Plasenta previa merupakan masalah kehamilan yang cukup ditakuti ibu hamil.
Plasenta previa adalah keadaan plasenta atau ari-ari melekat, berada di bagian bawah rahim sehingga berpotensi menutupi jalan lahir, baik sebagian ataupun menyeluruh.
Agar Mama menjalani kehamilan lebih tenang, simak dulu yuk penjelasan seputar plasenta previa berikut ini:
1. Plasenta previa umumnya terjadi sejak awal kehamilan
Unsplash/Hanna Morris
Umumnya, plasenta previa tidak terjadi secara dadakan. Sejak hamil muda biasanya plasenta previa sudah terdeteksi, bahkan bisa jadi pada saat cek ke dokter kandungan sejak pertama kali.
Gejala umum dari plasenta previa adalah ibu hamil mengalami pendarahan dan ini terjadi pada kebanyakan perempuan (70-80 persen) bisa mengalami kondisi seperti ini.
Tanda-tanda yang perlu diketahui sebaga berikut:
Saat mengalami pendarahan, tidak disertai rasa sakit seperti haid. Jika mengalami nyeri, itu karena terjadinya kontraksi rahim.
Pendarahan vaginal setelah usia kehamilan 20 minggu jadi karakteristik plasenta previa.
Pendarahan bisa bervariasi volumenya, dari ringan hingga berat. Beruntung, jika ringan hanya keluar bercak darah pada pakaian dalam ibu hamil.
3. Penyebab plasenta previa
Unsplash/John Schnobrich
Kebayang ya Ma, jika jalan lahir kita terhalangi. Pasti ini keadaan yang tidak normal, untuk itu kita perlu tahu penyebabnya.
Plasenta berada di bagian bawah rahim dan menutupi serviks karena sejumlah penyebab. Plasenta biasanya berpindah dari bukaan serviks ketika kehamilan berlanjut, jadi perempuan saat hamil muda lebih mungkin mengalami plasenta previa dibanding yang sudah hamil tua.
Meski hingga 6 persen perempuan dengan usia kehamilan antara 10 sampai 20 minggu bisa melihat bukti plasenta previa saat pemeriksaan USG, 90 persen kasus ini hilang dengan sendirinya ketika kehamilan semakin besar.
Plasenta previa yang tetap terjadi setelah kehamilan 20 minggu bisa karena kondisi abnormal pada rahim yang membuat plasenta menempel di area bawah rahim atau karena faktor yang membutuhkan peningkatan ukuran plasenta.
Biasanya setelah usia kehamilan 7 menuju 8 bulan, rahim semakin besar dan panggul Mama semakin melebar. Ini memungkinkan Mama untuk menjadi lebih baik dan plasenta previa tidak terjadi lagi, hilang dengan sendirinya.
4. Macam-macam masalah plasenta pada ibu hamil
Unsplash/Josh Bean
Ada bermacam-macam masalah plasenta pada saat ibu hamil, antara lain:
Plasenta yang menutupi serviks secara penuh (biasa disebut complete previa atau total previa).
Plasenta yang berada di sebelah kanan tepi serviks (marginal previa).
Plasenta yang menutupi sebagian serviks (partial previa).
Plasenta yang berada 2 cm di dalam serviks (low-lying plasenta).
Posisi plasenta ibu hamil biasanya bisa dilihat saat USG usia kehamilan 16-20 minggu dan dapat diulangi setelahnya jika diperlukan.
5. Apa yang perlu dilakukan jika mengalami plasenta previa?
Unsplash/Mel ElĂas
Jika Mama mengalami plasenta previa, rajinlah melakukan senam pernapasan. Posisi yang perlu dilakukan adalah 2 gerakan berikut ini:
Duduk sila, telapak kaki berhadapan (seperti tepuk tangan), angkat tangan ke atas sambil menarik napas dan turunkan sambil menghembuskan napas.
Posisi sujud, lutut bersimpuh, pala tertunduk dan menghadap kanan, pipi tersandar ke matras, dada menapak di matras. Panggul terdorong ke atas, rasakan punggung mungkin mengalami sedikit tarikan. Rasanya enak sekali nih Ma untuk menghilangkan pegal-pegal di bagian punggung. Hitung sampai 10 dan duduk secara perlahan.
Jika saat ini Mama memasuki kehamilan trimester kedua, atau kehamilan 14-27 minggu dan tetap mengalami pendarahan, segera konsultasikan keadaan Mama. Apakah kamu mengalami plasenta previa, jika iya, manakah masalah plasenta yang sedang kamu alami. Semoga kehamilan Mama bisa berjalan dengan baik ya, semangat Mama.