fetomaternal, Purnawan Senoaji, Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi, sering kali membagikan edukasi seputar kehamilan melalui Instagram pribadinya.
Seperti unggahan terbarunya yang membahas seputar hasil USG ibu hamil yang sering kali membuat kaget dan panik. Dalam unggahannya, Purnawan menjabarkan apa saja hasil USG yang membuat panik para ibu hamil.
Dari hasil USG tersebut, beberapa di antaranya membuat para mama bertanya-tanya, apakah si Kecil baik-baik saja di dalam kandungan?
Untuk mengetahui jawabannya, berikut Popmama.com telah merangkum tujuh hasil USG yang sering membuat ibu hamil panik menurut dokter obgyn, Purnawan. Mama pernah mengalaminya?
1. Air ketuban yang keruh
Ketika kontrol kehamilan dengan USG dan melihat bahwa air ketuban dalam kandungan mama keruh atau tidak jernih, ini mungkin membuat Mama bertanya apakah si Kecil di dalam sana aman-aman saja?
Perlu diketahui, ketuban yang keruh terjadi ketika lepasnya partikel vernix/lapisan putih di kulit janin yang berfungsi sebagai pelindung dan pelapis kulit.
Mama harus tetap tenang jika mengetahui hal tersebut, sebab air ketuban berwarna hijaulah yang menjadi tanda gawat janin. Ini harus dilakukan pemeriksaan dengan cek arus darah doppler USG dan rekam CTG.
2. Perkapuran plasenta
Perkapuran plasenta merupakan deposit kalsium yang terjadi di plasenta, ini menjadi gambaran proses kematangan janin dan plasenta.
Hal ini normal terjadi bagi Mama yang sudah memasuki bulannya atau mendekati HPL. Namun, ini bisa menjadi masalah bagi Mama dan janin jika ditemukan di usia kandungan prematur atau di bawah usia 32 minggu.
Editors' Pick
3. Lilitan tali pusat di leher
Lilitan tali pusat atau LTP pada leher si Kecil di dalam kandungan tak selalu menjadi tanda masalah bagi janin yang dikandung, Ma.
Di masa kehamilan, LTP masih bisa lepas sewaktu-waktu saat Mama melakukan kontrol kehamilan. Ini semua tergantung dari keaktifan janin di dalam kandungan.
LTP sendiri bisa disebut bermasalah jika masih ada sampai fase persalinan tiba dan bisa membuat risiko persalinan menjadi terhambat, gawat janin, serta hipoksia/kurang oksigen.
4. HPL selalu berubah setiap kontrol
Hari Perkiraan Lahir atau HPL umumnya akan ditetapkan oleh dokter saat melihat dari perkembangan janin melalui USG. Namun, HPL juga sering kali berubah setiap kali kontrol kehamilan.
HPL sendiri adalah tanggal di mana sudah mencapainya usia kehamilan di 40 minggu. Untuk ibu hamil yang normal, mereka bisa melahirkan di usia kehamilan 37-40 minggu.
Purnawan menjelaskan, usia hamil dan taksiran lahir yang paling akurat adalah saat USG trimester awal atau saat memasuki usia 11-14 minggu.
Untuk mengetahui taksiran lahir yang pasti si Kecil, pastikan untuk selalui membawa hasil USG awal saat kontrol ya, Ma.
5. Adanya cairan di otak janin
Saat kontrol kehamilan, ada banyak pemeriksaan yang dilakukan dokter guna mengetahui kesehatan mama dan janin yang dikandung.
Salah satunya adalah pemeriksaan cairan otak pada janin untuk mengetahui apakah masih dalam batas normal atau tidak normal.
Ini bisa dikatakan normal jika cairan dalam otak janin masih berukuran di bawah 10mm. Namun, jika angkanya di atas normal, dokter akan terus mengevaluasi setiap bulannya.
6. Posisi janin telentang
Posisi Oksiput Posterior atau posisi telentang adalah posisi yang sering terjadi selama kehamilan, bahkan sampai pada fase awal persalinan yakni berkisar 10-34 persen.
Tidak perlu cemas, Ma. Sebanyak 90 persen janin umumnya akan kembali ke posisi normal jika sudah memasuki fase akhir persalinan. Jadi, posisi ini masih bisa berubah sampai mendekati persalinan tiba.
Hal-hal yang menjadi faktor risiko janin telentang bisa terjadi karena ini adalah kehamilan anak pertama, ukuran janin yang besar, ukuran panggul dan usia mama saat tengah hamil.
7. Letak plasenta di bawah
Perlu Mama ketahui, posisi plasenta masih bisa bergeser atau disebut dengan istilah migrasi plasenta. Saat diberi tahu dokter bahwa plasenta mama terletak di bawah, jangan langsung panik ya Ma, masih bisa berubah dan bergeser sampai akhir usia kehamilan, kok!
Yang perlu diketahui adalah jarak tepi plasenta di atas 20mm dari mulut serviks masih bisa naik lagi sampai empat minggu persalinan, Ma.
Itulah tujuh hasil USG yang sering kali membuat ibu hamil panik akan hasilnya. Menurut Purnawan Senoaji, rajinlah bertanya kepada dokter setiap kali kontrol kehamilan. Sebab, semakin banyak bertanya, makin banyak pula ilmu yang Mama dapatkan.
Semoga informasinya bermanfaat dan tetap semangat menjalani kehamilannya ya, Ma!
Baca juga:
- 5 Alasan Pentingnya Ibu Hamil Melakukan USG Fetomaternal
- Ketahui Dulu Faktanya, Ini 7 Mitos soal USG Kehamilan
- Apakah USG 5 Dimensi Aman bagi Janin? Cek Faktanya Dulu, Ma