Paparan Rokok saat Hamil Berisiko Timbulkan Masalah Pernapasan Anak
Tak hanya rokok yang bahaya bagi ibu hamil, asapnya pun juga berisiko pada kesehatan anak
21 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Merokok adalah hal yang perlu perempuan hindari selama masa kehamilan. Selain akan membahayakan kesehatan ibu hamil, rokok juga akan mengganggu kesehatan janin yang dikandung.
Tak hanya rokok saja yang membahayakan kesehatan selama kehamilan, ibu hamil yang tidak merokok, namun terpapar asap rokok (perokok pasif) juga memiliki berbagai risiko kesehatan yang akan dialami.
Baru-baru ini, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa ibu hamil yang terkena paparan asap rokok akan meningkatkan risiko masalah pernapasan pada anak mereka setelah lahir kelak.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut Popmama.com telah merangkum mengenai studi baru yang menyebutkan bahwa paparan asap rokok saat hamil dapat meningkatkan risiko pernapasan pada anak.
Editors' Pick
1. Penemuan didasari dari kadar kotinin selama kehamilan
Dilansir dari Medicinenet, penelitian yang disusun oleh para ilmuwan dari Harvard Medical School ini didasari pada kadar kotinin darah selama kehamilan dan masa kanak-kanak.
Perlu diketahui, kotinin darah merupakan hasil nikotin yang diproses oleh tubuh. Sehingga para ilmuwan akan mengaitkan kadar kotinin dan berkurangnya fungsi paru-paru pada usia 6 tahun.
Adapun hasil penemuan ini nantinya dijadwalkan akan dipresentasikan oleh para ilmuwan pada pertemuan online American Thoracic Society.
2. Paparan kecil juga berefek pada fungsi paru-paru anak
Dalam penelitian yang dilakukan, tercatat bahwa adanya penurunan fungsi paru-paru pada anak yang terpapar asap rokok dalam jumlah banyak, maupun jumlah asap rokok yang sedikit.
"Sebagian besar paparan, terutama selama kehamilan adalah paparan langsung," ujar penulis utama, Dr. Hanna Knihtilä dari Harvard Medical School dan Brigham and Women's Hospital di Boston.
Dalam penjelasannya, disebutkan bahwa paparan dalam jumlah kecil pun akan memberikan risiko kesehatan anak ketika sudah besar, yakni akan merusak fungsi paru-paru anak.