Mengenal Apa Itu Hamil Gantung dan Tips agar Kehamilan Tetap Sehat
Pernah mengalami kondisi seperti ini, Ma?
7 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernah mendengar istilah hamil gantung, Ma? Istilah ini menjadi sebutan yang banyak beredar di kalangan masyarakat, di mana kondisi perut ibu hamil terlihat seperti menggantung.
Seperti yang diketahui bersama, bagian tubuh yang mengalami perubahan secara signifikan saat hamil adalah bagian perut. Umumnya, setelah melewati usia 12 minggu ke atas, perut mama akan mengalami perubahan yang kian membesar.
Tak hanya membesar, kondisi perut menggantung juga sering kali dialami oleh sebagaian Mama dengan kehamilan anak kedua, ketiga, atau seterusnya. Dalam video yang diunggah Bidan Ony atau yang akrab disapa Bidan Kriwil, di Youtube pribadinya, hamil gantung dalam bahasa medis disebut sebagai pendulous abdomen.
Lantas, apa penyebab dan bagaimana cara mengatasi hamil gantung? Berikut Popmama.com telah merangkum informasi selengkapnya terkait hamil gantung untuk Mama ketahui.
1. Mengapa bisa terjadi hamil gantung?
Hamil gantung adalah ketika perut ibu hamil mengalami kondisi yang menggantung. Lantas, mengapa ini bisa terjadi?
Dalam video yang dibagikan Bidan Kriwil, disebutkan bahwa ini terjadi karena otot yang menahan rahim mengalami kelemahan. Jadi, di dalam perut mama terdapat otot perut yang kalau kedua sisinya terpisah kemudian melemah dan tidak bisa menyanggah rahim dengan baik.
"Akhirnya rahim yang tidak tersanggah dengan baik itu seolah-olah jatuh ke depan atau biasa dikenal dengan perut gantung. Di mana kalau dilihat dari jauh itu perutnya memang agak maju ke depan dan agak turun ke bawah," ujar Bidan Ony menjelaskan.
Editors' Pick
2. Ibu hamil yang berisiko mengalami hamil gantung
Dalam penjelasannya, Bidan Kriwil juga membagikan siapa saja ibu hamil yang berisiko mengalami hamil gantung. Berikut di antaranya:
- Riwayat persalinan banyak. Ini terjadi karena otot perut seorang perempuan menjadi melebar.
- Hamil kembar. Memiliki rahim yang lebih besar dari ibu hamil dengan janin tunggal.
- Berat janin yang besar. Ketika berat badan janin terus bertambah, ini juga menjadi risiko Mama akan mengalami hamil gantung.
- Mama di atas usia 35 tahun. Semakin tua usia, maka otot rahim pun menjadi lebih elastis sehingga lebih berisiko mengalami kehamilan gantung.
- Riwayat cedera otot perut. Ini terjadi ketika terlalu sering melatih otot perut dan membuat otot terluka, sehingga dapat menimbulkan risiko hamil dengan perut menggantung.
3. Bahaya hamil gantung
Ketika Mama mengalami hamil gantung, Bidan Ony menyebutkan bahwa ini akan secara otomatis membuat posisi janin menjadi tidak optimal, Ma. Tak hanya itu, kehamilan gantung juga membuat jalan lahir si Kecil nanti tidak seperti kehamilan yang normal pada umumnya.
"Nah, karena posisinya yang nggak optimal, terus posisi jalan lahirnya juga nggak optimal, jadinya dia susah masuk panggulnya. Itulah sebabnya kenapa hamil gantung itu dibilangnya susah melahirkan, itu karena memang posisi janinnya agak susah masuk panggul," ujarnya.
Posisi janin yang tidak optimal ini juga membuat sebagian ibu hamil yang mengalami hamil gantung akan mengalami keluhan yang lebih parah di area belakang seperti di pinggang dan punggung, bagian perut bawah, area selangkangan, serta area tulang kemaluan.
4. Tips memperbaiki hamil gantung
Hamil gantung umumnya bisa dilihat pada trimester kedua kehamilan atau ketika perut mama sudah mulai terlihat membesar. Saat Mama merasa perut mengalami hamil gantung, Bidan Ony menyarankan untuk menggunakan penyangga perut, Ma.
Adapun kegunaan penyangga perut ini adalah untuk membantu menjaga rahim supaya tetap berada pada posisinya. Dengan mengenakan penyangga, diharapkan rahim mama tidak akan jatuh ke depan seperti menggantung.
Selain itu, Bidan Ony juga menyarankan Mama untuk melakukan prenatal yoga atau gerakan yang membantu menguatkan otot-otot sehingga bisa menjaga rahim tetap pada posisinya dan tidak "jatuh" ke depan.
5. Bisakah melahirkan normal saat mengalami hamil gantung?
Ketika posisi janin maju ke depan dan membuatnya lebih sulit turun ke arah panggul atau jalan lahir, umumnya ibu hamil dengan hamil gantung akan bertanya-tanya, "apakah tetap bisa lahir secara normal?"
Dalam penjelasannya, Bidan Ony menegaskan kepada Mama untuk tidak mengalami kecemasan atau ketakutan berlebih. Sebaiknya konsultasikan hal ini pada dokter terlebih dahulu. Di mana nantinya dokter akan membantu Mama untuk menjaga postur tubuh agar tetap tegak.
"Karena kalau kita senderan, itu sama aja memperparah. Nanti hamilnya malah semakin gantung ke depan. Jadi, kita bantu dengan postur tubuh terlebih dahulu supaya janinnya bisa masuk ke panggul. Lalu, konsultasi kembali dengan dokter kira-kira nanti bisa nggak ya lahiran normal," ucap Bidan Ony menjelaskan.
Itulah serba-serbi hamil gantung yang bisa Mama ketahui. Di usia yang sudah memasuki trimester kedua ini, apakah Mama mengalami hal tersebut? Jika iya, yuk segera lakukan apa saja yang disarankan oleh Bidan Ony di atas.
Semoga informasinya bermanfaat dan selamat menjalani kehamilan yang sehat sampai persalinan nanti ya, Ma!
Baca juga:
- Mengenal ERACS, Metode Persalinan Caesar dengan Pemulihan Lebih Cepat
- Apa Itu Makrosomia? Ini Penyebab Risiko Melahirkan Si Bayi Besar
- Mengenal Posisi Janin Usia 6 Bulan selama Berada di Dalam Kandungan